'Sekuat apapun dirimu kau akan terlihat lemah saat berhadapan dengan masa terkelam mu, di saat itu kau akan kehilangan jati dirimu dan terjebak dalam dilema. Bagaikan lingkaran hantu yan mengelilingimu'
By: Lucia
~•~
Nadya menepikan motornya tepat di depan gerbang sekolah Elia yang langsung turun lalu menyalimi tangan Nadya yang terkejut.
Ini pertama kalinya Nadya menerima rasa hormat dari seseorang.
"Makasih kak, Elia masuk dulu yah? "Ujar Elia menerima tasnya yang sengaja Nadya simpan di jok depan motor.
Nadya melepas helmnya lalu tersenyum "santai aja" ujar Nadya kalem.
Elia memeganggi kedua pipinya yang mulai memerah "kyaaaa, kakak emang idolanya Elia! "Pekik Elia kegirangan
Nadya tersipu malu, meski ia setiap hari menerima perlakuan yang sama dengan Elia tapi Nadya tidak pernah diperlakukan secara langsung seperti yang di lakukan Elia sekarang.
"Masuklah, tidak lama lagi pelajaran akan di mulai" ujar Nadya mengingatkan.
Elia mengangguk, sebelum ia pergi meninggalkan Nadya ia tersenyum "kakak datang yah, besok ulang tahunku loh kalau kakak nggak datang Elia bakal nungguin kakak sampai datang! "Teriak Elia.
Beberapa siswa yang berlalu lalang langsung menatap ke arah Elia yang sama sekali tidak mempedulika keberadaan mereka.
Nadya menepuk jidatnya di iringi helaan nafas panjang "ia, tapi ada satu syarat" ujar Nadya menjeda kalimatnya.
Elia menaikkan kedua alisnya "apa? "Tanya Elia agak penasaran.
"Akurlah dengan keluargamu terutama ibumu" ujar Nadya.
Elia terkejut, bagaimana ia akan melakukan syarat yang di berikan Nadya padanya? Ini terlalu sulit.
Melihat keraguan di mata Elia, Nadya pun berdehem singkat "Aku tidak akan memaksamu, hanya saja jika kau tidak mau yah jangan harap aku akan datan.... "
"Baiklah, akan aku coba tapi ingat jangan lupa dengan hari ulang tahunku! "Ujar Elia sembari mengembulkan pipinya.
Ia merasa kesal tapi ia juga merasa senang, ia kesal karena Nadya secara langsung memaksanya untuk berdamai dengan musuh bebuyutannya tapi disisi lain Elia senang mendengar Nadya akan datang ke acara ulang tahunnya.
Nadya mengangguk senang "begitu dong, kan jadi enak suasananya" puas Nadya.
"Oke okey, Elia masuk dulu kakak pulang duluan sana" ujar Elia tersenyum lebar menampilkan deretan gigi nan putihnya.
Nadya mengangguk, ia memasang helmnya lalu menjalankan motornya meninggalkan lingkup sekolah.
Elia memekik senang, ia tidak menyangka Nadya akan menyetujui apa yang ia minta meski harus berbaikan dengan ibu tirinya ia rela asalkan Nadya datang dan menemaninya.
"Hehehe, berkorban dikit nggak apalah" batin Elia bahagia, ia berlari menuju kelasnya meski sudah terlambat.
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•
•Nadya membaringkan tubuhnya yang terasa letih, ia teringat dengan hadiah apa yang harus ia bawa jika ia sampai di acara ulang tahun Elia.
Sejujurnya Nadya tidak pernah datang ke acara seperti itu, dan soal hadiah? Entahlah Nadya pusing memikirkan itu semua.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A MEMORY
Teen FictionAku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal seorang diri di sebuah apartement, berbeda dengan gadis lainnya yang terlihat begitu bahagia dan bersikap layaknya seorang gadis periang aku lebih memilih menjadi sosok yang menghindarinya dan menjadi so...