Bertindak dewasalah dalam menghadapi setiap masalah
BY : NADYA KLEISHA
~π~π~π~π~
Aku lega ketika melihat luka Weisha kembali membaik meskipun masih ada yang melepuh. Aku tidak tahan lagi dengan tindakan mereka yang sudah mencelakai orang lain.
"Sialan! Mereka seharusnya tidak bermain seperti ini" aku mengepal tanganku.
"Memang seharusnya begitu Nad, kalau di biarin yang ada bakal makin melunjak" ujar Weisha menatap tajam padaku.
"Aku mengerti, sekali lagi dia mencari masalah padaku aku tidak akan tinggal diam" ujarku tegas.
Aku mengamati luka Weisha yang sepertinya memakan waktu lama untuk sembuh, aku mulai mengerti maksud mereka, aku hanyalah pembawa sial.
Flash back on
Di tengah teriknya mata hari, aku di seret ke belakang gedung sekolah, saat ini aku tidak tahu harus melawan atau tidak.
Aku tidak pernah memiliki perasaan lagi terhadap semua orang seperti mereka yang hanya tahu membully seseorang tanpa mempedulikan perasaan orang yang mereka bully.
"Cantik doang tapi pembawa sial! "
"Cewek najis! "
"Sayang banget, kalau bukan kecantikannya mana mungkin dia bakal di akuin di sekolah kita? "
"Nggak ngerti lagi gua, cewek kek lo sebaiknya ketelan bumi ajah nggak usah hidup sekalian! Dasar cewek sial"
"Sejak dia di sekolah yang ada semua orang bakal kena sial terutama yang jadi temannya "
"Bener, ingat nggak sama si Klara? Dia masuk UGD karena dia kan? Cih.... Jahat banget"
"Jauh jauh sana dari kita, sekalian keluar ajah dari sekolah dasar pembawa sial! "
Begitulah aku menjalani hari-hari ku selama masa Sma, aku tidak peduli akan keberadaan mereka dan sering kali menganggap mereka tak ada disekitarku.
Setiap pelajaran di mulai secara berkelompok aku selalu mengerjakannya seorang diri tanpa ada yang menemaniku, alasannya karena itu, aku ini cewek pembawa sial.
Para guru sekali pun berusaha menghindariku dengan cara halus namun aku selalu tidak bisa lari dari kenyataan, satu satunya temanku yaitu Klara kini masuk ke dalam RS karena ulahku.
"Aku seharusnya tidak memiliki teman lagi, entah bagaimana kabar Klara di rumah sakit" cemasku yang berada di rooftop sekolah.
Aku sering ke sini untuk menghirup udara segar dan memperhatikan aktivitas mereka dari kejauhan.
"Nadya!!! "Teriak Roy memanggil ke arahku.
Aku berbalik dan menatapnya, dia adalah pacarku.
"Nadya, sepertinya hubungan kita harus berakhir sekarang" ujarnya dengan wajah brengseknya itu.
Aku tersenyum kecut, ini bukanlah penghinaan yang besar di bandingkan mendengar perkataan tajam mereka. Aku berusaha sekuat mungkin untuk tak meneteskan air mata di depan pria brengsek yang tengah berdiri depanku.
"Alasan" lirihku.
"Alasan? Hahaha.... Karena cowok lo lebih milih gua yang lebih sempurna dari cewek pembawa sial kek lo" sinis Elsa.
"Jika kau tidak rela meninggalkanku maka bunuh dirilah itu akan jauh lebih baik setidaknya pembawa sial berkurang satu dari dunia ini "tawa Roy.
"Apa aku bilang tidak dapat melupakan pria brengsek sepertimu? "Sinisku.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A MEMORY
Dla nastolatkówAku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal seorang diri di sebuah apartement, berbeda dengan gadis lainnya yang terlihat begitu bahagia dan bersikap layaknya seorang gadis periang aku lebih memilih menjadi sosok yang menghindarinya dan menjadi so...