Tiga Puluh Delapan

1K 102 64
                                    

Seorang gadis cantik baru saja turun dari pesawat.

"Hah aku kangen dengan udara di negara ini" ujarnya menghembuskan nafasnya menikmati udara negara kelahiran Ayahnya setelah sekian lama menetap di Jepang.

Gadis itu berjalan menuju mobil yang akan ia tumpangi menuju kediamannya.

"Gimana ya kabar yang lain, aku merindukan mereka bertiga" gumam gadis itu dan menatap gedung gedung yang ada diluar jendela dengan senyumannya.

"Sudah lama aku tidak kesini dan makin banyak yang berubah"

"Tempat yang sering anda dan teman teman kunjungi masih tetap sama non" ujar sang sopir membuat gadis itu tersenyum.

"Benarkah? Baguslah. Tempat itu sangat berharga bagi kami"

Dan mobil itu pun berjalan membelah kemacetan ibu kota dengan kecepatan sedang.

🖤🖤🖤

Jeonghan dan Jihoon sedang berada di cafe tak jauh dari rumah mereka. Jeonghan menghubungi wonwoo agar datang kesana beserta tunangannya.

Keduanya melamun karena menunggu wonwoo yang masih belum datang. Difikiran mereka hanya tidak menyangka jika orabg orang terdekat mereka bisa melakukan hal sekejam itu. Bahkan menyabotase kecelakaan mereka bertiga.

"Ji,kau tau aku punya rencana yang mungkin saja ini sangat diluar nalar. Tapi sepertinya cara ini yang bisa membawa kita kembali ke dunia asal kita" ucap Jeonghan setelah sekian lama terdiam dan mengaduk ngaduk minumannya itu.

"Aku juga berfikir yang sama, kita bisa meringankan rencana merek bukan?" Setuju Jihoon membuat Jeonghan menyunggingkan senyumannya.

Tak lama wonwoo dan mingyu pun datang bersama dengan Seungkwan serta Jun.

"Oh kalian berdua juga ikut" tanya Jihoon karena mereka tidak mengundang Seungkwan dan Jun tapi kenapa mereka berdua ikut?

"Ah,tadi kebetulan aku bertemu dengan Seungkwan dijalan lalu Jun sedang menunggu Minghao dan mamanya belanja jadi aku menyuruhnya untuk menunggu disini saja."  Jelas wonwoo membuat Jeonghan dan Jihoon ber oh ria. 

"Ah iya, Seungcheol masih ganggu kamu Han?" Tanya Jun yang penasaran dan membuat semua yang ada disana pun ikut penasaran.

"Yeah, seperti itu lah. Aku juga capek harus umpet umpetan mulu. Lagipula Seungcheol tuh berbahaya" jawab Jeonghan yang sedikit dibuat buat.

Mingyu menatap Jeonghan dengan tatapan sedikit khawatir dan tidak ada yang tahu tatapan itu.

"Kenapa gak bilang aja sama orang tua eonnie? Siapa tau bisa bantu" saran Seungkwan

Jeonghan menghela nafas sebentar lalu meminum minumannya yang sedari tadi ia aduk aduk.

"Mungkin aku akan langsung diomeli" ujar Jeonghan terkekeh.

"Lagipula juga dulu yang meminta dijodohkan dengan Seungcheol kan aku" lanjutnya.

Akhirnya semua pun mengobrol dengan asik tanpa sadar bahwa salah satu diantaranya ada yang menatap Jeonghan dengan benci.

🖤🖤🖤

J

isoo dan Seokmin masih mendekorasi gudang yang akan dijadikan markas mereka, mereka bertiga juga sudah izin terhadap guru maupun kepala sekolah untuk menjadikan tempat ini sebagai markas dan tempat belajar mereka.

"Sepertinya kita harus menaruh cctv di depan pintu" saran Seokmin

"Baiklah kalau begitu, besok kita taruh cctv disana. Tapi bukankah kalau ada cctv itu akan membuat curiga ya?"

Jisoo berfikir sebentar lalu mengiyakan ucapan Seokmin.

"Benar juga,ehmm lagi pula ruangan ini dekat dengan ruang guru dan didepan ruang guru pun sudah ada cctv. Ya sudah kita pakai cctv itu saja"

Mereka berdua pun melanjutkan acara mendekorasi tempat itu yang sempat tertunda.

Beberapa menit kemudian tempat itu pun selesai di dekorasi menjadi tempat yang layak untuk di gunakan sebagai markas.

"Hah... Akhirnya selesai juga" ujar Jisoo menjatuhkan tubuhnya ke kasur yang ada disana.

Seokmin yang melihatnya pun hanya terkekeh geli melihat kelakuan tunangannya yang dulu sempat ia tolak.

.

.

.

.

Tbc.....

Hai! Hai!

Gimana? Udah ketemu kan pelakunya siapa? Kkkkk


🖤12-08-2022🖤

[✓]What's Wrong |gs|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang