part - 15

9.9K 377 11
                                    

Pukul 22:22

Kafka melangkah kan kakinya masuk kedalam rumah, hari ini sangat melelahkan, kertas yang menumpuk, mata yang memerah karna lelah, tangan yang lemah, tubuh terasa sakit semua,

belum lagi pikiranya kemana - manaa, dan masih terngiang jelas perkataan serly di kantor tadi 'istrimu saja tidak akan bertahan lama

Perkataan serly itu, jelas membuat kepala nya pusing, saat akan menaiki tangga dia melihat seorang wanita yang sedang berjalan kearahnya sambil tersenyum

"udah makan mas?" tanya salwa tersenyum tipis

Kafka hanya mampu menganguk, "yaudah sekarang mas kafka bersih² dulu, setelah nya baru istirahat" ucap salwa melangkah menuju dapur

Kafka hanya diam menatap kepergian istrinya itu, detik berikutnya dia kembali melanjutkan langkahnya

kafka memasuki kamar nya sambil melepaskan satu persatu pakaiannya, dari mulai dasi, ikat pinggang, baju, jam, kaos kaki, dia lembar sembarang arah, dan saat ini tujuannya cuma satu yaitu pergi kekamar mandi dan setelah nya tidur

beberapa detik kemudian salwa masuk kekamar, salwa melihat baju dan yang lain nya berserakan, dia mengambil nya dan memasukkanya kekeranjang

setelah nya dia siap - siap, ingin tidur di sofa, tak lama setelahnya kafka keluar dengan rapi memakai pakaian santai nya, salwa hanya melirik sebentar kearah suaminya itu setelahnya dia menarik selimut menutupi seluruh tubuhnya

Kafka duduk di kasur sambil merengkang kan otot - ototnya, entahlah, saat ini tubuh nya terasa lelah dan sakit semua

salwa membuka matanya tak sengaja, dan dia melihat kafka sedang mengurut lehernya sendiri

"mau salwa pijitin?" tanya nya yang masih berbaring di sofa itu

Kafka menoleh sebentar "gak" ucap nya datar dan terus memijit lehernya

Salwa bangkit dari sofa itu dan mendekat kearah kafka "maaf ya mas, salwa izin buat nyentuh mas kafka" ucapnya dan kemudian mulai memijit leher kafka itu

Kafka menjauh sambil melihat salwa dengan sorot mata terkejutnya "tidak usah saya bisa sendiri!" ucapnya tegas

Salwa tak mengindahkan Perkataan salwa itu dia kembali memijit leher, serta pundak kafka

"sa...sal, u..udah" ucapnya gugup

"ga pp mas, mas kan lagi capek" ucap salwa dan terus memijit dengan lembut leher kafka

Kafka memejamkan matanya, merasakan setiap sentuhan istirnya itu, tidak dapat di pungkiri salwa memang jago dalam memijit, pijitan nya juga lembut

Tapi ini tidak bisa di biarkan, bisa - bisa kafka tidak bisa menahan dirinya "Aku bilang gak usah ya gak usah, paham gak!" bentaknya sambil berdiri

Salwa terperanjat kaget mendengar ucapan kafka itu "Astaghafirullah, tenang mas, ga perlu bicara seperti" ucap salwa sambil mengelus dadanya

"ini terakhir kalinya saya peringatkan, jangan menyentuh saya, karna saya jijik!" ucapnya tegas serta dengan sorot mata tajam nya

Salwa hanya diam mendengar setiap perkatan kafka yang bisa di bilang tajam serta menyakitkan itu "segitu bencinya mas kafka, sama salwa? sehinga di sentuh salwa saja mas kafka merasa jijik" tanya salwa santai dan tenang

"iya, sangat, sangat, sangat benci! Saya jijik sama kamu, sangat jijik" ucapnya

Salwa tersenyum penuh arti "kenapa tidak bebaskan saja ikatan ini, supaya mas kafka tidak lagi melihat salwa yang menjijikan ini, dan supaya salwa juga bisa bebas dari pernikahan ini" ucapnya santai "bagaimana kalo kita bercerai saja mas, karna pernikahan kita ini tidak ada kecocokan" ucap salwa

My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang