Di tengah ruangan yang cukup gelap, terlihat ada dua manusia yang kini tengah tertidur dengan posisi saling memeluk satu sama lain.
Saat ini jam dinding baru menunjukkan pukul 02.45 dini hari, tapi Zea yang tidur di dalam dekapan Aldi mulai sedikit terganggu karena perutnya yang tiba-tiba saja terasa ingin tumpah.
Akhirnya dengan cepat ia berlari ke arah kamar mandi dengan lampu yang masih mati karena jika harus menyalakan lampu terlebih dahulu bisa saja Zea memuntahkan isi perutnya di lantai dan berakhir membuat Aldi kerepotan.
Sedangkan Aldi yang merasa ada yang kurang dari tidurnya, ia memilih untuk membuka kedua matanya dan benar saja. Istri cantiknya tidak ada di dekapannya.
Aldi mulai menyalakan beberapa lampu kamar agar tidak terlalu gelap dan berulang kali juga memanggil nama Zea tetapi tidak ada sahutan.
Huekk
Huekk
Aldi yang mendengar suara seseorang muntah dari arah kamar mandi, dengan cepat ia turun dari kasur lalu mulai berjalan ke kamar mandi dan dapat Aldi lihat Zea yang kini tengah memuntahkan semua isi perutnya.
Dengan inisiatif dan rasa kepekaan yang tinggi, Aldi mendekat lalu kemudian memijat tengkuk sang istri sembari sesekali mengelus punggungnya juga.
"Sayang udah?", tanya Aldi saat melihat Zea yang saat ini sudah tidak mual. Zea tidak menjawab pertanyaan Aldi, ia hanya mengangguk.
Setelah itu dengan perlahan Aldi mulai menuntun Zea untuk kembali ke kamar dan merebahkan tubuh lemas istrinya di atas kasur.
Dengan sabar Aldi mengelus kepala Zea beberapa kali hingga membuat sang empunya nyaman dan kembali menutup kedua matanya.
Setelah dirasa Zea mulai sedikit tenang, Aldi memberhentikan kegiatannya mengelus kepala Zea lalu kemudian ia beralih untuk mengelus perut Zea yang masih rata.
"Sayang jangan rewel ya? Kasian buna nya gak bisa tidur nyenyak. Sekarang yang tenang ya, biar buna nya juga bisa istirahat, oke sayang?", setelah mengatakan kalimat itu pada perut rata Zea, Aldi kemudian menciumnya sekilas dan tak lupa juga ia mencium kening Zea yang kini sudah kembali tertidur.
"Good night baby, sweet dreams. Don't wake up again okay? Just wake up in the morning", ucap Aldi lalu kembali mengecup kening Zea tapi kali ini dengan waktu yang cukup lama.
* * *
Bahkan hingga pagi menjelang Aldi sudah tidak kembali menutup kedua matanya karena sejak kejadian malam tadi, ia takut jika sewaktu-waktu istrinya itu terbangun dan menginginkan sesuatu atau ingin muntah.
Jadi untuk menjaga Zea agat tetap aman, Aldi memilih untuk tidak kembali tidur. Saat ini Aldi tengah duduk di kasur dengan laptop yang terletak di atas paha miliknya.
Sebenarnya tidak ada orang yang bekerja sepagi ini kalau bukan Aldi, ia melakukan hal ini agar nanti tugas nya tidak terlalu banyak dan berakhir menghabiskan waktu berdua bersama sang istri hingga malam kembali tiba.
Waktu sudah menunjukkan pukul lima dini hari, tadi setelah sholat Subuh Aldi memutuskan untuk kembali melanjutkan pekerjaannya yang sepertinya setengah jam lagi juga akan selesai.
"Eung", suara leguhan terdengar samar dari samping Aldi, dengan cepat ia menatap ke arah istri nya yang tengah menyamankan posisi tidurnya itu.
Ia sedikit bersyukur karena bayi yang ada di dalam kandungan Zea itu mau menuruti perintahnya, ia sudah tidak lagi mengganggu Zea bahkan sampai pagi.
"Mas", suara panggilan terdengar sangat pelan.
Dengan cekatan Aldi langsung menatap ke arah Zea dan mengelus kepalanya lembut, "kenapa sayang? Mau apa? Pengen muntah lagi?", Zea yang dilempari banyak pertanyaan dari Aldi itu hanya bisa terkekeh pelan sembari menggeleng.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
Dla nastolatkówAdzkiya Zea Aqeela seorang gadis cantik berusia tujuh belas tahun dan masih menginjak kelas XII MIPA 1, harus rela melepas masa single nya karena harus dijodohkan dengan anak dari sahabat ayah nya. (slow update) kalau ada kritikan dan saran bisa la...