Chapter 6

919 105 2
                                    

KEESOKAN HARINYA

"Bi! Aku mau sekolah!" (Name)

"Ga boleh! Kamu masih sakit, jangan maksain. Nanti kamu malah ngerepotin di sekolah," Bi Ina

"Ga bakal! Udahlah minggir, mau lewat!" (Name)

"Ga boleh, (Name) harus tinggal di rumah!" Bi Ina

Tiba-tiba muncul satu ide jahil di kepala (Name).

"Bibi! Lihat, ada pesawat!" (Name) menunjuk ke langit-langit rumah

Entah kenapa, Bi Ina malah salah fokus dan melihat ke arah yang (Name) tunjuk. (Name) pun cekikikan dan langsung berlari keluar rumah.

"Heh! Kamu bohongin Bibi ya!" Bi Ina

"Ahahaha! Dadah, Bi!" (Name)

SKIP

(Name) telah tiba di sekolah. Ia jadi ngos-ngosan setelah lari pagi dari rumah hingga ke sekolah, padahal luka di kakinya masih baru, malah ngeyel gitu. Kemudian (Name) berjalan ke dalam sekolahnya yang masih sepi karena baru pukul 06.20.

'Bwahaha aku akan menguasai sekolah.' batin (Name)

Setelah meletakkan tas sekolahnya di kelas, (Name) berjalan-jalan di sekitar sekolah. Di sepanjang jalan yang ia lewati, terlihat sepi. Hanya ada beberapa murid di sana. Murid-murid itu yang melihat (Name) sedang berjalan-jalan seperti anak kecil merasa terheran-heran. Namun (Name) tak peduli.

Halilintar yang kebetulan lewat melihat (Name) dari arah yang berlawanan. (Name) juga melihat Halilintar dan menyapanya dengan senyum lebar yang tampak manis. Halilintar langsung memalingkan wajahnya, berpura-pura tidak melihat (Name) di sana. (Name) dibuat bingung dengan respon Halilintar, lalu langsung menghampirinya.

"Kak Halilintar!" (Name)

Halilintar melirik (Name) dengan wajah dingin yang selalu ditampilkannya. Lalu hanya mengangkat satu alisnya, yang artinya ia bertanya.

"Ish sapa balik ngapa kalau disapa temen, malah angkat alis." (Name)

"Hai." ucap Halilintar dengan dingin

"Mendingan." (Name)

Halilintar menatap (Name) yang lebih pendek darinya, namun tatapannya tampak menyeramkan.

"Ngapain sekolah?" Halilintar

(Name) sedikit terkejut.

"Ya- belajar." (Name)

"Masih sakit malah ke sekolah. Mau repotin siapa lagi?" Halilintar

"Ga ada, lagian aku kalau kenapa-napa di sekolah juga ga ada yang peduli selain kak Halilintar," ujar (Name)

"Atau mungkin kembaran kakak yang lain juga hehe." (Name)

"Tch gak usah cengengesan." Halilintar

Senyuman (Name) jadi luntur. Ia tak yakin, Halilintar hanya menunjukkan sifat tegas dan dinginnya saja atau sedang marah. (Name) mulai berpikir untuk mengalihkan suasana.

"Alah ngapain marah si, mukanya jadi serem tau. Senyum dong biar ga serem." ujar (Name)

(Name) berjinjit agar bisa memegangi pipi Halilintar lalu sedikit menarik sudut bibirnya.

"Heheh begini kan ga serem lagi." (Name)

HALILINTAR P.O.V

Kelakuan anak ini tak jauh berbeda dengan kakaknya. Kakaknya juga memiliki sifat jahil, meski tidak terlalu jahil karena tergolong orang kalem. Namun sama-sama orang yang menyenangkan. Hanya dua gadis ini yang berani bersikap seenaknya padaku, dan aku tidak marah.

True Love [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang