~~~
NADYAPOV
Aku menelengkupkan kepalaku di atas kedua tangan yang bersilang dengan kaki yang menjadi penopang, terkadang aku bingung dengan diriku sendiri.
Mengapa aku begitu lemah dan terus memilih untuk menjauh dari masalahku?
Mengapa aku begitu rapuh?
Aku ingin melawan tapi entah mengapa ada sesuatu yang mengganjal dan itulah yang selalu membuatku ragu.
Keraguan dan keraguan ini selalu bersemayam padaku sejak aku lahir, aku takut mendekati orang lain dan membawa kesialan untuk mereka!
Aku tidak mau menyakiti mereka, di balik ketakutan akan mendekatkan diri aku juga takut akan kesepian.
"Hiks, apa yang harus aku lakukan ma, pa? Nadya takut nyakitin orang tapi kalau Nadya diam Nadya bakal kehilangan mereka dan Nadya nggak mau itu! "
"Nadya nggak mau kehilangan tapi Nadya nggak mau mereka di sakiti, Nadya nggak mau! Apa yang harus Nadya lakuin? "
Aku mengeluh akan ketidak mampuanku dalam memilih jalanku sendiri, bahkan sekedar menentukan sebuah pendapat terasa sulit untukku.
Ingin rasanya aku berteriak tapi hal itu aku urungkan karena tempatnya tidak memungkinkan untukku, yang ada jika aku nekat berteriak aku akan di cap sebagai member orang gila lokal.
Aku menghela nafas, entahlah pikiranku begitu kacau sekarang aku juga begitu lelah berpura-pura seolah tak memiliki masalah dan terlihat bahagia padahal hatiku begitu sakit!
Air mata u kembali menetes, aku mengingat penderitaanku di mana saat keluar dari panti asuhan, di saat itu pikiranku masih begitu polos dan hanya memikirkan satu hal yaitu bertahan hidup.
Aku menyeka air mataku "jadi ingat masa lalu, bertahan hidup bagi seorang anak berusia 7 tahunan memang susah yah? Di tipu, di bully, di pukulin, di hina dan bahkan yang lebih parah hampir di jual"
Aku menjeda ucapanku sejenak "malang sekali aku ini...... "
"Kira-kira mama papa aku orangnya gimana yah? Mereka bahagia nggak yah di sana? "Aku menatap langit biru yang cerah dengan mata yang kembali menitikkan air mata.
Mereka pasti baik baik aja.......
Dadaku terasa sesak, badanku seketika lemas, air mataku mengalir. Ada sebuah perasaan aneh yang mengujur seluruh tubuhku.
Pandanganku tidak lepas menatap langit pagi yang begitu indah, cuacanya juga bagus tapi itu tidak mendukung suasana hatiku yang mendung.
Terlintas di benakku sebuah pertanyaan yang sedari dulu jawabannya tidak pernah aku dapatkan.
"Aneh, aku nggak tau kenapa takdirku begitu senang mempermainkan hidupku, apa sesulit itu buat aku bahagia? "Ujarku bingung.
Aku tidak dapat melanjutkan ucapanku, dadaku semakin sesak jika memikirkan penyebabnya, aku menyeka air mataku dan menyemangati diriku sendiri.
"Sudahlah, untuk apa menangis? Buang-buang waktu dan energi saja" aku menghela nafas berat.
"Ck, akan aku buktikan kalau aku bisa melindungi temanku tidak peduli jika aku harus berubah! "Ujarku penuh tekat.
"Aku juga harus bisa nyari keberadaan mama papa aku bisa gunain namaku sebagai LIV, lagian ada agengsi yang mau merekrutku "ujarku kembali bangkit.
Sebuah tangan melingkar di leherku membuatku memekik kaget "di saat itu gue bakal bantu nggak peduli apapun itu" ujar Candy muncul secara tiba-tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A MEMORY
Teen FictionAku hanyalah seorang gadis biasa yang tinggal seorang diri di sebuah apartement, berbeda dengan gadis lainnya yang terlihat begitu bahagia dan bersikap layaknya seorang gadis periang aku lebih memilih menjadi sosok yang menghindarinya dan menjadi so...