"Gagal bukan berarti kamu tak berhak untuk tetap tersenyum"***
Matahari telah kembali ke peraduannya.Seburat warna kemerahan telah menandakan sang senja datang.Begitu tenang dan damai.Namum tidak dengan semua yang kurasakan saat ini.Seharusnya hari adalah hari yang sangat membahagiakan untukku dan keluarga,yaitu hari pernikahanku dan Fadil.Namun nyatanya hari ini adalah hari terberat bagiku,bulir bening terus saja mengalir dari mataku. Begitu sesak rasanya hingga aku tidak tahu bagaimana menghentikannya.Beberapa jam yang lalu.
Sejenak aku tertegun dan terpesona,melihat pantulan wajahku di cermin saat ini.Andai saja ini bukan hari yang penting,mungkin aku akan memilih berlama lama memandang wajahku sendiri,haha.
"Ya Allah,apakah ini aku?" Gumamku dalam hati,sambil tersenyum melihat bayanganku dicermin. Menggunakan gaun serba putih dengan hijab berwarna senada,sementara wajahku,entahlah aku tidak bisa berfikir apa saja yang telah diperbuat penata rias kepadaku. Sampai aku pun seperti tidak mengenali diri ku sendiri.
Disaat aku masih sibuk memandang wajahku di cermin,Tiba tiba terdengar knop pintu kamarku terbuka.Lamgsung saja aku melihat ke arah pintu tersebut.Betapa bahagianya aku melihat sosok yang datang tersebut adalah abangku,yang selama ini tengah melanjutkan pendidikannya S3 di kairo,memang sudah hampir setahun tidak pulang ke indonesia.
"Assalamualaikum, little star abang"ucapnya sambil tersenyum hangat kepadaku.
"Walaikumussalam,abang....humaira rindu..hiks."aku berhambur memeluk abangku sambil menangis.
"Ya ampun dek, kamu bentar lagi mau jadi istri orang lo,tapi kenapa masih cengeng begini?"ejek abangku sambil melepaskan pelukanku dan menghapus air mataku.
"Abang...jahat,adeknya rindu malah diejek"rengekku tidak terima.
"iya iya maaf dek,tapi abang bingung dek?"ucapnya sambil duduk diatas ranjang tidurku sambil sedikit berfikir.
"Kenapa bang?"tanyaku ikut kebingungan, lalu duduk di sebelah abangku.
"Kamu ini sebenarnya adek abang atau bukan?"aku semakin bingung .
"Mengapa abang bertanya seperti itu?"
"Kamu cantik sekali jadi abang ragu kalau kamu ini benar benar humaira adik kesayangan abang atau bukan"sambil memperhatikanku dengan menahan tawa.
"Abang...ngeselin..."ucapku sambil mencubit pelan abangku.
"Ampun dek..sakit... berhenti dek,"lalu memegang tanganku.
"Tapi kamu senang kan?"lanjutnya.
"Hehe iya makasih abang sayang..."lalu aku memeluknya.
Aku memang sangat manja kepada abangku ini,Muzakki al kholidi itulah nama abang ku.dia adalah seorang kakak yang selalu membimbing dan menjagaku.
"Abang doakan adek bisa jadi istri soleha untuk suamimu,terus abang juga pengen cepet cepet lihat keponakan abang"ucapnya sambil terkekeh.Membuatku malu.
"Amin abang"tapi terdengar suara kegaduhan di luar sana,aku dan abangku pun beranjak dari ranjang.
"Kamu disini aja dek,pengantin gak boleh keluar!"
"Tapi adek pengen tau!"
"Sssttt udah diam biar abang aja yang keluar!"sambil berlalu meninggalkanku.
Namun setelah bang Kholid keluar,suara tersebut malah semakin jelas hingga membuat ku gelisah,akhirnya aku memutuskan untuk keluar.Aku tidak percaya dengan apa yang kulihat.Abi dibawa menuju rumah sakit sementara bang Kholid sedang berteriak mengeluarkan amarahnya,umi terlihat lemas didekat sofa,beberapa saudara ku memijit umi.
"Tunjukkan dimana rumahnya umi ! agar aku bisa memberi pelajaran kepada laki laki berengsek itu! beraninya dia menyia nyiakan adik ku!!"
"Redakan emosimu bang"ucap umi yang masih terlihat lemas,sementara aku semakin tak mengerti dan menghampiri abang.
"Abang.."panggilku lirih membuat abangku langsung memelukku.
"Apa yang terjadi bang?"hatiku semakin gelisah.Lalu melepaskan pelukan bang Kholid
"Kenapa bang?"tanyaku lagi,sementara bang Kholid hanya terdiam.
"Abang..jawab adek!"aku menggoyangkan lengannya sambil menangis,kulihat mata abangku seperti menahan tangis.
"Tenang dek,abang akan melindungimu"aku semakin cemas.
"Jawab pertanyaanku bang!"perlahan setelah menghela nafas bang Kholid akhirnya membuka mulut.
"Calon suami mu telah menggagalkan pernikahan dan menikah dengan wanita lain"ucap bang Kholid menahan air mata.Mendengar ucapan bang Kholid tersebut,tiba tiba aku tidak sadarkan diri.
****Perlahan kucoba membuka mataku.Rasa sakit yang hebat menerpa kepalaku. Kulihat bang Kholid berada di sebelahku sambil mengelus kepalaku,entah mengapa kepala ku terasa berat.
"Abang.."panggilku sambil membuka mataku.
"Iya dek,alhamdulillah kamu sadar,tunggu sebentar abang akan mengambil air minum untukmu."
"Gak usah bang"aku menahan lengan abangku yang hendak beranjak dari tempat duduknya.
"Abang mau ninggalin adek juga.."ucap ku menahan air mata,karena langsung mengingat apa yang telah terjadi.
"Enggak dek,abang bukan mau meninggalkanmu dek.."sambil memelukku dan mengelus kepalaku dengan lembut,tangisku pun pecah dipelukannya.
"Sudah dek,air matamu tak pantas kau keluarkan untuk laki laki itu,abang akan selalu ada untukmu"hiburnya sambil melepaskan pelukannya dan menghapus air mataku.
"Abi sama umi mana bang"sedari tadi aku memang tidak melihat keduanya,dan abangku hanya menghela nafas.
"Umi menemani abi dirumah sakit karna abi mengalami serangan jantung."
"Astagfirullah,abang..ayo ke rumah sakit,adek khawatir sama abi."
"Hmm baiklah tapi sebaiknya kamu mengganti pakaianmu dan mandi,abang saja menahan nafas dari tadi karna adek abang ini belum mandi"ejeknya sambil tertawa.
""Abang.."rengekku,tapi aku sangat bersyukur mempunyai abang kholid yang selalu bisa menghiburku disetiap kesedihanku.
"Abang"panggilku,bang kholid menoleh sambil berusaha tersenyum kepadaku.
"Iya ada apa dek?"
"Terima kasih sudah menghibur adek ya"aku kembali meneteskan air mata.
"iya dek sama sama,sudah lah cepat mandi kamu sudah bau sekali,"sambil menutup hidung.
"ih abang ngeselin"
"Abang tunggu di ruang tamu ya!"
"iya bang"
****
![](https://img.wattpad.com/cover/173103603-288-k882574.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mine(End)
RomansaCerita masih lengkap cuma dalam perbaikan.Kerena emng banyak kesalahan. Allah memiliki rencana yang tak pernah kita duga begitu pula dengan jodoh,hanya allah yg berhak merencanakannya Begitu pula yg dialami ira,setelah ditinggal oleh laki laki yang...