Take me there

438 41 6
                                    

Hongjoong sedang duduk di kursi nya sambil melihat gedung pencakar langit dari balik kaca ruangan. Melamunkan hal yang kemungkinan terjadi, entah apa itu. Ia melirik tangannya yang sempat di gips kemarin, masi sedikit ngilu tapi sudah bisa bergerak bebas.

Seonghwa mungkin saja lagi di loby, karena hongjoong ga mau di ikutin mulu. Ntah lah perasaan hongjoong sedikit labil saat ini, perasaan aneh itu terus datang semenjak ia melihat Seonghwa masuk ke kehidupannya. Di satu sisi dia senang dan di sisi lainnya ia gusar.

Suara dering telfon terdengar. Telfon kantor, tidak biasanya berbunyi.

"Hmmm, "

"Yeobseo, "

"Selamat pagi Tuan Muda Kim Hongjoong, "

Deg..

Suara ini, suara pamannya.

"Kenapa diam saja? Kau ini jadi anak yang tidak pernah di ajarkan memberi salam kepada orang yang lebih tua ya?? Apakah orang tua mu tidak pernah mengajarkan mu sopan santun, kim hongjoong. Oh.. Aku lupa, mereka kan sudah berada di dalam kubur, " Paman Kim tertawa sarkas dari balik telfon.

Nafas hongjoong naik turun.

Sialan, tangannya bergetar. Pelipis nya berkeringat, kilasan kecelakaan waktu itu terputar jelas di otaknya.

"Ughh.. "

"Eoh, kim hongjoong. Nafas mu sesak ya? Atau kepala mu serasa di hantam benda keras hmmm. HAHAHAHAHA kau tidak pantas hidup Joong, maka berikanlah semua harta dan kekuasaan keluarga mu yang sudah lama mati itu, "

Sesak, ia kesulitan bernafas. Kepalanya sakit, siapa saja tolong siapa saja buka pintu itu.

Hongjoong jatuh terduduk, genggaman nya pada ponsel terlepas. Membuat Kim tua di sebrang sana tertawa lebih keras, ia tidak bisa menggapai ponsel nya untuk memanggil Mingi.

"Akhhh, Appa.. S-sakit, "

Hongjoong menjambak kuat rambutnya, kepalanya sangat sakit di tambah kilasan kecelakaan itu terus datang menimpah memori pahit lainnya.





















Cklek..






















"Tuan.. YA KIM HONGJOONG, APA YANG TERJADI!! HEY KIM HONGJOONG!, " Seonghwa menghampiri hongjoong yang tergeletak di lantai. Berusaha merengkuh tubuh bergetar itu.

"S-ssakit, "

"Hentikan, jangan menyakiti diri mu sendiri. Hongjoong sadar, ini aku seonghwa!, " Seonghwa menarik tangan hongjoong yang berada di kepalanya, jika di biarkan kepala hongjoong bisa berdarah.

Tapi malah tangan seonghwa yang di remat kuat. Tidak papa, tapi rematan hongjoong begitu kuat.

"Tenang, Hongjoong tenang, " Seonghwa memeluk hongjoong sambil mengusap pelan punggung pria itu dengan tangannya yang bebas.

"Appa.. Bawa Joongie ahk, " Seonghwa semakin panik, ia mengeratkan pelukannya pada Hongjoong.

Sesakit itu Joong?
Berbagilah rasa sakitnya kepada ku.

Seonghwa jadi ikut menangis, ia merasa emosi dalam diri nya berlomba-lomba untuk keluar ketika melihat hongjoong yang seperti ini.

.

Setelah beberapa menit tidak ada lagi suara tangis dan tubuh hongjoong yang bergetar, membuat Seonghwa bisa melepas pelukannya sebentar dan mendial nomor Mingi.

Eccedentesiast | • ATEEZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang