"04"

539 74 4
                                    

.
.

Sunoo memasuki kelasnya seorang diri. Sudah dua hari ini Heeseung tak bertegur sapa dengannya. Bahkan saat Sunoo datang untuk mengantar sesuatu ke Rumahnya. Hanya ibu Heeseung yang menyapanya. Jika bertanya di mana Heeseung? Ibunya selalu menjawab jika Heeseung tengah belajar.

Apakah Sunoo percaya?
Tentu tidak. Gadis itu malah berkata

'Heeseung? Belajar? Siap-siap hujan. Tujuh hari tujuh malam'

Yah, seperti itulah Kim Sunoo.

Sunoo mendudukkan dirinya di kursi. Netranya tak sengaja menatap ke arah pintu dimana ada Heeseung dan Jay yang nampak bercanda di sana.

Lagi, tatapan mereka sempat bertemu. Namun lagi, manik rusa itu lebih dulu memutusnya. Mengundang tatapan bingung dari Jay untuk temannya itu.

"Lo ada masalah lagi ama Sunoo?" Bisiknya.

"Gak papa" jawabnya dengan tatapan sinis dan berlalu.

"Dasar ABG" desisnya dan menyusul Heeseung.

Brugh!

Heeseung menatap tajam seorang yang baru saja menabrak bahunya. Paginya sudah buruk, kini kian buruk setelah melihat wajah menyebalkan itu.

"Apa!" Dingin Sunghoon.

Namun Heeseung tak perduli, remaja itu lebih memilih berlalu meninggalkan Sunghoon yang masa bodoh terhadapnya.

"Kenapa?" Kini Sunghoon bertanya pada Sunoo yang nampak fokus memperhatikan Heeseung.

"Gak papa" jawabnya kemudian yang tak di perduli Sunghoon.





.
.






Perpustakaan.

Tepat jam pelajaran terakhir, Guru mata pelajaran dikabarkan tak hadir dan memberikan tugas menuju ke Perpustakaan untuk membaca buku dan membuat Ringkasan.

Jika biasanya Sunoo akan duduk dan menahan kesal pada Heeseung yang akan mengganggunya. Namun kali ini berbeda. Remaja itu sama sekali tak mendekati atau menyapanya. Justru sekarang remaja itu nampak sibuk dengan beberapa teman lainnya.

"Sunoo, kamu di panggil Bu jenni" ujar Tisa selaku Ketua Kelasnya.

"Kenapa?"

"Ya mana gw tau. Dah sana" lalu Tisa berlalu.

Sunoo menutup bukunya lalu beranjak. Dan hal itu tak lepas dari pandangan Heeseung. Remaja jangkung itu memutuskan untuk bangkit dan menyusul sahabatnya itu.

Sunoo nampak memasuki Ruang Guru dengan Heeseung yang nampak mengintip dari luar.

"Ada apa ya bu? Memanggil saya?" Tanya Sunoo sopan.

"Eh, Sunoo sudah datang" senyum bu Jenni selaku wali kelas Sunoo.

"Jadi gini, Sunghoon kan ada kegiatan lomba ice skating nih. Jadi ibu mau minta tolong sama kamu. Kamu bisa gak datang ke perlombaan Sunghoon? Kamu jadi perwakilan kelas yang dukung dia. Gimana? Bisa?" Tanya Jenni sehalus mungkin.

"Eum,, kalau saya gak masalah bu. Tapi, apa saya boleh tahu alasan kenapa saya yang di utus?" Tanya Sunoo.

"Oh, itu. Ibu lihat kamu dekat dengan Sunghoon. Bahkan kadang kalian di kabarkan pacaran. Jadi menurut ibu agar ada chemistry yang bagus. Jadi ibu milih kamu buat jadi supporter Sunghoon"

"Ibu pengen Sunghoon banyak senyum" lanjutnya yang membuat Sunoo beku dan sulit menolak.

Bukan rahasia umum jika Sunghoon itu dijuluki pangeran es atau kulkas atau es batu karena aura dinginnya. Remaja itu memang jarang tersenyum, bahkan hanya bisa di hitung dengan jari berapa kali remaja itu tersenyum. Jadi wajar jika Sunoo terkejut akan alasan gurunya ini kan?

Cold or Sweet? (HeeNoo/SungSun) / GSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang