Bad

664 96 19
                                    

Sebelum membaca jangan lupa vote, komen dan follow



Happy reading




Ahn jisoo, yeoja cantik nan rupawan itu saat ini tengah dilanda kegelisahan. Mimpi dimalam itu kembali terputar dalam batangnya. Bukan apa tapi mengapa? Mengapa mimpi itu datang disaat bersamaan dengan kedatang seorang yang sempat mengancam keluarganya.

Menggeleng pelan menepis pikiran negatif itu, matanya menelisik kesamping mencari benda pipih yang selalu dia bawa.

Jarinya berkutat mencari nama seseorang dalam kontak handphone miliknya. Tanpa ragu ia menekan tombol hijau lantas mendekatkan benda pipih tiga Boba itu ketelinganya.

"Yeoboseyo?" Sapanya pertama kali setelah panggilan diterima orang disebrang.

"Nee yeoboseyo? Ada apa jisoo?" Jawab orang didalam panggilan itu.

"Eoh mianhae jika aku mengganggumu oppa. Aku hanya ingin menanyakan hal kemarin" kata jisoo.

"Aniyo kau tidak menggangguku. Hmm tenang saja jisoo, orang itu tidak akan pernah bisa mengganggu atau bahkan menyentuh kalian"

"Hmm gomawo oppa. Maaf telah merepotkanmu"

"Aniya, kau, Jennie, rose maupun baby lily sudah kuanggap keluargaku jisoo-ya"

"Kau membuatku terharu oppa"

"Hahaha yasudah aku akan memberimu kabar terbaru nanti nee?"

"Baiklah gomawoo. Anyeong jin oppa"

"Anyeong jisoo-ya"

Tut

Panggilan berakhir menampakan wajah penuh kelegaan pada diri jisoo.

Perlu diketahui jika orang dalam panggilan itu adalah sosok namja yang sangat baik. Kim seokjin, dengan marga yang sama dengan jisoo dulu. Namja yang selalu melindunginya sejak kecil sampai saat ini.

Apakah bisa seokjin hanya berteman tanpa adanya perasaan pada jisoo?. Tentu bisa, bahkan seokjin sedniri telah memiliki seorang kekasih 'kang seulgi' yeoja yang juga dekat dengan jisoo namun akhir² ini jarang sekali bertemu. Ia tahu apa yang seokjin lakukan untuk jisoo, seulgi tidak keberatan bahkan dirinya bersedia membantu juga.

Jisoo sangat beruntung bertemu orang baik seperti mereka.
Alih alih meminta bantu orang tuanya, justru ia memilih teman terdekat karna dirinya sudah sangat hafal jika orang tuanya sendiri itu akan sibuk atau bahkan dalang dibalik ini semua.

Bukannya jisoo hendak menuduh, tapi mengingat dulu orang tuanya pernah ingin menyelakai salah satu adiknya dan hal itu membuatnya tidak pernah percaya lagi dengan orang tua Kim.

"Lebih baik aku mencari makan" gumam jisoo meninggalkan kursi kebesarannya.

"Eoh sajang-nim?" Sapa jihyo yang berpapasan dengan bosnya.

"Eoh jihyo-si? Ada apa?"

"Saya hanya ingin memberikan dokumen ini untuk ditanda tangani" jawab jisoo menunjukan dokumennya.

"Eoh letakkan saja dimejamu dulu. Em kau mau menemaniku ke restourant depan?" Kata jisoo dan mengajaknya.

"Eh emm baiklah sajjangnim" jihyopun menyetujuinya.

"Hmm kajja" jisoo melanjutkan langkahnya diikuti jihyo dari belakang.

.
.

"Pesanlah jihyo," ucap jisoo setelah mendapatkan meja kosong direstourant itu.

"Eh sajjangnim saja duluan" tolak jihyo dengan halus.

"Panggil unnie saja ini diluar kantor. Kau pesanlah" kata jisoo.

Triple Mommy (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang