Bel istirahat telah berbunyi beberapa menit yang lalu, saat ini Zea masih berada di dalam kelas sembari menunggu kedua sahabatnya itu untuk menjemput nya dan mengajaknya ke kantin.
Sudah lima menit lebih Zea menunggu kedatangan mereka berdua tapi entah kenapa mereka berdua sangat terlambat dari sebelum nya, padahal jika waktu istirahat tiba justru sahabat nya itulah yang sangat exited.
"Do you miss me?", Tiba tiba saja, kedua sahabat Zea muncul dari balik pintu. Hanya kepalanya saja sambil tersenyum ke arah Zea. Sedangkan Zea hanya menggeleng saja melihat kelakuan kedua sahabatnya itu kemudian berjalan menghampirinya.
"Dari mana aja sih? Tumbenan banget sedikit telat", tanya Zea saat sudah berada di samping mereka berdua.
"Pelajarannya pak kumis, biasalah orang nya nggak lihat waktu", jawab Dena dengan sedikit kesal.
Pak kumis adalah guru kimia kelas XII, sebenarnya namanya bukan pak kumis tapi karena beliau memiliki kumis yang hampir menutupi mulutnya jadi semua orang yang ada di dalam lingkungan sekolah ini memanggilnya dengan sebutan pak kumis.
"Kita mau jajan apa? Gausah yang mahal mahal ya ortu gw cuman ngasih duit segini", Clarissa membeberkan uang berwarna biru yang ada beberapa lembar disana.
"Woy anjir, banyak itu. Buta lo bilang duit lo dikit", jawab Dena dengan kesal sedangkan Clarissa dan Zea hanya tertawa.
Tapi hanya beberapa saat saja Zea tertawa, "eh", ucap Zea lalu membuka saku baju nya dan kosong. Oh astaga, Zea lupa tidak meminta uang saku pada ayah nya.
"Kenapa Ze?", Tanya Dena dan Clarissa bersamaan.
"E-enggak, eum bentar ya gw mau ke toilet kalian ke kantin aja duluan gapapa nanti gw nyusul", ucap Zea sambil melambaikan tangan nya dan mulai berjalan menjauh dari kedua sahabatnya.
"Kenapa sih tu anak?", Tanya Dena sambil menatap Clarissa.
Sedangkan Clarissa hanya mengendikkan bahu nya, "gak tau, udah ah ayo ke kantin, gw laper"
* * *
Saat ini tidak ada tempat lain yang menjadi tujuan Zea selain ruang guru. Zea harus datang ke ruang guru untuk meminta uang saku pada suami nya karena tidak mungkin kan jika dia harus minta uang saku pada ayah nya.
Saat Zea sudah ingin mengetuk pintu terlebih dahulu, tiba tiba saja seorang guru wanita yang entah Zea kurang tau siapa namanya keluar dari dalam ruang guru tersebut.
"Eh, nyari siapa nak?", Tanya guru wanita tersebut saat melihat Zea yang sepertinya sedang mencari seseorang.
"Itu bu, pak Al-em maksut saya pak Dzikri nya ada?", Tanya Zea dengan sopan.
"Pak Dzikri ya, tadi kaya nya lagi keluar deh", jawab guru wanita tersebut sambil mengingat kapan terakhir kali dirinya bertemu dengan Aldi (Dzikri).
"Kalau boleh tau keluarnya kemana ya bu?"
"Waduh kalau keluarnya kemana itu saya kurang tau ya nak"
"Oh gitu ya bu, yasudah kalau begitu terimakasih saya permisi dulu", pamit Zea sambil membungkukkan sedikit badan nya sopan.
Apakah kalian berfikir jika Zea tidak bertemu dengan Aldi dia akan menyerah? Oh tentu saja tidak, kini Zea memilih untuk menunggu Aldi di dekat gerbang sekolah. Ya, itung itung menemani pak satpam yang sedang berjaga.
Zea juga sudah mencoba untuk menghubungi Aldi tapi entah kenapa suami nya itu tidak mengangkat telfon dari nya, bahkan pesan yang dikirimkan oleh Zea juga tidak dibaca sama sekali.
"Pak, bapak tau nggak kenapa semut suka nya yang manis manis?", Tanya Zea pada pak satpam yang kini duduk di samping nya. Pak satpam tersebut hanya menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
Teen FictionAdzkiya Zea Aqeela seorang gadis cantik berusia tujuh belas tahun dan masih menginjak kelas XII MIPA 1, harus rela melepas masa single nya karena harus dijodohkan dengan anak dari sahabat ayah nya. (slow update) kalau ada kritikan dan saran bisa la...