Yes I did

248 31 2
                                    

"Kalian berdua begitu naif, dasar anak muda, "

Posisi tidak menguntungkan, Hongjoong sebenarnya sudah sangat ingin menjatuhkan tubuhnya, pria beraambut oreo itu sudah sangat lelah.

"Hongjoong, paman hanya meminta mu menandatangani surat ini. Kenapa kau terus terusan menolak?, "

"BODOH, SETELAH AKU MENANDATANGANI SURAT ITU KAU PASTI MEMBUNUHKU KAN!, "

"Tidak Joongie, paman hanya meminta mu menandatangani ini. Setelah itu kau akan tinggal bersama ku. Kita bangun keluarga kecil, "

"BULSHIT, "

"HAHAHA YEOKSI, PUTRA KIM JUNMYEON MEMANG KERAS KEPALA SEPERTI AYAHNYA, "

Pamannya terus melangkah maju, mendekati keponakan nya yang sekarang di tahan oleh anak buahnya.

Changmin?

Hongjoong tidak bisa menyelamatkan kannya, pria itu sudah tergeletak dengan darah yang nerembes dari kepalanya, dia belum mati.

"Lepas, sialan lepaskan aku, " Hongjoong memberontak. Pamannya semakin mendekat.

Kepala mereka bertemu, Hongjoong menatap bengis pamannya.

"Apa-apaan tatapan mu itu Joongie? " Dia terus tertawa sambil memainkan helaian rambut Hongjoong.

"Lepaskan aku, brengsek! "

PLAKKK

"Bosan dengan ocehan mu Hongjoong, sebaiknya kau diam. " Hongjoong memang terdiam karena tamparan keras yang menyapa pipinya.

"Jika kau jadi anjing yang penurut, mungkin hidupmu sudah bahagia sejak dulu. Di Pembuangan tentunya. "

"Paman, "

"Ya? Ada apa keponakan ku?, "

"Kau ingin harta keluarga ku bukan? "

"Tentu, kau berubah fikiran joongie? "

Hongjoong mengangguk. Senyuman lebar tak di idahkan sudah tercetak jelas di bibir Pamannya.

"Lepaskan aku, agar aku bisa menandatangani surat itu, " Pamannya mengkode beberapa penjaga yang menahan Hongjoong agar melepaskan keponakan nya.

Sayangnya orang tua ini tidak akan pernah tau apa yang difikirkan orang sepintar Hongjoong.

.
.
.
.
.

Seonghwa masi berlari, sekarang dia merutuki rumah mewah Hongjoong. Beberapa kali dia nyasar, dan berujung masuk ke salah satu ruangan gelap.

Ia harus cepat, HonHongjoong butuh bantuan. Tuan Muda nya, yang menyuruhnya menunggu itu sedang dalam bahaya.

Sesampainya dia di ruangan yang seharusnya, di sana hongjoong di tahan. Dan astaga siapa laki-laki yang tergeletak itu, seonghwa panik tapi berusaha profesional, jika dia gegabah makan nyawa Hongjoong bisa melayang.

Ia masi memperhatikan pembicaraan Hongjoong dengan pamannya, hingga di saat kedua orang suruhan pamannya melepas kedua tangan Hongjoong dia mulai panik.

"Apa yang sebenarnya kau fikirkan, "

Seonghwa memperhatikan gerak-gerik Hongjoong yang mengambil pena dari tangan pamannya. Seperti gelagat ingin menandatangani sesuatu.

Tapi di tengah kegiatan Hongjoong yang mencoret kertas itu, Tiba-tiba Hongjoong menyunggingkan senyuman nya.

Di lihatnya Hongjoong mengambil belati besar yang berada di tangan pamannya seraya berucap...

"KAU FIKIR AKU BODOH?! LEBIH BAIK KITA MATI BERSAMA, "

Hongjoong tersenyum penuh arti, seraya memeluk pamannya sambil menghunus kan belati yang bisa saja mengoyak daging keduanya.

Eccedentesiast | • ATEEZ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang