Shining

240 26 1
                                    

"Maaf...













" Jangan katakan hal yang buruk, " Suara mingi bergetar.

"Ah, maaf saya belum selesai berbicara. Operasi pasien berjalan lancar, beliau sedang mencari seseorang yang bernama Seonghwa, apakah ada? "

Semua orang yang menunggu mendadak lemas, lemas karena lega hongjoong masi selamat. Bahkan San sudah berlabuh di pelukan Jongho, terisak kuat.

"S-saya Park Seonghwa, " Seonghwa mengangkat tangannya.

"Astaga tuan, apakah anda terluka?, " Suster itu terlihat shock melihat seonghwa yang masih berlumuran darah.

"Saya tidak apa-apa, hanya terkena darah Tuan Hongjoong. " Terlihat suster itu menghela nafas.

"Baiklah, sebaiknya anda mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menemui pasien, saya pamit. " Mereka kompak mengangguk membiarkan suster itu berlalu.

Seonghwa menatap mereka semua bersamaan. Seperti meminta persetujuan apakah dia di perbolehkan masuk atau tidak.

"Masuk lah terlebih dahulu hyung, dia menunggu mu, " Seonghwa tersenyum, dia langsung memasuki ruangan itu. Membersihkan tangannya lalu menghampiri ranjang Hongjoong.

"T-tuan hongjoong.. " Hongjoong yang mendengar suara yang tidak asing itu langsung menoleh.

"Hwa, saya baik-baik saja, " Hongjoong tersenyum kepada nya. Lihatlah manusia di depan seonghwa ini, yampun dia masi bisa bilang tidak apa-apa padahal hampir mati. Ingin sekali seonghwa mencekiknya karena gemas.

Tidak, mana mungkin dia mencekik pria yang baru saja memberinya cincin mahal. Walau bukan hongjoong sendiri yang memberinya.

"Hiks, "

Seonghwa menangis, Hongjoong panik sendiri. Di mencoba bangun tapi perutnya mendadak nyeri.

"Jangan.....hiks bergerak bodoh, luka mu bisa terbuka lagi hiks, " Hongjoong memandangi seonghwa yang baru saja mengumpatinya. Dia terkekeh kecil sambil menarik tangan seonghwa untuk lebih mendekat.

"Jangan menangis, terasa lebih sakit ketika melihat bodyguard cantik ku menangis, " Hongjoong mengecup pelan punggung tangan seonghwa.

"Bodoh, bisa-bisanya hiks. "

"Iya Hwa, saya memang bodoh. Ayo umpati sekali lagi, "

"Hongjoong bodoh, bodoh! " Seonghwa tidak tau harus bereaksi seperti apa, ia sudah terlampau sedih bercampur senang.

"Sudah? " Hanya anggukan yang di dapat hongjoong, ternyata bodyguard yang selalu di takuti di Akademi ini bisa sangat manis di matanya.

Seonghwa merogoh kantung jas nya, memberikan kotak beludru berwarna biru itu kepada Hongjoong.

Hongjoong faham maksud seonghwa.

Maka dari itu Hongjoong membuka nya, dan memasangkan cincin itu pada jari manis seonghwa.

"Park seonghwa, maaf timingnya sangat jelek. Kau mungkin berharap lebih dari ini, tapi maaf sekali lagi aku sudah tidak bisa melihat posisi mu sebagai bodyguard Tuan Muda Kim. Jadi bagaimana kalau aku melihat mu sebagai pasangan dari Tuan Muda Kim? "

Seonghwa tidak mampu berkata-kata, hatinya menghangat. Dia menatap Hongjoong dengan lembut, air mata tidak bisa berhenti berlinang.

"Hongjoong... "

"Iya aku tau, Maaf. Tapi aku sudah tidak tahan lagi, menyuruh mu menunggu sama saja membuat mu sakit. Karena batasan tugas membuat kamu dan aku tidak bisa saling dekat, jadi? Would you be mine Park Seonghwa? "

"Hongjoong berhenti lah meminta maaf. Seharusnya aku yang meminta maaf karena tidak becus menjaga mu, " Hongjoong menggeleng kuat. "Aku belum bisa menjadi bodyguard yang sangat berguna bagi mu, lantas mengapa kamu tidak memecat ku saja? "

"Hwa..? "




...








"Pecat aku dan ku Terima lamaran mu, "

Hongjoong mendelik seketika, tatapan nya yang tadi sayu seketika cerah. Dan tanpa sadar dia menghentakkan tubuhnya.

"Ahk.. "

"Bodoh sekali Tuan Kim " Seonghwa buru-buru melihat kondisi hongjoong yang merintih kesakitan di atas ranjangnya.

"S-sakit, "

"Berhentilah bergerak! Jika jahitan nya terbuka lagi, aku minta dokter membius mu saja. " Seonghwa sebenarnya khwatir, tapi mau bagaimana lagi?

"Hehe, aku belum selesai. Kemarikan tangan mu hwa, "

"Pecat aku dulu, baru kamu bisa memasang cincin itu di tangan ini, " Seonghwa menunjuk salah satu jari nya di depan hongjoong.

"Oh ayolah, "

"Kalau tidak mau memecat ku, yasudah tidak usah di pasang Tuan Kim, " Hongjoong lekas menggeleng kan kepalanya.

"Seonghwa :( kan yang mempekerjakan kamu itu Tuan Choi, gimana bisa aku yang mecat, "

"Eh iya juga.. Yasu- "

"Sebagai perwakilan ayah, aku memutuskan memecat Seonghwa hyung sebagai bodyguard dari hongjoong hyung, " Hongjoong maupun seonghwa menatap kaget ke arah pintu ruangan. Di sana semua temannya melihat drama picisan dua orang yang kasmaran dari tadi.

"San-ie... "

"Sudahlah hyung, seonghwa hyung sudah di pecat. Ayo pasang cincinnya, " Wooyoung gregetan cuy.

Hongjoong menatap seonghwa lagi, sekarang seonghwa menyodorkan tangannya. Bersedia menerima cincin perak yang telah di siapkan Jongho.

"Mari menjalani hidup baru sebagai pasangan Park seonghwa, "

"Jangan sungkan meminta bantuan ku ya Joongie? "

Di akhiri dengan pelukan pelan seonghwa pada hongjoong yang masi berbaring di ranjang pesakitan nya.

.
.

"Manis sekali, lihat mereka berdua hiks, "

"San hyung, kau sudah menangis 3x hari ini. Nanti wajah mu bengkak, "

"Aku tidak peduli Jongho, aku bahagia sekarang hiks, " Jongho menyikut wooyoung di sebelah nya, mengkode pemuda itu untuk menenangkan sang kakak.

Wooyoung tidak menyia-nyiakan kesempatan nya, sepertinya ia akan menyusul hongjoong untuk menyatakan perasaan nya pada San. Ia langsung membawa San kendalam dekapannya.

Yeosang juga ikut terharu, ia mengandeng lengan Jongho yang berada di sebelah nya.

Sedangkan pasangan MinYun, mereka berada di ruangan khusus rontgen. Mingi yang khawatir dengan kondisi pergelangan kaki yunho pun merekomendasikan rontgen agar tau seberapa parah cedera si dokter muda.

Dan hasilnya cukup membuat mingi bernafas lega, hanya pergeseran kecil. Sehingga Yunho harus memakai gips sementara agar posisinya kembali seperti semula.

"Masi terasa sakit bear? "

"Uhm, sedikit. Sudah tidak separah tadi Mingi, " Mingi mengelus surai hitam yunho pelan. Hari ini cukup melelahkan untuk mereka semua. Dan satu masalah selesai, mereka hanya perlu memenjarakan Paman Hongjoong yang berhasil kabur. Ketika pamannya masuk kedalam penjara, mungkin semuanya akan selesai.























Benarkan?

























TIBICI

Eccedentesiast | • ATEEZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang