Pukul 22:22
Kafka melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah, hari ini sangat melelahkan, kertas yang menumpuk, mata yang memerah karna lelah, tangan yang lemah, tubuh terasa sakit semua,
belum lagi pikiranya kemana - manaa, dan masih terngiang jelas perkataan serly di kantor tadi 'istrimu saja tidak akan bertahan lama
Perkataan serly itu, jelas membuat kepala nya pusing, saat akan menaiki tangga dia melihat seorang wanita yang sedang berjalan kearahnya sambil tersenyum
"udah makan mas?" tanya salwa tersenyum tipis
Kafka hanya mampu menganguk, "yaudah sekarang mas kafka bersih² dulu, setelah nya baru istirahat" ucap salwa melangkah menuju dapur
Kafka hanya diam menatap kepergian istrinya itu, detik berikutnya dia kembali melanjutkan langkahnya
kafka memasuki kamar nya sambil melepaskan satu persatu pakaiannya, dari mulai dasi, ikat pinggang, baju, jam, kaos kaki, dia lembar sembarang arah, dan saat ini tujuannya cuma satu yaitu pergi kekamar mandi dan setelah nya tidur
beberapa detik kemudian salwa masuk kekamar, salwa melihat baju dan yang lain nya berserakan, dia mengambil nya dan memasukkanya kekeranjang
setelah nya dia siap - siap, ingin tidur di sofa, tak lama setelahnya kafka keluar dengan rapi memakai pakaian santai nya, salwa hanya melirik sebentar kearah suaminya itu setelahnya dia menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya
Kafka duduk di kasur sambil merengkang kan otot - ototnya, entahlah, saat ini tubuh nya terasa lelah dan sakit semua
salwa membuka matanya tak sengaja, dan dia melihat kafka sedang mengurut lehernya sendiri
"mau salwa pijitin?" tanya nya yang masih berbaring di sofa itu
Kafka menoleh sebentar "gak" ucap nya datar dan terus memijit lehernya
Salwa bangkit dari sofa itu dan mendekat kearah kafka "maaf ya mas, salwa izin buat nyentuh mas kafka" ucapnya dan kemudian mulai memijit leher kafka itu
Kafka menjauh sambil melihat salwa dengan sorot mata terkejutnya "tidak usah saya bisa sendiri!" ucapnya tegas
Salwa tak mengindahkan Perkataan salwa itu dia kembali memijit leher, serta pundak kafka
"sa...sal, u..udah" ucapnya gugup
"ga pp mas, mas kan lagi capek" ucap salwa dan terus memijit dengan lembut leher kafka
Kafka memejamkan matanya, merasakan setiap sentuhan istirnya itu, tidak dapat di pungkiri salwa memang jago dalam memijit, pijitan nya juga lembut
Tapi ini tidak bisa di biarkan, bisa - bisa kafka tidak bisa menahan dirinya "Aku bilang gak usah ya gak usah, paham gak!" bentaknya sambil berdiri
Salwa terperanjat kaget mendengar ucapan kafka itu "Astaghafirullah, tenang mas, ga perlu bicara seperti" ucap salwa sambil mengelus dadanya
"ini terakhir kalinya saya peringatkan, jangan menyentuh saya, karna saya jijik!" ucapnya tegas serta dengan sorot mata tajam nya
Salwa hanya diam mendengar setiap perkatan kafka yang bisa di bilang tajam serta menyakitkan itu "segitu bencinya mas kafka, sama salwa? sehinga di sentuh salwa saja mas kafka merasa jijik" tanya salwa santai dan tenang
"iya, sangat, sangat, sangat benci! Saya jijik sama kamu, sangat jijik" ucapnya
Salwa tersenyum penuh arti "kenapa tidak bebaskan saja ikatan ini, supaya mas kafka tidak lagi melihat salwa yang menjijikan ini, dan supaya salwa juga bisa bebas dari pernikahan ini" ucapnya santai "bagaimana kalo kita bercerai saja mas, karna pernikahan kita ini tidak ada kecocokan" ucap salwa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Wife [END]
Teen FictionWarning🔥 ⚠️AREA BAPER!⚠️ ⚠️KAWASAN BEBAS HALUU⚠️ tapi jangan berlebihan, gak baik, Allah membenci apa pun yang berlebihan ......... Cerita tentang.. Pasangan Yang Halal, tapi rahasia, Cerita ini juga tentang anak ke 3 dan anak bungsu "enak aja mau...