2.1

21 1 1
                                    

"Kau menyuruhku untuk menunggu bajingan sepertimu yang tidak bertanggung jawab ini untuk menyakiti adikku lagi?hah,Demi Allah aku akan membunuhmu jika saja Humaira tidak mencegahku untuk melakukannya!"

"Kumohon kholid,beri aku kesempatan...,"Adnan terisak dan bersimpuh hendak memegang kaki Kholid.Hal tersebut mulai memancing perhatian orang orang yang berlalu lalang,menyadari hal tersebut Kholid memutuskan untuk mengajak pergi Adnan dan berusaha memberinya kesempatan.

***
Setelah semua penjelasan Adnan,Kholid yang berfikir panjang akhirnya mengizinkan Adnan untuk kembali pada Humaira,tentunya dengan berbagai syarat.Akhirnya Adnan melakukan serangkaian prosedur untuk menjadi wali dari Humaira,mulai dari swab tes dan kelengkapan surat vaksin semuanya tuntas hingga kini saatnya,Adnan dapat menemui istri tercintanya.

"Assalamualaikum"ucap Adnan memasuki ruangan Humaira.Perlahan namun pasti Humaira membuka matanya dan terkejut melihat kedatangan sang suami.

"Walaikumussalam,mas Adnan"raut wajah Humaira yang semulanya sendu berubah bahagia.Bagaimana tidak,sosok yang selama ini ia rindukan akhirnya datang menemuinya,membuat bulir bening kembali menetes bahagia.Adnan menggeser kursi dan duduk di sebelah Humaira.Pucat dan kurus,itulah yang terlihat dari tubuh Humaira sekarang.Hati Adnan semakin terasa sakit dan merasa bersalah kepada humaira.Berkali kalo iya menyumpahi dirinya sendiri,mengapa ia selama ini begitu bodoh.

"Mas Adnan kenapa bisa disini? tanya Humaira dengan senyuman khasnya tanpa sedikitpun kebencian.

"Karena aku ingin berada di sampingmu sayang..."jawab Adnan serak menahan tangis.

Blush..Humaira malah tersipu malu mendengar Adnan memanggilnya demikian.Adnan memegang tangan Humaira dengan perlahan.

"Maafkan aku Humaira...,seharusnya aku.."tangis Adnan pecah membuat Humaira terkejut.

"Maafkan aku yang selama ini egois kepadamu,maafkan aku yang tidak bisa membuktikan seluruh kata kataku."

Mendengar ucapan Adnan tersebut Humaira akhirnya ikut meneteskan air mata,dan perlahan memegang tangan Adnan yang menggenggam tangannya.

"Ira gak papa kok mas..,Ira gak pernah menyalahkan mas.."ucapnya perlahan menghapus air mata Adnan.

"Tatap aku mas.."ucapnya pada Adnan yang tertunduk dan terisak.

"Lihat aku mas..,aku bahagia kok...,yang terpenting mas sekarang ada disini untuk Ira kan..itu lebih dari cukup mas."

Keduanya saling berpelukan dan mencurahkan segala kerinduan dan kasih sayang.Rasa bahagia semakin memuncak ketika Adnan tau bahwa Humaira sedang mengandung buah hatinya.Berkali kali Adnan mengucapkan syukur atas anugrah yang ia dapat.

***
Hari pun berlalu menjadi setahun kemudian.Sosok lelaki yang kini sudah menyandang status ayah itu,hanya bisa menatap sendu batu nisan sang istri.

"Sayang...lihat lah anak kita...ia begitu cantik seperti dirimu.."ucapnya tersenyum sambil memandang bayi perempuan menggunakan hijab mini berwarna merah muda, di dalam kereta bayi.

"Aku berjanji padamu bahwa aku akan selalu menyayanginya dan melindunginnya.

TAMAT

****




My Mine(End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang