Part - 46

6.3K 312 88
                                    

Gaiss ketemu lagi, bosen ga sih ketemu terus?

Btw jangan lupa di votee dan komenttt
Tandai kalo menemukan TYPO

selamat membaca

...

"lee bangun lee" ujar umi

"bentar lagi mih" jawab kafka di balik selimutnya

"mau sampai kapan toh kamu tiduran, iki sudah siang lee" ujar umi lagi

"lima menit lagi mih" balasnya lagi

"sudah ayo cepat bangun, kita mau kerumah sakit" ujar uminya

"umi saja" balasnya

"loh pie toh, buya salwa juga buya muu kaf, nanti apa kata mertua mu kalo kamu ndak jenguk - jenguk" ujar umi lagi

Kafka menyibak selimutnya "aku males to mih, aku ndak mau ketemu sama org - org seperti mereka" ujar kafka

"wes ndak boleh ngomong seperti itu, mereka juga kerabat kita, nanti sore buya datang, dan dia akan marah kalo kamu bersikap seperti ini" ujar umi

"ngapain buya kesini?" tanya kafka setengah sadar

"pertanyaan macam apa itu kaf, kiai husain kan adik ipar buyamu, yo ndak mungkin dia ndak datang menjenguk" jelas umi "masa lalu biarlah berlalu, kita ndak bisa apa - apa toh, semua sudah direncanakan gusti allah melalui perantaranya yaitu manusia, jangan menyimpan dendam lee, lebih baik kita memaafkan dan menerima yang sudah terjadi" nasehat umi

Kafka menarik nafasnya sebentat sambil duduk ditepi kasur "wes umiku" jeda kafka "aku ini emang anak umi, tapi yo tetep saja hati ku ndak bisa selembut hati umi, yang bisa memaafkan siapa saja yang sudah menyakiti" ujar kafka

"allah saja maha pemaaf, masa kita engak lee" ujar umi

"yo beda umiku, itukan allah, bukan kafka" ujar kafka dan bangkit dari tempatnya menuju kamar mandi

Umi hanya menghela nafasnya sebentar, manusia memang tidak bisa dipaksa, watak nya berbeda - beda meski tercipta dari segumpal darah yang sama

"jam berapa?"

Umi membalikan badanya "jam?" ulang umi ngleg "oh sek, sek, sek, bakda dzuhur lee" ujar umi yang tiba - tiba konek

Kafka mengangukan kepalanya "kamu jadi ikutkan kaf?" tanya umi memastikan

"iya" jawab kafka singkat, yang berhasil membuat umi tersenyum tipis

...

"cari apa gus?" tanya dyan saat melihat gus rey mondar mandir dan membuka tutup lemarinya

"sarung" balas gus rey sambil mengacak lemarinya

"sarung yang mana?" tanya dyan

"warna item"

"yg mana gus, gusnya kan banyak sarung motif hitam" ujar dyan lagi

"yang dikasih sama umi" ujar gus rey

"oh yang itu, dyan cuci gus" ujar dyan jujur

Seketika gus rey menghentikan aktivitasnya dan langsung menatap dyan tajam "kenapa dicuci!" tanyanya tegas

My Wife [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang