[Twenty]

1.5K 93 6
                                    

Mereka semua terkejut, tapi Zea lebih terkejut. Bagaimana tidak jika ayah nya tiba tiba saja datang dan langsung mendobrak pintu rumah itu dan menghentikan acara yang sedang berlangsung.

Zea kemudian berjalan mendekat ke arah ayah nya dengan dihiasi sebuah senyuman. Zea menarik tangan ayah nya untuk bersalaman.

"Ayah kenapa disini? Kok ayah kesini gak bilang bilang Zea dulu sih kan-"

"Cukup Zea!", Potong ayahnya dengan nada yang terbilang cukup keras.

"ACARA APA INI? ACARA APA HAH?!", suara teriakkan ayah Zea menggema diseluruh penjuru ruangan yang kini sedang sunyi itu.

Zea menahan tangan ayah nya yang kini hendak berjalan mendekat ke arah Aldi. Zea menggeleng pelan seolah memberi isyarat agar ayah nya tidak berjalan ke sana, tapi sepertinya itu semua sudah tidak berguna lagi.

Tanpa menghiraukan tangan nya yang sedang dipegang oleh Zea, ayahnya itu langsung saja melanjutkan kembali langkahnya untuk mendekat ke arah Aldi.

"Apa maksudnya semua ini? Dan siapa wanita ini Aldi? Kenapa ada penghulu juga disini?", Tanya ayah Zea masih dengan nada santai nya tapi terkesan begitu tegas.

"Dia calon istri kedua saya om", jawab Aldi sambil menarik pinggang Syifa posesif.

"Tapi pernikahan saya harus gagal karena kehadiran anda", lanjut Aldi lagi dengan tatapan yang tak kalah tajam dari tatapan mata ayah Zea.

"Calon istri? Iya?"

Aldi mengangguk, tapi setelah itu..

Bughh

Bughh

Bughh

Bukan hanya sekali dua kali, ayah Zea memukul Aldi tapi hingga sampai tiga kali. Zea yang melihat hal itu pun langsung menghampiri ayah nya dan menyuruhnya untuk berhenti, tapi seakan tuli ayah Zea malah memukuli Aldi semakin menjadi-jadi.

"KAMU BILANG ISTRI KEDUA HAH? KAMU ANGGAP APA ANAK SAYA?! SAYA KIRA KAMU ORANG BAIK TAPI APA? KAMU RELA NGEDUAIN ANAK SAYA?!!", teriak ayah Zea tepat di depan wajah Aldi.

"IYA! ITU KARENA SAYA TIDAK PERNAH MENCINTAI ANAK OM. SAYA MENIKAH DENGAN ZEA ITU SEMATA MATA HANYA KARENA PERJODOHAN BUKAN KARENA CINTA", teriak Aldi tak kalah nyaring.

Ayah Zea semakin marah dibuatnya karena Aldi yang dengan beraninya berbicara menggunakan nada tinggi.

"BAJINGAN! MATI AJA KAMU! MATI SANA!!"

Ayah Zea semakin memukuli Aldi dengan brutal, semua orang yang ada di sana tidak ada yang mampu melerai pertengkaran tersebut begitu juga dengan papa dan juga bunda Aldi yang kini sudah menangis histeris di sana.

"Ayah, ayah udah ayah"

"Ayah kasihan mas Aldi nya ayah. Ayah udah", Zea mencoba menghentikan ayahnya yang masih saja terus memukuli Aldi dengan brutal.

Bahkan kini Zea menenangkan ayah nya itu dengan pulakan dari belakang, Zea tidak tau ini akan berhasil atau tidak tapi setidaknya Zea sudah berusaha.

"Ayah, ayah udah ayah kasian mas Aldi. Ayah udah"

"ZEA LEPASIN TANGAN AYAH! AYAH MASIH MAU NGASIH PERHITUNGAN KE ORANG GAK TAU DIRI KAYA ALDI INI"

"Ayah udah ayah udah, cukup. Kasian mas aldi nya Ayah"

"Ayah udah, ayah jangan pukulin mas Aldi lagi ayah"

"Zea"

"Ayah Zea mohon jangan ayah, Zea sayang sama mas Aldi ayah. Jangan apa-apain mas Aldi ayah Zea mohon"

PERFECT HUSBAND Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang