PART 31: PESTA ULANG TAHUN

0 0 0
                                    

'Salahkah jika aku berharap untuk bahagia? '

By: Misterous

∆~∆~∆

Dimalam hari nan sunyi ini Nadya keluar dari kamarnya dengan dandanan yang sederhana.

Setelan baju berwarna biru gelap dengan titik putih dan garis kuning keemasan yang membuat gaun yang digunakan Nadya membuat Nadya tampak seperti sosialita papan atas.

Tidak lupa dengan riasan wajah yang hanya bermodalkan bedak tabur dan lipstik sedangkan untuk rambut, Nadya membiarkannya terurai bebas tanpa ada hiasan atau model apapun di rambutnya.

Saat tiba di ruang tamu Lucia tidak habis fikir dengan kakaknya, ia menatap takjub Nadya yang sedang menuruni anak tangga dengan mengangkat gaunnya.

"Buset, cantik and sempurna" puji Lucia mengacungkan jempolnya pada Nadya sambil memperlihatkan deretan gigi putihnya.

"Thanks. Eh, Lo nggak ikut? "Ujar Nadya berdiri di samping Hiro.

"Kagak ah males gue, brisik bawaannya" ujar Lucia malas.

"Gini ajah terus, keluar kek sekali kali jan di rumah mulu" ujar Nadya kesal dengan perilaku Lucia yang selalu ingin bermalas malasan di rumah.

Hiro terkekeh melihat Lucia tampak menurut saja pada perkataan Nadya seolah olah Nadya adalah seseorang yang tidak boleh ia lawan.

"Udah, sana ganti baju! "Nadya menunjuk ke arah kamarnya dengan mata yang melototi Lucia.

Lucia memayunkan bibirnya kesal "kak, boleh nggak pergi nggak? Gue nggak suka keramaian apa lagi gue nggak kenal ame si tuan rumahnya "melas Lucia.

"Nggak di undang pula" batin Lucia menambahi.

"Alah, banyak alasan emang. Jujur lo nggak mau pergi gegara ada rapat bareng anak buah lo kan? "Ujar Nadya.

Lucia tersenyum kikuk, ia menatap ke arah Hiro yang tampak tenang.

"Siapa yang ngasih tau? "Tanya Lucia.

Nadya mendengus kesal "tinggal bilang iya apa nggak susah amat dah" ujar Nadya.

"Iya, ada rapat penting" ujar Lucia memilih mengalah saja.

"Ya udah, kalau emang ada urusan nggak usah pergi tapi inget jaga rumah ya" senyum Nadya.

"Siap boss" balas Lucia hormat.

Saat Nadya akan keluar dari rumah Lucia berlari sekencang kencangnya membuat mereka berdua sontak berhenti sejenak sambil membalikkan tubuh mereka menghadap Lucia.

"Woy Hiro! jaga kakak gue baik baik lecet dikit gue tebas lo! "Teriak Lucia dengan sorot mata tajamnya.

Hiro mengacungkan jempolnya, ia tahu betul maksud Lucia.

"Penyusupnya ada di sana ya? Ck, andai bisa bertindak udah gue bunuh di tempat tuh orang pake pistol" batin Hiro geram.

Nadya menyikut pelan lengan Hiro yang spontan menatap kaget Nadya.

"Napa? "Tanya Nadya masih dengan wajah datarnya.

Kini mereka memasuki pekarangan rumah Elia setelah selesai memperlihatkan undangannya pada pengawal yang menjaga gerbang depan kediaman.

Jangan lupa, rumah mereka berhadapan jadi tidak butuh menaiki kendaraan apapun.

"Nggak, cuman nanti hati hati ajah gue rasa ada mata mata yang dia kirim ke pesta nanti" ujar Hiro sedikit memunduk.

JUST A MEMORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang