Tok tok tok
Terdengar suara ketukan pintu dari luar kamar Aldi. Setelah ia memakai baju nya lengkap, dengan segera Aldi berjalan menuju pintu lalu membuka nya. Pandangan pertama kali yang ia lihat adalah ibu Zea yang kini sedang membawa satu nampan yang berisikan bubur ayam dan juga air putih.
"Zea nya masih belum bangun nak?", Tanya ibu Zea sambil menatap Zea yang kini masih tertidur pulas di atas kasur.
Aldi menggeleng, "belum bu, mau sarapan?", Tanya Aldi lagi dan ibu Zea kemudian mengangguk.
Saat ini waktu masih menunjukkan pukul 08.15, tadi saat Zea bermimpi ia terbangun pada pukul 4 dini hari dan Aldi menghubungi kedua orang tuanya dan kedua orang tua Zea pada pukul 3.
"Yaudah kalau gitu ini sarapan buat Zea, tadi juga ibu sama bunda udah sarapan di ruang makan sekarang tinggal kamu aja yang belum. Nanti kalau kamu laper langsung ke ruang makan aja ya"
"Iya bu, nanti kalau Aldi laper pasti langsung kesana"
Ibu Zea mengangguk kemudian menyerahkan nampan tersebut di kedua tangan Aldi, setelah menyerahkan itu ibu Zea pamit untuk pulang karena beliau harus membersihkan rumah.
"Yaudah ibu sama ayah pulang dulu ya, jagain Zea biasanya kalau lagi sakit itu suka manja", kata ibu Zea dan Aldi hanya mengangguk saja.
Aldi kembali menutup pintu kamarnya setelah kepergian ibu nya Zea, setelah itu Aldi berjalan mendekat ke arah istrinya yang kini masih tertidur dengan suhu tubuh yang terbilang tinggi.
Dengan penuh kelembutan Aldi mengelus poni istri nya itu lalu kemudian mengecup kening nya singkat. Sedari tadi suhu badan Zea masih belum turun juga.
"Sayang, bangun dulu ya?", Ucap Aldi sambil terus mengusap kepala Zea, berharap jika istri nya itu akan terganggu dengan pergerakan yang Aldi beri.
Tapi sepertinya semua usaha Aldi tidak membuahkan hasil, bukannya Zea bangun, ia malah tidur semakin nyenyak sambil memeluk perut Aldi.
"Hey bangun sayang bukan malah tidur lagi. Bangun cinta, sarapan dulu"
"Enggak mau mas", gumam Zea di dalam dekapan hangat Aldi.
"Kok gak mau sih, kan kamu belum makan. Makan dulu sekarang nanti kalau habis makan bobo lagi gapapa, yang penting sekarang perutnya keisi. Biar cepet sembuh"
"Gak mau aku", rengek Zea sambil mencoba menutup seluruh wajahnya dengan menggunakan selimut tebal yang biasanya digunakan oleh keduanya.
"Yudah kalau gitu kamu mau makan apa sayang? Bilang coba", Aldi mencoba bertanya dengan nada yang terbilang halus, sangat halus bahkan.
Tidak ada sahutan dari mulut Zea yang mana hal tersebut membuat Aldi menjadi pusing, ia bingung harus memberi istrinya ini makanan apa? Sudah berkali kali bertanya tapi Zea tetap diam.
Hingga tak lama handphone Aldi berbunyi, dengan segera Aldi mengangkat panggilan dari papa nya itu tanpa beranjak sedikitpun dari kasur yang di duduki nya.
"Hallo, Assalamualaikum Pa. Kenapa?"
"..."
"Gak tau pa kalau itu, tapi nanti biar Aldi coba bicarain dulu sama istri. Kalau dibolehin, aku kabarin papa"
"..."
"Iya pa, waalaikumsalam"
Hanya panggilan singkat dari papa Aldi. Setelah panggilan tersebut terputus, Aldi mencoba menatap Zea yang kini masih menutupi dirinya dengan menggunakan selimut.
"Sayang, mau sarapan atau enggak?", Oke, ini sudah yang berulang kali Aldi dicueki oleh Zea.
"Enggak mau? Yaudah kalau gitu nanti sarapan sendiri aja ya? Aku mau ke kantor, kata papa ada meeting dadakan. Kamu dirumah sendirian, bunda, ibu, ayah, sama papa udah pulang dari tadi pagi, gapapa aku tinggal sendirian?"
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT HUSBAND
Fiksi RemajaAdzkiya Zea Aqeela seorang gadis cantik berusia tujuh belas tahun dan masih menginjak kelas XII MIPA 1, harus rela melepas masa single nya karena harus dijodohkan dengan anak dari sahabat ayah nya. (slow update) kalau ada kritikan dan saran bisa la...