"Mas", Zea mengguncangkan bahu Aldi perlahan agar sang empu nya bisa terbangun dari tidur nyenyaknya.
"Mas, bangun", panggil Zea lagi, karena panggilan pertama nya tidak mampu membangunkan suami nya itu.
Setelah beberapa lama, akhirnya Aldi terusik dengan pergerakan Zea yang tiba-tiba saja menciumi nya. Dengan perlahan Aldi mulai membuka kedua matanya dan tersenyum menatap Zea.
"Why babe? Masih jam berapa ini?", Tanya Aldi sambil mencari keberadaan hanphone nya untuk melihat jam.
"Baru pukul 02.45, kenapa sayang hm?", Aldi bertanya sambil mengelus kepala Zea lembut.
"Pengen ke rumah bunda", ucapan Zea seketika langsung membuat alis Aldi bertaut. Ke rumah bunda? Malam malam begini?
"Nanti ya sayang kalau udah cerah, sekarang ayo kita bobo dulu lagi ya?", Ujar Aldi sambil mengeratkan pelukannya pada Zea.
Sedangkan Zea yang berada di dalam dekapan Aldi, menggeleng ribut tidak setuju dengan ucapan Aldi.
"Ini masih malem sayang, udara malem itu nggak baik buat ibu hamil. Udah ya sekarang kamu bobo lagi, ayo aku peluk"
"Engga mau, mau ke rumah bunda huaa", Zea menangis di dalam dekapan Aldi, sedangkan Aldi yang semula nya masih kantuk seketika rasa kantuknya hilang karena tangisan tiba-tiba dari Zea.
"Sayang, sayang dengerin. Berhenti dulu nangis nya dengerin aku ya?", Aldi menyeka air mata yang turun dari kedua mata Zea.
"Sekarang masih jam 2 lebih, nggak mungkin kan kalau kita ke rumah bunda sekarang? Besok aja ya, besok mas janji pagi-pagi pasti kita ke rumah bunda okey? Tapi jangan sekarang, kalau sekarang nggak baik buat kamu sama baby", ucap Aldi diakhiri dengan elusan lembut di perut Zea beberapa kali.
"Hiks, engga mau. P-pengen tidur sama bunda mas hiks"
"Yaudah iya iya, aku telpon bunda ya? Biar bunda aja yang kesini sama papa, kamu nya nggak usah pergi kemana-mana", Zea mengangguki ucapan dari Aldi.
Dan setelah mendapat anggukan dari Zea, Aldi langsung mengambil hanphone nya untuk menelpon bunda nya.
Panggilan pertama tidak terjawab, terus begitu sampai panggilan ke lima baru ada jawaban dari sebrang sana.
"Hallo Aldi, kenapa? Malem malem telpon bunda?"
"Eum itu bun, bunda lagi sibuk nggak?"
"Sibuk tidur, kenapa?"
"Kalau misalkan Aldi minta buat bunda kesini sekarang kira-kira bisa nggak Bun?"
"Hah? Harus banget sekarang? Bunda lagi capek, emang ada apa? Menantu bunda gapapa kan?"
"Nah itu bun, Zea yang pengen ketemu sama bunda. Zea nangis-nangis gara-gara nggak Aldi izinin buat ke rumah bunda sekarang. Terus Aldi usul kalau bunda aja yang kesini, hehe kira-kira bunda bisa nggak kesini sekarang?"
"Aduh jangan sekarang ya Aldi? Bunda nggak bisa, bunda lagi capek banget. Nanti pagi deh bunda kesana nya, gimana?"
"Bentar bun, biar aku tanyain ke Zea dulu", Aldi lalu menjauhkan hanphone nya dari telinga Aldi dan beralih menatap Zea yang sedang menatapnya dengan pandangan penuh harap.
"Sayang dengerin aku ya? Bunda nggak bisa kalau kesini sekarang, beliau lagi sibuk. Tapi nanti, bunda janji bakalan kesini kalau pagi dateng. Gapapa ya?", Aldi berusaha mengucapkan kalimat itu selembut mungkin.
Tapi sepertinya hal itu tidak berpengaruh pada Zea, bahkan sekarang dirinya sudah menumpahkan air matanya kembali.
"Hua, nggak mau mas. Hiks mau tidur sama bundaa", rengek Zea.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
Teen FictionAdzkiya Zea Aqeela seorang gadis cantik berusia tujuh belas tahun dan masih menginjak kelas XII MIPA 1, harus rela melepas masa single nya karena harus dijodohkan dengan anak dari sahabat ayah nya. (slow update) kalau ada kritikan dan saran bisa la...