PART 4 : PERTEMUAN

0 0 0
                                    

~~~

Yah seperti hari-hari biasanya aku akan pergi ke kampus lagi, aku pernah berjanji akan membawakan makanan untuk Weisha di gedung D desainer.

Sesampaiku di kampus aku langsung ke sana untuk menunggu Weisha sampai di ruangannya lalu memberikan kotak makan padanya.

Untuk mengisi waktu luangkuku aku selalu di temani dengan buku dan earphone yang akan selalu aku pakai jika merasa bosan.

"Gilee... Beneran dia anak di fakultas perkantoran? Cantik parah... "

"Keknya bakal jadi saingannya primadona kampus yah? "

"Nggak nyangka bakal ada cewek yang lebih cantik dari pada primadona di kampu kita"

"Kalau di liat-liat keknya tipe gua banget nih"

"Tipe lo? Ngaca dulu woyyy" ujar seseorang menatap sinis ke arah pria yang kini menatap wanita itu yang ternyata adalah Weisha.

Weisha mendorong kerumunan mahasiswa agar menepi dan memberikan jalan padanya.

"Mau sama temen gua? Langkahin dulu guanya baru lo pada bisa deketin Nadya" Weisha membawaku masuk ke dalam kelasnya.

Seketika banyak mata sinis yang tertuju pada Weisha, aku hanya bisa mengeleng- gelengkan kepalaku.

"Kenapa menariku? "Tanyaku.

"Cih... Gile kali lu, mau ajah dengerin mereka" kesal Weisha.

"Lupakan saja toh nggak masalah jug" balasku tidak peduli.

"Kalau ada yang mau ngejar lu mereka harus lolos ujian dari gua dulu" ujar Weisha penuh tekanan.

Aku tertawa kecil "benarkah? Aku penasaran dengan ujian apa yang akan kau berikan pada mereka? "Ujarku dengan tatapan meremehkan.

"Cih, remehin yah neng? "ujar Weisha tampak kesal.

"Eh bentar, keknya ada yang salah deh" ujar Weisha menatapku mencoba mengingat-ingat apa yang tengah ia lupakan.

"Apaan? "Tanyaku yang ikutan bingung.

"Udah inget, daging tumis kecap asin mana? Jan bilang nggak bawa? "Ujar Weisha yang penuh selidik.

Aku mulai merasa iseng untuk menjahili Weisha "ah... Sepertinya kelupaan di bis deh? Maaf yah hari ini kau tidak bisa makan" ujarku tentu dengan wajah tidak enak.

Seketika raut wajah Weisha memudar menjadi lesu, tampak jelas kalau dia begitu sedih.

Aku tertawa keras melihat ekspresi tak berdaya Weisha, dia menatapku dengan tatapan aneh di tambah kesal.

"Udah gila yah? Ketawa in apa sih? "Ujar Weisha yang masih tampak kesal.

"Tau prank nggak?" tanyaku menahan tawa.

"Tau terus? "Jawab Weisha dengan wajah bingungnya mungkin karena kebingungan melihatku terus tertawa.

"Njirrr baru ngeh gua! Jan bilang elu ngeprenk gua? Sialan dah"

Weisha berdiri dari bangkunya dan mulai mengelitikku.

"Jahahahahaha..... Udah gih hahaha nggak ku kasih dagingnya nih" ancamku yang masih tertawa keras.

Dengan segera Weisha patuh dan duduk manja di atas meja dengan tangan yang sudah menjulur ke arahku.

"Nih, ada dua porsi satu untuk pagi sisanya untuk siang" ujarku pada Weisha yang langsung melompat senang.

"Kyaaakkkk makasih Nadya, elu yang terbaik emang" senang Weisha.

Weisha menaruh makanannya di bawah laci mejanya setelah menaruhnya Weisha menarik lengan tanganku dan memeluknya.

JUST A MEMORY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang