Part - 24

7.6K 334 25
                                    

1 bulan kemudian

Waktu begitu cepat berlaru, tak terasa kini sudah 1 bulan, semenjak kejadian kecelakaan maut itu berlalu

Ada banyak sekali perubahan, salah satunya ialah, matahari yang tak secerah dulu, dan awan yang berubah kelabu semenjak kenal hujan, sehinga selalu menghasilkan gemuruh diatas sana

Umi, semenjak kejadian itu, tubuhnya tak sekuat dulu, kadang sakit, lalu sembuh, sakit lagi, sembuh lagi dan begitu lah seterusnya

Bagaimana tidak sakit, menahan beban pikiran yang berkelana entah kemana, menunguh kabar yang tak kunjung datang, membuat hati was - was dan kepikiran

Anak yang terbaring koma, sampai sekarang belum tau kondisi terbarunya, dan anak yang menunguh, tidak tau kabarnya, ponsel secangih dan semewah miliknya tak mampu menerimah dering suara telpon umi yang sedang khawatir

Sedangkan anak yang satunya juga hilang bak di telan bumi, seaakan sepakat membuat umi nya khawatir ponselnya juga tidak dapat dihubungi, menambah beban pikiran saja

Skip....

"rey...rey...rey...kafka, el" rancau umi dalam tidurnya

"bagaimana ini bih, kasihan umi, mau menyusul, kafka juga tidak ada kabar nya" ujar mbak tyas

"abi juga bingung, abi tidak bisa berpikir jernih untuk sekarang" ujar abi sambil meraup wajahnya putus asa

"1 bulan lebih kenapa belum juga ada kabar" ujar mbak tyas

"salwa, dyan tolong jaga umi, abi mau pergi sebentar keluar" ujar abi dan dianguki oleh mereka

"mbak apa kita pangil dokter aja, kasihan umi badan nya semakin panas" ujar salwa

"iya sal mana baiknya, mbak amanahin umi sama kalian, kepala mbak lagi pusing" ujar mbak tyas ruet dan pergi

"dy, tolong di kompres dulu dahi umi, aku akan menghubungi dokter sebntar" ujar salwa dan dianguki oleh dyan

"rey...rey...kafka....el" rancau uminya dengan mata tertutup

"kasihan umi," monolog dyan sambil mengompres dahi umi "yang sabar ya umi, semua pasti akan baik - baik saja" ujarnya lagi

Beberapa menit kemudian dokter datang dan langsung memeriksa umi, setelah selesai memeriksa dan mengecek keaadan umi, dokter itu pulang

"dy kita sholat bergantian, kamu saja yang duluan" ujar salwa

"baik mbak" jawab dyan dan pergi

Salwa duduk disamping umi sambil menganti kompresannya "cepet sembuh umi" ujar salwa sambil mencium pipi umi

....

Pukul 2 malam, salwa terbangun dari tidur, entah kenapa perasaan nya jadi gelisa, dengan cepat salwa mengambil wuduh dan melaksana sholat tahajud

Setelah selesai tahajud waktu sudah menunjukan masuknya sholat subuh, salwa kembali melakukan kewajibannya sebagai seorang muslimah yaitu sholat subuh

Setelah mengucap salam salwa berdoa...meminta perlindungan kepada allah, dan meminta lindungan atas suaminya

Setelah selesai berdoa salwa merapikan mukenah dan sejadah nya, baru ingin melangkah keluar, tiba - tiba

Dret...

Drettt

"Mas kafka!" pekik salwa tidak percayah dan langsung saja mengangkat telpon itu

"Assalamualikum mas, kenapa telpon nya ga aktif, bagaimana keadaan disana apa gus rey sudah siuman, apa mas kafka baik - baik saja, kami di sini khawatir" tanya salwa tanpa jeda

My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang