~¶~¶~¶~
Nadya memasuki kamar tamu untuk menaruh barang-barangnya karena Weisha ngotot menyuruh Nadya dan Candy untuk tinggal di rumahnya selama beberapa hari.
Dengan terpaksa Nadya menyetujuinya karena Candy juga bersikeras menyuruhnya tinggal lebih lama.
"Ayiiikkkkk bisa pesta dong nanti malem, pergi kampus bareng, hang out bareng, makan bareng, maen game bareng. Huaaaaa.... Bahagia banget hidup gue! "Pekik Weisha kesenangan.
"Aelah, gini ajah udah bahagia sejuntal langit, emang yah bahagia lo itu sederhana" ujar Candy sembari tersenyum tipis.
"Ya iyalah, asalkan kalian ada gue udah bahagia banget" balas Weisha yang memeluk para sahabatnya.
"Udah ih, masuk dulu napa" ujar Candy. .
Weisha menarik mereka berdua lalu memasuki rumahnya menuju kamarnya untuk mengobrol dengan Candy.
Seorang wanita paruh baya menghampiri Weisha dengan senyuman cerianya.
"Udah pulang nak? "Senang Diana yang datang menyambut Nadya dan Candy.
Nadya membungkuk bersamaan dengan Candy yang langsung akrab dengan ibunya Weisha.
"Halo apa kabar, tan" sapa Candy seolah-olah sudah kenal.
"Baik, kalian udah pada makan belum? "Tanya Diana ramah.
"Em, belum tante" jawab Candy jujur.
"Ya udah kalian ke dapur buat makan siang, kalian mau makan apa aja? "Tanya Diana.
Candy menatap ke arah Nadya yang hanya diam saja.
"Aku terserah apa aja sih" jawab Nadya singkat.
"Ya udah tante bikin seadanya yah, kalau Weisha mau makan apa? "Tanya Diana menatap ke arah Weisha yang memalingkan mukanya.
"Nad, gue rindu ame daging tumis kecap asin lo" rengek Weisha dengan wajah mengemaskannya.
"Astaga nih anak, iya nanti gue bikinin" ujar Nadya mengelengkan kepalanya.
"Makasih Nad, lo yang terbaik" senang Weisha yang langsung membawa koper Nadya ke ruang tamu.
"Woy, sekalian bawain barang gue njir! "Teriak Candy yang menatap ke arah tangga lantai dua.
"Bawa aja sendiri" balas Weisha yang menjulurkan lidahnya.
Candy langsung meninggalkan kopernya lalu beralih mengejar Weisha yang sudah berlari menaiki tangga dengan cepat.
Diana tersenyum gembira melihat anaknya kembali riang, begitu jarang dia tunjukkan ketika bersama dirinya di rumah.
Diana bersyukur Weisha mendapatkan teman yang dapat mengembalikan senyum cerianya.
"Makasih yah udah mau jadi teman buat Weisha" lirih Diana yang menyeka air matanya.
"Buat apa tante? Pertemanan kami murni tulus tante kalau Weisha ada masalah aku sama Candy bakal bantu selama itu bisa kami lakuin tante" ujar Nadya tulus.
Diana memeluk Nadya "makasih" ujarnya sekali lagi.
"Iya tan" balas Nadya yang begitu tulus.
"Bi, tolong bawa barang temen Weisha ke kamar tamu yah sekalian beresin kamarnya jangan sampai ada debu" ujar Diana.
"Baik nyonya " ujar pelayan rumah.
"Tante antar ke dapur" ujar Diana menuntun jalan.
Nadya mengangguk dan mengikuti Diana dari belakang, setelah sampai di dapur Nadya langsung mempersiapkan bahan bahan seolah-olah dia berada di dapur apartemennya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A MEMORY
Teen FictionAku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal seorang diri di sebuah apartement, berbeda dengan gadis lainnya yang terlihat begitu bahagia dan bersikap layaknya seorang gadis periang aku lebih memilih menjadi sosok yang menghindarinya dan menjadi so...