Chapter 14

779 86 5
                                    

Satu minggu sudah berlalu, yang menandakan ujian akhir para murid kelas XII sudah berakhir. Hanya menunggu waktu kelulusan.

Hari ini adalah hari minggu. (Name) sedang belajar karena gabut, besok juga adalah hari ulangan umum untuk murid kelas X dan XI.

"Huh bosan banget," ujar (Name) sambil menutup bukunya

"Mending jemput mereka di rumah BoEl deh, ini udah sore."

(Name) sedikit merapikan diri sebelum pergi ke rumah BoEl. Hanya dengan berjalan kaki, sudah sampai karena jaraknya yang dekat. (Name) menekan bel pintu, kemudian pintu terbuka.

Namun yang membukanya bukan Gempa atau Ice atau siapa yang diantara BoEl. Melainkan Yaya.

"K-kak Yaya ternyata di sini.." (Name) mencoba tersenyum ramah

'Udah tau sih,' batin (Name)

"Iya, kamu (Name) kan? Mau jemput adikmu ya." ujar Yaya

"Ya."

"Silahkan masuk." Yaya tersenyum manis sambil mempersilahkan (Name) masuk

"Mereka lagi di belakang," Yaya

"Baiklah. Aku sendiri saja ke sana." (Name)

(Name) segera pergi ke taman di belakang rumah tersebut. Ia melihat Trio Fusion sedang bermain dengan Blaze. Blaze jadi ikutan kayak bocil dah.

"Eh ada (Name), ngojekin nih bocah-bocah ya?" Blaze

"Iya ini udah sore. Pulang sekarang atau dimarahin orang tua mereka." (Name)

"Ya silahkan, hati-hati di jalan." Blaze

"Dadah, kak!" Trio Fusion

"Dadah, cil!" Blaze

(Name) tak berlama-lama berada di sana, ia sudah langsung pulang melalui jalan yang ada di luar rumah. Jadi (Name) tak perlu masuk lagi jika ingin keluar (kok jadi ga jelas sih).

"Kami pulang." (Name)

"Kakak! Jangan langsung ke kamar! Kita main yok!" FrostFire

"Iya kak, lama kita ga main bareng." Supra

"Kalian mandi dulu, kakak harus belajar buat besok. Lain kali aja,"

(Name) hendak melangkah namun terhenti saat mendengar Trio Fusion yang mulai menangis.

(Name) jadi tak tega, apalagi kalau udah dilihat oleh Ibu mereka. Bisa-bisa sapu melayang. (Name) hanya bisa menghela nafas.

"Ya udah deh sini, main sama kakak." (Name) berjongkok untuk menyamakan tingginya dengan Trio Fusion

"Hiks kalau kita udah nangis aja kakak langsung mau." Supra

"Iya! Kakak ga usah bohong, kakak ga sayang kita lagi kan?" FrostFire

(Name) hanya bisa menatap ketiga sepupu kecilnya dengan sendu, sementara mereka mengoceh. Mengeluarkan isi hati mereka.

"Kakak udah beda!"

(Name) jadi sedikit tertegun. Dirinya jadi sangat berbeda, bahkan sampai menyakiti anak kecil.. jahat juga ya kalian.

"Maafin kakak-"

Trio Fusion langsung berlari ke kamar orang tua mereka. (Name) merasa sakit hati karena hal ini. Rasanya baru saja keadaan mulai membaik, malah ada masalah lagi. Erghh.

(Name) pun berjalan ke kamarnya, wajahnya tampak sendu dan matanya sedang menahan air. Ia merasa gengsi ingin jika menangis di luar kamarnya. Apalagi di luar rumah.

True Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang