~~~
Aku dan Weisha datang ke super market untuk menemani Weisha yang dari tadi menceritakan soal kpop idol kesukaannya dan berbagai hal yang di sukai Weisha.
Kami pergi ke sebuah toko boneka untuk membeli boneka kpop kesukaan Weisha. Yah Weisha memainkan sebuah game untuk mendapatkan boneka yang dia inginkan.
Aku menunggunya hingga ia selesai bermain di samping toko, aku teringat pada bibi tempat dimana aku bekerja part time. Aku pun segera mencari ponselku.
"Halo, Bibi? "Ujarku menyapa.
"Nadya kamu dimana? Kenapa tidak datang ke kafe? Kamu sakit? Di mana kamu sekarang? "Tanya Bibi dari seberang sana dengan nada Cemasnya.
"Saya ada di mall, tenanglah saya baik-baik saja sekarang "ujarku menenangkan.
"Syukurlah kamu baik baik saja, kenapa tidak mengabari lebih awal? Hari ini tidak usah kerja dulu yah kamu refresing ajah" ujar Bibi tampak lega setelah mendengar kabarku.
"Hanya siang ini saja Bi, saya mau ambil Siff malam saja "ujarku.
"Eh? Jangan, kamu pasti lelah dari kampus langsung ke mall, sudah-sudah kamu istirahat saja biar Bibi yang urus lagian masih ada Tia yang bantuin Bibi di kafe" ujar Bibi menolak.
"Saya sendiri di apartemen, membosankan tinggal sendiri saya akan ke sana jam 07 : 15 "ujarku bersikeras dan terdengar memaksa.
"Ya sudahlah yang penting sekarang kamu baik-baik saja, ingat kalau pulang kamu minum vitamin yah biar nggak gampang sakit oh iya kalau mau ke sini pakai jaket malam ini udaranya dingin tidak baik untuk kesehatanmu" ujar Bibi lagi-lagi memperhatikanku secara berlebihan.
Aku hanya tersenyum tipis, meski aku tidak terlalu dekat dengan bibi tapi dia selalu menghkwatirkan aku melebihi anak-anaknya.
Bibi memiliki anak yang seumuran denganku bahkan kami pernah satu sekolah saat smp dan sma bisa di bilang aku cukup dekat dengannya, sayangnya dia pergi keluar negeri melanjutkan sekolahnya di AS.
Setelah selesai telponan dengan Bibi aku kembali ke toko tadi untuk melihat keadaan Weisha yang tengah terduduk lemas di bangku yang aku duduk ki tadi.
Aku menatap Weisha yang tengah menatap ke satu titik dengan tatapan kosong seperti seseorang yang tidak memiliki semangat hidup lagi.
"Kenapa?" tanyaku.
"Nggak dapet bonekanya, Nadya bantuin dong" rengek Weisha.
"Please, kalau nggak dapet aku bermalem di sini" ujar Weisha ngambek, terlihat seperti anak kecil.
Aku mengeleng pelan, aku melihat ke toko itu dan memutuskan untuk membantu Weisha mendapatkan bonekanya.
Selang beberapa menit aku pun berhasil mendapatkannya tanpa ada kendala sedikit pun. Aku menemui Weisha di samping toko yang masih terduduk lemas.
"Nih" aku menyodorkan boneka yang ia mau.
Seketika Weisha berdiri dan memelukku erat, ia tampak begitu senang dan puas akan boneka pemberianku.
"Mau kemana? Biar aku yang traktir" ujar Weisha bersemangat.
"Ke toko syal sama ponsel" balasku.
"Lets go!!!"
Kami pun pergi ke toko yang aku inginkan, setelah selesai berbelanja kami pun kembali menunggu taksi yang sudah aku pesan bersama dengan Weisha.
Di saat kami tengah menunggu taksi aku tanpa sengaja melihat seorang ibu paruh baya terjatuh di koridor jalan dekat penyebrangan lalu lintas.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A MEMORY
Teen FictionAku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal seorang diri di sebuah apartement, berbeda dengan gadis lainnya yang terlihat begitu bahagia dan bersikap layaknya seorang gadis periang aku lebih memilih menjadi sosok yang menghindarinya dan menjadi so...