Tak terasa jam pelajaran telah berlalu untuk yang kedua kali nya. Tadi, sebenarnya Dena dan juga Clarissa sudah datang ke kelas Zea untuk menjemput nya dan mengajaknya ke kantin tetapi Zea menolaknya dengan alasan, sedang tidak mood makan padahal sebenarnya Zea ingin ke kantor untuk menghantarkan makan siang milik suami nya itu.
Zea mengambil kotak bekal makan siang tersebut dari dalam tas nya, lalu segera membawa nya keluar dari dalam kelas.
Sepanjang perjalanan, Zea mendengarkan orang orang yang sedang membicarakan nya.
"Tadi gue lihat Zea lagi bicara berduaan sama pak Dzikri"
"Jangan jangan mereka berdua punya hubungan"
"Apa jangan jangan Zea jadi jalang nya pak Dzikri?"
"Eh tapi Zea sama pak Dzikri cocok ya?"
"Enggak sih cocok an juga sama gue"
Ya, kira kira seperti itulah perbincangan orang orang yang ada di sana. Tapi sekarang yang ada di dalam fikiran Zea adalah, apa mereka tadi mendengar perbincangan nya dengan Aldi di jam istirahat pertama? Apa jangan jangan mereka juga melihat Aldi yang mengusap rambut Zea?
Tetapi jika itu benar kenapa teman teman nya tidak ada yang bertanya pada nya? Padahal biasanya mereka berdua lah yang paling update dengan info info terbaru.
Sepanjang perjalanan, Zea hanya memikirkan pertanyaan pertanyaan tersebut hingga tak terasa saat ini dirinya sudah berada di depan kantor ruang guru.
Tok tok tok
Zea mengetuk pintu kayu tersebut perlahan sebelum memasuki ruangan tersebut, sepertinya semua guru sedang berada di dalam kantor pada saat jam istirahat begini.
"Permisi", ucap Zea pelan.
"Ya silahkan masuk, cari siapa nak?", Tanya seorang guru pria tua yang duduk nya berada tepat di dekat pintu.
"Eum pak Al-eum pak Dzikri nya ada pak?"
"Pak Dzikri eum, oh itu pak Dzikri", ucap guru pria tersebut sambil menunjuk ke arah laki laki yang baru saja masuk ke dalam ruang guru tersebut.
"Eh pak ini ada yang nyariin", lanjut pak guru tersebut.
"Oh iya? Siapa?", Tanya Aldi, tapi setelah Zea membalikkan tubuh nya, Aldi hanya mengangguk sambil menunjukkan senyum tipis nya yang mana hal itu membuat Aldi terlihat semakin tampan.
"Mari, ke tempat duduk saya saja", ucap Aldi kemudian berjalan ke arah tempat duduk nya yang letak nya berada di pojok kiri.
Setelah sampai di tempat duduk nya, Aldi segera mendudukkan diri lalu kemudian melepas kacamata yang sebelumnya bertengger manis di atas hidung mancung milik Aldi.
"Duduk sini", ucap Aldi sambil menepuk-nepuk paha nya pelan, dan Zea yang tengah berdiri di sana tentu saja terkejut. Apa apaan suami nya ini, masa mau pangku pangku an di depan umum?, Batin Zea.
Bukan nya Zea segera menjawab ucapan Aldi, ia malah memilih untuk melihat terlebih dahulu keadaan sekitar, dan Alhamdulillah nya keadaan sekitar cukup sepi, tidak terlalu ramai seperti sebelumnya. Sekarang hanya ada beberapa guru saja yang duduk nya sedikit lebih jauh dari tempat duduk Aldi.
Tetapi meskipun begitu, Zea harus ingat jika dirinya sekarang tengah berada di lingkungan sekolah, bukan di rumah yang dimana ia bisa melakukan hal bebas pada Aldi.
Dia harus profesional, Aldi sekarang adalah guru nya bukan hanya suami nya.
"Nggak mau, ini makan siang nya", Zea menggeleng pelan kemudian menaruh kotak bekal tersebut di depan Aldi.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
Teen FictionAdzkiya Zea Aqeela seorang gadis cantik berusia tujuh belas tahun dan masih menginjak kelas XII MIPA 1, harus rela melepas masa single nya karena harus dijodohkan dengan anak dari sahabat ayah nya. (slow update) kalau ada kritikan dan saran bisa la...