Hyung

251 27 0
                                    

Seonghwa tengah menatap jengah orang di depan mereka. Dia harus profesional, walaupun rasa ingin membunuh nya bergejolak.

Ia, Yeosang, mingi dan wooyoung tengah berada di ruang interogasi. Sebenarnya seonghwa sedikit kasihan dengan orang di depannya, yang sekarang tengah terkapar karena pukulan Mingi.

Tuan choi membiarkan mereka melakukan hal-hal yang di inginkan karena dia tau 4 orang ini tidak akan lepas kendali.

"Masi tidak mau berbicara hah?! " Bentakan Mingi begitu menggelegar di dalam ruang kedap suara itu.

"Cukup Gi, jika kau terus kasar dia tidak mungkin buka mulut, " Yeosang berusaha meredam kemarahan Mingi. Wajah pria itu terlihat merah karena marah.

"Hhhah, " Mingi hanya bisa menghela nafas kasar.

"Sudahlah, tanpa dia buka suara juga... Dalang dari semua ini pasti paman kim, "

"Aku lelah mendengar sebutan itu, " Wooyoung yang notabene nya orang baru saja sudah sangat muak.

Ingin sekali Mingi melempar meja di depannya, tapi cukup saja. Dia bisa di habisi seonghwa saat itu juga jika emosi lagi.

"Sudah kan? Lebih baik dia membusuk di penjara saja. Lagian dia tidak buka suara dari tadi, bahkan untuk meminta pengampunan saja tidak ada, jadi biarkan saja dia membusuk, " Seonghwa beranjak pergi, meninggalkan orang-orang di dalam ruangan yang menatap nya ngeri.

"Yasudah, itu mau mu paman. Silahkan di nikmati. " Wooyoung juga ikut menyusul Seonghwa keluar, lalu di susul mingi dan yeosang.

.

"Keras kepala sekali, "

"Keuntungannya berada di pihak paman kim apa sebenarnya? Sampai mereka bisu seperti itu mati-matian tidak membocorkan info sama sekali hah? "

"Mereka licik Hyung, Orang-orang suruhan itu sebenarnya di ancam, "

"Maksud mu? "

"Keluarga, harta, dan nyawa. Kalian pasti faham alurnya, "

"Sial, "

"Apa jadinya jika Hongjoong tidak selamat waktu kejadian itu.. " Seonghwa menunduk, kepalanya tengah memikirkan kejadian yang ia alami selama bersama.

"Mungkin saja sekarang sudah banyak  eksploitasi anak atau obat-obat terlarang. " Kata yeosang yang tengah menggesekkan bilah pisau.

"Young, ada yang perlu kau jelaskan pada ku, " Wooyoung mendongak menatap Tubuh tinggi mingi di depannya.

"A-apa? "

"Jangan pura-pura tidak tau, kau tidak boleh menyembunyikan hal seberat itu sendiri, " Tangan Mingi meremat pelan pundak wooyoung.

"Kalian kenapa!? "

"Jangan fikir aku bodoh young, tapi sebelumnya aku berterimakasih karena kaubtirak membawa yunho, " Sekarang wooyoung faham.

"Sebenarnya ada apa? Apa yang tidak ku tau? "

"Hhah, baiklah. "

Wooyoung menceritakan semuanya sedetail mungkin. Hingga tatapan tidak senang menusuk padanya hadir, namun hanya berselang sebentar sebelum akhirnya seonghwa memeluk pemuda kelahiran November itu.

"Tak apa, jalan yang kau ambil sudah benar. "

"Maafkan aku Hyung, "

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Hongjoong tengah berjalan di taman rumah sakit bersama Yunho. Angin hari ini cukup kencang, membuat rambut hongjoong sedikit berantakan.

"Hyung tidak lelah? Kita sudah berjalan dari rooftop lantai rumah sakit hingga ke taman di bawah ini, " Tanya Yunho.

Eccedentesiast | • ATEEZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang