"02"

940 93 3
                                    

.
.

Hari ini Sunoo dan Heeseung berjalan beriringan menuju halte bus.

Pagi ini Jake lagi-lagi memasrahkan Sunoo pada Heeseung karena pemuda itu ada tugas kuliah yang mengharuskannya menginap satu hari di luar kota.

Tentu bukan tanpa alasan Jake menitipkan sang adik pada Heeseung. Jake tentu sangat mempercayai remaja itu. Heeseung adalah tetangga Jake dan Sunoo. Selama bertetangga dengan remaja itu, Heeseung sudah banyak membantunya. Terlebih dalam menjaga Sunoo. Heeseung benar-benar dapat di andalkan. Anak itu benar-benar menjaga Sunoo dan tak membiarkannya lecet sedikit pun. Itulah mengapa Jake sangat mempercayai Heeseung.

Ah dan satu lagi, keluarga mereka juga sangat dekat meskipun orang tua Sunoo dan Jake sudah lama ini meninggalkan rumah.

"Ck! Lo bisa gak sih! Diem gitu! Gak usah senyum-senyum gitu! Lo bikin gw takut!" Amuk Sunoo yang membuat Heeseung diam dan menghilangkan senyumnya.

"Maaf" lalu dia mengunci rapat bibirnya.

Bus yang mereka tunggu telah tiba. Heeseung mempersilahkan Sunoo memasuki Bus lebih dulu.

"Duduk gih" suruh Heeseung karena hanya ada satu kursi kosong yang tersisa di samping seorang ibu-ibu.

"Lah elo?" Tanya Sunoo.

"Aku tetep di samping kamu kok" dan Sunoo menyesali pertanyaannya.

Akhirnya gadis itu duduk dengan Heeseung yang berdiri disampingnya. Menikmati wajah kesalnya dengan senyuman.

Bus mulai melaju, Heeseung masih setia menatap Sunoo dengan senyumannya. Sungguh, dirinya sudah lama bersama Sunoo dan berteman dengan anak itu. Bahkan ini bukan pertama kalinya mereka dekat seperti ini. Namun Heeseung tetap saja akan berdebar jika berada di dekat gadis itu.

Hingga ..

Tatapan itu berubah tajam saat seorang yang tak jauh di sampingnya nampak tersenyum aneh dengan tatapan yang mengarah pada Sunoo. Ke paha Sunoo lebih tepatnya.

Srek!

Brug!

"Lo apaan sih!" Geram Sunoo tertahan. Mata rubahnya jelas memperlihatkan dirinya ingin menghajar Heeseung yang seenak jidatnya meletakkan tasnya di pangkuan Sunoo.

"Berat!" Dinginnya. Bahkan fokusnya tak mengarah ke Sunoo saat ini. Membuat gadis itu tertegun dan menuruti keinginan teman sekaligus tetangganya itu.


.
.

Hening menerpa, kini Heeseung dan Sunoo sudah turun dari bus dan meninggalkan halte menuju gerbang sekolah.

"Ganti rok" Sunoo menatap seorang yang baru saja bicara.

"Lo ngomong ama gw?" Sunoo menunjuk dirinya sendiri.

"Bukan! Ama buk Jenni! Ya iyalah sama elo!"

"Eh kok lo nyolot ama gw!" Amuk Sunoo. Dia gak terima di bentak ama Heeseung. Dan apa tadi? Heeseung bahkan menggunakan kata loe gw?

"Yakan gw lagi jalan ama lo! Masuk akal lo nanyain gw nanya ke siapa?!" Balas Heeseung lagi yang semakin membuat Sunoo geram dan pergi begitu saja. Meninggalkan Heeseung yang nampak merutuki kebodohannya.

"Heeseung bego!"








.
.

Jam istirahat.
Sunoo benar-benar tak melirik Heeseung sedikitpun. Sepertinya remaja itu masih marah. Sedang Heeseung, remaja itu malah merasa bimbang dan bingung harus apa.

"Tumben lo gak ngerecokin Sunoo. Biasanya guru belum keluar kelas dah lo datengin" tanya Jay. Dia adalah sahabat Heeseung.

Heeseung memasang wajah lesunya yang nampak menjijikkan di mata Jay.

Cold or Sweet? (HeeNoo/SungSun) / GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang