π~π~π
Di sebuah tempat, orang suruhan pengurus Candy segera melaporkan pada atasan mereka yang tidak lain adalah paman Zhan.
"Ini, sepertinya nona muda tidak perlu datang" ujarnya melaporkan dari balik telpon.
"Apa maksudmu? Siapa yang ada di sana? "Tanya Zhan.
"Dia ada disini bos, jika nona datang masalah akan lebih runyam lagi" ujarnya yakin.
Zhan langsung membulatkan matanya tidak percaya, bagaimana bisa wanita iblis itu ada di sana? Dan lagi malah ingin mencari masalah dengan nonanya?
Ia segera menyeka keringatnya lalu kembali melanjutkan obrolannya "perintahkan pengawal rahasia kita untuk tetap di tempat takutnya akan membahayakan teman nona" ujar Zhan menghela nafasnya sejenak.
"Baik"
Tuttttt....
Sambungan telepon pun dimatikan, Zhan mengerutkan alisnya ia mulai gelisah dengan orang yang akan mereka hadapi nantinya, jelas sekali kekuatan mereka hampir sama tapi jika Candy yang memimpin mungkin akan kacau.
Ia terus memikirkan apa yang akan ia lakukan ketika sampai disana tapi semua pemikirannya hancur seketika ketika mengingat betapa kejamnya nonanya jika berhadapan dengan wanita iblis itu.
Meski pun keluarga Candy adalah seorang mafia dan berada di garis atas tetap saja mereka hampir di ratakan oleh pasukan wanita iblis itu bahkan Candy harus masuk ke rumah sakit karena lengannya mengalami patah tulang.
"Astaga, bagaimana ini? Jika nona kesana takutnya nona malah argh!!! Jika aku tidak mengatakan dimana sahabat nona aku tetap akan di bunuh olehnya jika memberitahunya tetap saja hasilnya sama karena nyonya dan tuan pasti akan membunuhku karena tidak becus menjalankan tugas..... "
"Lalu apa yang harus aku lakukan? "
Zhan mengerutkan keningnya yang keriput tidak lupa ia menyeka keringatnya yang dari tadi terus bercucuran.
Setelah memikirkannya dengan kepala dingin ia pun segera mengirim pesan pada Candy dengan tangan gemetaran.
"Nona, maafkan aku karena memilih pilihan ini serta tuan dan nyonya saya sudah menaati aturan yang anda berdua buat selama saya bekerja disini, kali ini tolong maafkan saya" batin Zhan menangis.
~~~~
Candy segera bergegas menaiki mobil Weisha dan memutuskan dia yang akan menyetir dengan Weisha yang duduk di kursi samping pengemudi yang dari tadi terus menatap layar ponselnya berharap Nadya akan menghubunginya tapi apa yang ia tunggu tidak kunjung datang.
Tidak ada satu pun di antara mereka yang berbicara mereka masing-masing terlarut dalam pikiran mereka.
Baru saja Weisha ingin meletakan ponselnya di dekat kursi, ponselnya kembali berdering ia segera mengangkat panggilan itu tanpa melihat siapa yang menghubunginya.
"Nadya! Lo ada dimana? Gue tau gue salah please balik yah gue bener-bener cemas, Nad! "Pekik Weisha yang langsung menangis kembali.
Candy yang tadinya fokus menyetir tiba-tiba merebut ponsel Weisha dan ikut menceramahi Nadya.
"Bagsat lo Nad! Dimana lo gue jemput sekarang, kalau lo ada masalah bicara'in baik-baik dong jan kek gini gue panik tau nyari'in lo! "Ujar Candy.
"Eh, Nadya? Nadya kenapa emang? Ada masalah? "Ujar seseorang di balik telepon jelas ia merasa cemas.
"Hah? ini lo Rel? Lah kok malah lo yang nelpon? "Candy menatap ke arah Weisha yang ikut menatapnya dengan tatapan bertanya.
Padahal ia berharap Nadya yang menelponnya bukan Farel, Candy mendengus kesal.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A MEMORY
Teen FictionAku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal seorang diri di sebuah apartement, berbeda dengan gadis lainnya yang terlihat begitu bahagia dan bersikap layaknya seorang gadis periang aku lebih memilih menjadi sosok yang menghindarinya dan menjadi so...