15 - Dimana Bumi Dipijak, Disitu Langit Dijunjung

1.2K 279 25
                                    

Malam sudah beranjak larut. Jarum pendek di jam dinding sudah menunjukkan angka sebelas dan warung Pak Pulungan sudah tutup sejak satu jam yang lalu. Suara binatang malam semakin nyaring terdengar di kesunyian malam. Desa Salam memang memiliki warga yang ramai, tetapi kegelapan malam membuat warga malas untuk keluar rumah di malam hari. Di pukul sembilan saja hanya tinggal beberapa motor yang berlalu-lalang.

Para warga seringkali mengeluhkan kondisi jalanan dan minimnya penerangan malam hari di desa mereka, tapi hal tersebut belum mendapatkan tanggapan serius dari pemerintah. Padahal dua hal tersebut merupakan hal yang sangat penting bagi masyarakat. Entah sampai kapan para warga harus menunggu, setiap kali mereka menyerukan kembali permintaan akan kepedulian terhadap desa mereka, jawaban yang didapat selalu sama. Sabar, semuanya butuh proses.

Di salah satu kamar di dalam joglo, Yada menatap bingung pada Sky' yang sejak tadi hanya terdiam. Obat yang seharusnya sudah diminum setelah makan tadi masih tergeletak diatas nakas, tanpa disentuh sama sekali. Apa lagi yang salah? Bukankah seharusnya mantan bosnya itu bersemangat karena keinginannya untuk bertemu Mbak petugas klinik yang baru di sebelah sudah tercapai?—ya meski dengan pengorbanan yang amat sangat menyakitkan.

"Itu obatnya diminum, Mas. Abis itu tidur." Yada memutuskan untuk tak bertanya dan lebih memilih membiarkan saja kelakuan aneh Sky'. Ia bergegas keluar dari kamar begitu mendengar suara bapaknya memanggil.

Sepeninggal Yada, Sky' menatap kosong plafon kamar yang terdiri dari susunan kayu-kayu yang dipelitur. Siang tadi, ia kembali bertemu Wiya berkat insiden jatuhnya dari pohon mangga, juga mencoba peruntungannya meminta nomor ponsel Wiya. Boro-boro nomor ponsel, yang ia dapatkan dari Wiya malah umpatan karena mulut bodohnya yang terang-terangan melontarkan pelecehan pada gadis itu.

Flashback on.

"Brengsek!"

Sky' hampir saja berpikir telinganya ikut tuli pasca jatuh dari pohon tadi. Tapi saat Wiya mengulangi ucapannya, ia yakin bukan telinganya yang salah. Wiya memang mengumpat. Sungguh tak disangka-sangka!

"What?"

"Ya, kamu brengsek!" Wiya berkata lagi. Sky' mengerjap bingung. Seumur hidupnya, baru ini ada orang yang berani mengumpatinya langsung di depan wajahnya dan ia sama sekali tak merasa marah.

Belum cukup sampai disana, gadis itu juga melengkapi umpatannya dengan kata-kata umpatan lainnya yang membuat Sky' benar-benar ternganga tak percaya.

"And you smell like hell!"

Flashback off.

Sky' sedikit terkekeh. Wiya sangat lucu saat sedang marah dan tersinggung. Her beautiful face turned into pink. Ah, sepertinya mulai saat ini menggoda Wiya akan jadi hobi barunya.

Mereka baru bertemu beberapa kali. Tapi hanya lewat pertemuan singkat itu, Sky' cukup merasa senang. Bersama Wiya, ia tak perlu berpura-pura bersikap baik seperti citra yang ditampilkannya selama ini. Juga tak perlu bersikap sok jantan dan tebar pesona. Seperti tadi, ia sendiri tak menyangka dirinya bisa merengek seperti orang bodoh di depan Wiya.

Ia menyukai Wiya. Well, pria normal mana yang tidak? Yada saja sampai berubah gagu seperti orang tolol saat berhadapan dengan gadis itu. Wiya memiliki semua hal yang diketahui Sky'—diinginkan oleh hampir semua perempuan. Tubuh ideal dalam artian tidak terlalu tinggi dan tidak pula pendek untuk ukuran orang Indonesia, tidak gemuk dan tidak juga kurus. Pas. Saat melihatnya dari dekat tadi, Sky' menyadari bahwa Wiya memiliki kulit yang putih bersih seperti porselen. Wajahnya benar-benar bersih dari jerawat dan permasalahan kulit lainnya. Jangankan jerawat, pori-porinya saja tak kelihatan sama sekali. Hidungnya kecil dan mancung. Matanya bundar berkilau dan dibingkai bulu mata lentik dan alis yang rapi. Sky' seperti melihat boneka hidup saat kedua mata itu berkedip. Benar-benar menggemaskan. Lalu bagian terbaiknya adalah dua belah bibir tipis yang berbentuk love shape yang merona basah, membuatnya ingin—

Langit Diatas LangitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang