Live Alive

331 37 4
                                    

"WOOYOUNG-AHHH!!, "

"NEE!!, AKU DI BELAKANG, "

"KESINI! PALLI!!, "

Wooyoung baru saja ingin nyolong mangga, eh udah keburu di panggil sama aya- San.

Buru-buru deh dia masuk, ga nyelow lagi. Mana rambutnya masi ada ranting pohon.

"Kau kenapa? Kenapa berantakan sekali, "

"Jatuh. Ada apa berteriak?, "

"Tidak ada, hanya ingin melihat wajah mu. "

"San, kau tidak salah makan kan? "

"Tidak, memangnya orang salah makan kenapa?, " Tanyanya bingung.

"Tidak. Nah sekarang aku sudah disini, apalagi yang mau kau lihat, San-ah? " Bukannya menjawab, San masi memandangi wajah wooyoung.

"Apa boleh? " Telunjuk San mengarah ke alis nya. Serasa faham, wooyoung hanya mengangguk. Membiarkan tangan halus itu mengusap alisnya perlahan.

"Bentuknya cantik, aku suka. " Wooyoung sedikit menarik bibirnya membuat kurva kecil.

Tangan San semakin turun hingga ke hidung bangir milik wooyoung, mata pemuda choi itu melihat bibir berisi wooyoung.

Tidak, San tidak memikirkan hal yang kalian fikirkan kok.

Ia hanya diam beberapa saat lalu menyelesaikan jelajah nya di permukaan wajah wooyoung. Di tutup dengan usakan di kepala Wooyoung.

"Kau sudah berkerja sangat keras, wooyoung-ah! Kau pantas mendapat apa yang kau mau, "

'Termasuk memiliki mu San? "

.
.
.
.
.
.

Setelah kejadian seonghwa yang di pergoki hongjoong. Kedua insan itu sedikit canggung, padahal sebelumnya mereka saling melempar cerita saat di cafe.

Hanya seonghwa yang berasa Canggung, hongjoong mah masi belum konek.

"Kau kenapa diam saja dari tadi?, " Mereka berdua sedang berada di sebuah market, karena hongjoong ingin mencari sesuatu.

"Saya tidak enak di liatin pengunjung lain, Tuan. " Hongjoong mengernyit, apa karena rambut birunya yang mencolok?

"Tidak enak karena apa? Perasaan kita cuma berdua, ga ada penjaga lain. "

"Memang cuma berdua, tapi sedari tadi seperti banyak yang melihat ke arah kita. " Market ini sangat luas, sudah seperti Mall. Dan di sana juga banyak pembeli lain, jadi wajar saja kan kalau hongjoong mengabaikan seonghwa yang terlampau sensitif keadaan?

"Perasaan mu saja, hwa "

Seonghwa menghela nafas. Ia langsung menghekori hongjoong yang sedang mencari alat yang ia mau, sambil memastikan keadaan. Mau bagaimana pun kondisi mereka saat ini sangat rawan.

"Hwa, menurut mu ini cocok dengan ku?, " Hongjoong menunjukkan sebuah topi, bucket head.

Seonghwa menganguk, apapun yang di pakai hongjoong pasti selalu cocok.

"Hmmm tapi ga dulu deh, topi di rumah banyak, " Seonghwa meringis mendengar nya. Hongjoong ini sangat pemilih.

Pemuda berambut biru itu lanjut berjalan melihat-lihat sambil sesekali melirik seonghwa yang masi fokus melihat kesana kemari.

"Hwa, kenapa kau begitu tegang?, "

"Hanya memastikan keadaan Tuan. Bagaimanapun anda tanggungjawab saya dari rival maupun paman anda. " Ucapan seonghwa membuat alis hongjoong mengkerut.

Eccedentesiast | • ATEEZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang