Part - 47

6.3K 319 129
                                    

Assalamualaikum
Apa kabar gaiss, semoga selalu sehat dan dlm lindungan allah swt
Aamiin

ini jangan lupa di vote dan dikomenttt, btw terimah kasih banyak yang udah setia🤗sayang kalian banyak - banyak🖤

Tandai kalo menemukan TYPO

...

"akhirnya kita ketemu lagi pak puh" ujar gus el sambil tersenyum smirk

Pria yang sedang duduk dgn kondisi mabuk itu mendongakan kepalanya "el" ujarnya sambil berusaha berdiri

"duduk saja pak puh" ujar gus el

"sedangkan apa kamu disini?" tanya pak puhnya dgn lingluy

"pak puh sendiri sedang apa disini, malem² dan" jeda gus el sambil melihat penampilan pamannya itu "apa ini? Pak puh masih minum?" kaget gus el

Pria yang dipangil gus el itu tersenyum kecut "dia lah hidupku el, tanpa minum dunia ini tidak berwarna" ujarnya

"apa karna hidup pak puh tidak berwarna, pak puh juga meracuni hidup kami?" tanya gus el dgn mode santai

Pak puh mendongkan menatap gus el "heii el dengar, saya tidak perna meracuni kalian, saya sayang kalian, kamu tau betul itu" ujarnya setengah sadar

gus el memejamkan matanya "kalo sayang ga mungkin menjerumuskan aku dan mas kafka kedalam kesesatan!" teganya santai

"yang sesat itu siapa? tunguh! Itu bukan pak puh" ujarnya sambil menutup mulutnya sendiri "yang sesat itu hamza, iya hamza abi kalian, hahaha," ujarnya sambil tertawa

"hentikan pak puh! hentikan drama ini semua! apa tidak ada rasa kasihan sedikit saja sama umi? Apa pak puh masih ingat sama umi, umi hampir stres karna tindakan dan ulah pak puh! " bentak gus el

"heiiii tutup mulut mu, anak kecil tidak usah ikut campur urusan org dewasa, apa kamu masih ingat hotel tempat kita menginap, dan jam satu" ujar pak puh tersenyum licik sambil menatap gus el lekat

"dgn bicara seperti itu pak puh mau apa? mau mengingatkan saya tentang kejadian kelam itu? Kejadian maksiat yang dilakukan pak puh? kejadian tidak manusiawi yg dipertontonkan kepada anak dibawah umur" jeda gus el tertahan

"pak puh pikir dgn mengingatkan aku tentang kejadian itu, sakit ku akan kambuh?" tanya gus el "silakan, itu ga ada pengaruh apa - apa, karna aku bukan el!" tegas gus el

"apa maksudmu el" tanyanya

"tidak tau malu, mengingatkan dan menceritakan aib sendiri kepada orang lain!" cibir gus el tajam "berobatlah pak puh, kita tidak tau kapan ajal menjemput, sudah tua bukannya memperbanyak amal untuk bekal keahirat, mala asik menambah maksiat, astaghafirullah" istighfar gus el

"ceramah dan nasehat mu tidak berlaku disini, sebaiknya kamu pergi, saya pendosa tapi tidak mau diceramahi oleh anak stres dan punya ganguan kejiwan kaya kamu ini el, seharunya abi mu memasukan kamu ke rumah sakit jiwa, ini mala dibiarkan berkeliaran" ujar pak puhnya santai

gus el tersenyum tipis "terus apa bedanya aku sama pak puh? Sama - sama punya ganguan kejiwaan, bedanya cuma aku masih sadar mana yang haram dan mana yang tidak sedangkan pak puh sendiri waras tapi setengah gila" jeda gus el "maaf pak puh tapi ini kenyataan" ujarnya lagi

"anak tidak tau malu, anak durhaka, tidak punya sopan santun dan adab, enyahlah dari hadapan!" bentak pak puh tersulut emosi

"tahan pak puh, tanpa pak puh suruh pun aku akan pergi, semoga setelah ini pak puh dalam keadan baik - baik saja, dan kembali kejalan yang lurus, assalamualaikum" pamit gus el dan pergi

My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang