U~U
Di sebuah kamar berwarna hitam dengan garis merah yang menggambarkan sebuah motif serta lampu yang menyala terang.
Berbagai macam buku terpajang di rak yang rapi ada buku sejarah, biologi bahkan semua buku pelajaran ada di sana terutama kamus.
Selain buku yang membutuhkan kinerja otak di sana juga ada beberapa buku berupa novel dan komik.
Ada pajangan lukisan artefak, motif dan beberapa lukisan yang memanjakan mata.
Di dalam ruangan itu Farel tengah terbaring malas dengan mata yang menatap ke arah langit-langit kamarnya.
Entahlah pikirannya masih tertuju pada kejadian tadi tepatnya di sebuah toko.
"Kenapa sih tuh anak nggak mau terbuka ke gue? Emang sesusah itu yah? "Pikir Farel yang menutup matanya menggunakan lengan kekarnya.
"Nggak habis fikir gue sama tuh anak, pikirannya nggak kek manusia" oceh Farel kesal.
"Siapa sih yang bikin tuh anak sampai kek gitu? Awas ajah kalau gue tau gue habisin tuh orang" celetuk Farel yang tidak sadar seseorang tengah masuk ke kamarnya.
"Gila! "Ujar Elia menatap datar kearah kakaknya, Farel.
"Eh buset nih bocah! Masuk tuh pake salam, gak sopan tau nggak?! "Ujar Farel.
"Bodo amat! "Jutek Elisa yang berjalan ke rak buku untuk mengambil beberapa novel lalu beranjak pergi.
"Jan lupa tutup pint..... "
BRAKKKKK
Farel memekik kaget "Buset tuh anak, kasian pintu kamar gue rusak" ujar Farel menghela nafas melihat tingkah laku adiknya yang semakin hari semakin gila.
"Uaaaaaa!!!!!!! "Teriak Elia tepat di depan pintu Farel.
"Ssstttt, jan berisik" ujar pria itu menutup mulut Elia yang meronta untuk di lepaskan.
"Iya"
Pria itu melepaskan bekapannya lalu membiarkan Elia menatapnya sepuasnya.
Farel yang mendengarnya pun otomatis penasaran "kenapa dek? "Teriak Farel dari dalam kamar.
"Nggak papa, lanjut tidur aja sono" teriak Elia yang langsung beranjak turun.
"Masuk dulu ah" ujarnya mengetuk pintu.
TOK TOK TOK
Farel menghela nafas gusar, moodnya sedang buruk sekarang.
Dengan kasar Farel membuka pintu kamarnya, betapa kagetnya dia mendapati sosok yang selama ini ia rindukan.
"Mukanya asem amat dah padahal baru balik juga" ujar pria itu tersenyum hangat.
"Bangsat lo! Kapan balik?!!! "Teriak Farel menonjok perut pria itu secara tiba-tiba.
"Uhuk "batuk pria itu.
Farel yang sadar akan perlakuannya pun langsung menatap pria itu cemas.
"Sorry nggak sengaja" lirih Farel menatap sendu pria di depannya.
Pria itu tidak menjawab tapi malah melawan balik "ughhhh" ringis Farel yang memeganggi perutnya.
"Dasar! Nggak ada yang berubah dari lo tetep aja nakalnya nggak berkurang" ujar pria itu.
"Ya iyalah, Farel tetaplah Farel yang dulu, gue nggak bakal berubah" senyum Farel.
Pria itu mengangguk pelan, ia meninggalkan kopernya begitu saja lalu membaringkan tubuhnya yang letih.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A MEMORY
Teen FictionAku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal seorang diri di sebuah apartement, berbeda dengan gadis lainnya yang terlihat begitu bahagia dan bersikap layaknya seorang gadis periang aku lebih memilih menjadi sosok yang menghindarinya dan menjadi so...