Chapter 13

734 79 4
                                    

KEESOKAN HARI

"Anjir besok Senin! Cepet banget dah," keluh Blaze

"Gw gak belajar lagi buat ujian." Taufan

"Besok ujian akhir ya?" Blaze

"Lo bodoh atau gak pinter sih, besok udah ujian akhir dan itu artinya gak lama lagi kita di sekolah itu." Solar

"Pfft kasihan si Hali, gak bisa ketemu ayang awokawok." Blaze

"Ya bisa-bisa aja sih, kan rumahnya gak jauh." Taufan

"Eh iya, ngomongin (Name). Kira-kira rencana gw berhasil gak ya?" Solar

"Gak tau, tanya Hali aja sana." Taufan

"Lah Hali kan lagi jalanin rencananya,"

=====

"Kalian masuk sendiri aja ya, kakak ada urusan. Gapapa kan?" (Name)

"Iya, kak." Trio Fusion

"Ya udah, dadah." (Name)

(Name) pergi membiarkan mereka bermain di rumah BoEl. Karena ia mempercayai BoEl, terutama Gempa untuk menjaga Trio Fusion.

(Name) pergi ke toko yang menjual berbagai peralatan belajar dan sejenisnya, dan tentunya Dina ikut.

Sesampainya di toko, mereka pun masuk dan (Name) segera mencari barang-barang yang ingin dibelinya.

"Kok kelihatannya bingung gitu, mending sekalian beli tokonya.. biar nanti bisa langsung ambil aja isinya." ujar Dina terdengar polos

"Heh astaga, mentang-mentang sultan toko pun mau dibeli." (Name)

"Hehe."

"Cuma mau beli buku tulis, ga banyak kok cuma tiga lusin." (Name)

"Ya udah ambil aja." Dina

"Oh iya, aku mau ambil alat tulis di rak sebelah. Ibu tunggu aja di sini." (Name)

"Ya udah, kalau kelamaan Ibu samperin ya." Dina

(Name) segera pergi ke rak yang dimaksud. Ia memilih-milih sebentar kemudian mengambil yang ia inginkan.

Saat itu juga, ia tak sengaja melihat seorang laki-laki yang begitu dikenalinya sedang bersama seorang perempuan.

'Itu Hali? Sama.. Yaya? Tumben lihat mereka bareng diluar tugas, bahkan sekarang akrab banget dah..' batin (Name)

'Jangan-jangan mereka pacaran? Kok gw ga tau, jangan-jangan keindigoan gw udah ga berfungsi.'

Lho ceritanya lagi negatif thinking, neng?

Ngapain negthink, toh akhir-akhir ini (Name) ngejauhin Halilintar karena hal yang sudah sama-sama kita ketahui. Jadi harusnya (Name) gapapa, apalagi kalau ngelihat Halilintar dah sama pilihannya.

'Ah udahlah, ngapain dipikirin. Mending balik.'

(Name) segera kembali kepada Dina yang sedang menunggu di kasir. Lalu mereka membayar dan segera pulang.

"Mau beli apa-apa lagi ga?" Dina

(Name) menggelengkan kepala.

"Ga mau jajan?" Dina

"Ga deh, lagi ga niat." (Name)

"Ya udah, ayo pulang." Dina

SKIP

"Eh aku nyamperin adik-adik dulu di rumah teman ya, udah siang juga." (Name)

"Oh ya sudah, hati-hati ya." Dina

True Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang