~~~
Di hari ini aku bersiap untuk pergi kuliah, apa aku harus merasa senang karena dapat kuliah di universitas ternama? Bagiku itu tidaklah penting karena di dalam pikiranku tidak ada yang begitu penting.
Aku menunggu kedatangan bus di halte, setelah menunggu lumayan lama akhirnya bus yang aku tunggu datang juga.
Hanya perlu dua puluh menit saja aku akhirnya sampai di depan gerbang universitas tempat di mana aku akan melanjutkan kehidupanku yang sederhana ini.
Aku memilih ikut di bidang perkantoran bagian keuangan. Saat sampai para siswa sudah berkumpul di jurusan yang telah mereka pilih.
"Harap baris sesuai fakultas yang kalian pilih, saya ulangi harap baris sesuai fakultas yang kalian pilih "ujar seseorang menggunakan pengeras suara.
Aku melirik ke arah kiri dan kananku mencari barisan yang sesuai dengan fakultas yang aku pilih dan akhirnya ketemu setelah aku melihat papan yang menunjukkan setiap fakultas, aku pun pergi mengambil barisan.
Tidak lama setelah aku berbaris seseorang menepuk bahuku, aku pun menoleh dan mendapati seorang pria yang tengah memandangiku.
"Ini barisan bidang Perkantoran? "Ujar Pria itu agak jutek.
"Ya" aku pun membalasnya seadanya saja. Setelah itu aku pun kembali membalik kan badanku dan memfokuskan diriku pada pidato yang sedang mereka sampaikan.
Terik matahari mulai menyinari kami salah satu siswa mulai pingsan membuat penbawa acaranya karena insiden itu acaranya di persingkat. Untung saja ada yang pingsan jika tidak pasti acaranya akan semakin panjang.
Aku pergi mengambil kertas dan pulpen bersiap untuk mengambil tanda tangan para seniorku terutama anggota osis yang tengah bersembunyi entah kemana.
Dengan tenang aku mencari di setiap lorong dan setiap ruangan, perlahan tanda tangan mereka sudahku kumpulkan.
"Aku ketemu yah? Tidakku sangka ada siswa yang berani masuk ke ruang osis" ujar seorang wanita sektetaris osis itu.
"Saya tidak tahu dan tidak ingin tahu yang penting anda tanda tangan dan tugas saya selesai" jutek Nadya.
Ya namaku adalah Nadya Kleisha aku tidak ada waktu untuk berbicara terlalu banyak jadi mari lanjut ke cerita selanjutnya.
"Hei Gavin sepertinya kaummu bertambah satu lagi" ejek Leisha.
"Nggak penting" dingin Gavin.
"Dasar pria jutek! Tau begini aku tidak akan menerima tawaranmu sebagai sekretaris "kesal Leisha yang memberikan kertas itu pada Gavin yang langsung menandatanginya.
Setelah selesai menandatangani Leisha mengambilnya kembali lalu menyerahkannya kepadaku, tanpa pikir panjang aku pun langsung keluar dari ruangan lalu menuju ke ruangan selanjutnya.
"Hei sebentar, kau pergilah ke belakang gedung desainer di sana ada beberapa anggota osis yang bersembunyi lalu ambil denah ini" ujar Leisha yang memberikan kertas tata letak ruangan dan gedung di sekolah mereka.
"Semangat" senyum Leisha yang kembali berlari masuk ke dalam ruangannya.
"Terimakasih" lirih Nadya meski tak terdengar karena Leisha agak jauh darinya.
Aku pun pergi meninggalkan koridor dan mengikuti arah menuju gedung desainer.
Sesampai ku di sana aku bertemu dengan orang yang tadi bertanya padaku saat masih berada di barisan, dia sepertinya begitu tenang tidak mempedulikan waktunya akan segera habis.
"Kau? Kenapa kemari? "Ujar pria itu mengajak ku untuk mengobrol.
"Sama dengan tujuanmu" ujar ku terkesan jutek.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A MEMORY
Novela JuvenilAku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal seorang diri di sebuah apartement, berbeda dengan gadis lainnya yang terlihat begitu bahagia dan bersikap layaknya seorang gadis periang aku lebih memilih menjadi sosok yang menghindarinya dan menjadi so...