Sebelum membaca jangan lupa vote, komen dan follow
Happy reading
Suara roda brangkar dilorong rumah sakit yang didorong dengan tergesa menggema disana. Dapat dilihat brangkar yang putih itu sedikit ternodai dengan becak darah dari seorang yang terbaring tak berdaya diatasnya.
Ruang IGD terbuka dengan cepat lalu kembali tertutup tak kala brangkar sudah memasuki ruangan itu. diikuti dokter maupun beberapa perawat yang akan membantunya.
"Pasien kekurangan banyak darah, tolong segera tes golongan darahnya." Ucap dokter itu yang kini tengah fokus membersihkan darah pasiennya dan tidak lupa memasang selang oksigen dan beberapa alat lainnya.
"Baik dok" jawab perawat disampingnya dengan cekatan mengambil sedikit sampel darah.
.
"Golongan darah pasien A Rhesus + dok. Emm dan kebetulan rumah sakit sedang kekurangan stok golongan darah itu dok" jelas perawat itu setelah beberapa menit mengecek golongan darah pasiennya.
"Mwo! Haish memang susah untuk mencari golongan itu. Apakah pasien tidak memiliki keluarga?" Tanya dokter itu tanpa gugup. Dalam dunia kedokteran maupun kesehatan apapun itu, sebagai pemegang profesi mereka akan dilatih untuk tidak panik ataupun gugup ketika menghadapi hal hal yang tidak diingin kan nantinya.
"Pasien korban kecelakaan kemungkinan keluarganya belum mengetahuinya" jawab perawat itu.
"Aish, apa diantara kalian tidak ada yang sama?"
"Tidak dok" jawab tiga perawat itu.
"Hah, pasien kritis jika tidak segera ditangani maka pasien kemungkinan tidak bisa terselamatkan." Dokter itu terlihat gusar sekarang.
Drrt drrt
Tak lama suara ponsel bergetar terdengar diruangan itu.
Mereka saling tatap, tentu bukan mereka yang membawa. Sudah menjadi peraturan jika sedang bertugas tidak diperbolehkan membawa telfon genggam."Sepertinya handphone pasien. Cepat ambil siapa tahu dari keluarganya" celetuk sang dokter memperhatikan saku celana pasien itu.
Dengan cepat perawat satunya mengambil alih hp pasien lalu mengangkat panggilan tersebut.
"Yeoboseyo?"
"..........."
"Eoh maaf nona kami dari pihak rumah sakit ***** ingin memberi tahu jika pemilik handphone ini dalam keadaan kritis. Tolong segera datang karna kondisi pasien sedang keritis"
Tut
Panggilan terputus begitu saja oleh orang disebrang sana.
"Bagaimana?"
"Sepertinya keluarga pasien akan segera datang.
"Baiklah untuk mencegah pasien kehilangan darah lebih banyak, tolong bawakan golongan darah o untuk menggantikannya" perintah dokter itu.
"Baik dok"
Sebetulnya cara ini sangat tidak dianjurkan mengingat efek yang akan diterima pasien nanti. Kemungkinan kecil hilang ingatan sementara akan pasien jalani nantinya.
Memang benar jika darah o bisa didonorkan dengan golongan darah lain. Note! Hanya darah o saja tidak yang lain.
*
Ditempat lain, lebih tepatnya mansion ahn saat inia tengah dilanda kekhawatiran yang memuncak. Bahkan nyonya Bae pun ikut andil setelah sang putri menelfonnya beberapa waktu lalu.
"Bagaimana Jennie? Apa masih tidak ada kabar?" Tanya Irene menatap putrinya yang sibuk mendial nomor jisoo.
"Hmm tidak ada eomma. Ottoke?" Balas Jennie dengan wajah lesu nya.
"Hmm biar eomma coba nee?" Irene berusaha tenang dan tegar kali ini. Jika dirinya lemah maka siapa yang akan menenangkan kedua putrinya terutama rose yang sudah sesegukan dipelukan Jennie.
Sejenak Irene mengotak Atik handphonenya. Berdoa sang pemilik nomor mau mengangkatnya.
Panggilan itu akhirnya terjawab membuat Irene terkejut."Yeoboseyo jisoo-ya?" Ucap Irene.
"Yeoboseyo?" Balas orang disebrang sana. Tapi tunggu! Itu bukan suara jisoo, lalu kemana yeoja itu? Mengapa handphonenya dipegang orang lain?.
"Maaf Anda siapa? Bukankah ini nomor jisoo?" Tanya Irene cemas.
"Eoh maaf nona kami dari pihak rumah sakit ***** ingin memberi tahu jika pemilik handphone ini dalam keadaan kritis. Tolong segera datang karna kondisi pasien sedang kritis" jelas orang disebrang sana yang mengaku sebagai petugas rumah sakit.
Tut
Tanpa ba-bi-bu Irene langsung mematikannya. Tubuhnya menegang, kakinya lemas tak berdaya. Apakah benar itu jisoo? Lalu bagaimana ia harus menjelaskan pada kedua putri dan juga cucunya?.
"Eomma? Bagaimana?" Tanya Jennie penuh harap.
"Jennie-yaa rose? Kalian harus tetap tegar nee? Ternyata benar, mobil Yang ada di tv tadi adalah mobil jisoo" jawaban Irene melemah diakhir kata.
"Hiks hiks j jadi benar? Hiks u unnie hiks" pecah sudah tangisan Jennie begitu pula rose.
"Hiks ottoke hiks." Tangis rose.
"Sst kalian harus tetap tegar untuk baby lily. Sekarang lebih baik kita kerumah sakit karna perawat bilang jika keadaan jisoo sedang kritis"
Ucap Irene lagi. Dan hal itu semakin membuat Jennie dan rose hancur."Hiks nee" lirih mereka
Sungguh Irene tidak tega melihat kedua putrinya selemah ini. Apakah mereka sangat agt menyayangi jisoo sampai seperti ini? Tentu benar, mengingat jisoo yang selalu sabar dan juga perhatian kepada mereka dari dulu sampai sekarang.
"Kalian masuk mobil saja biar baby lily eomma yang gendong " perintah Irene langsung pergi kekamar Jennie.
"Hiks nee"
~
"Mwo! Jisoo kecelakaan? Bagaimana bisa?" Teriak seorang namja diruang kerjanya.
"Nee tuan, mobil nona jisoo terbalik karena hantaman truk yang sangat keras" jelas orang didepannya yang berbadan tegap dan besar.
"Kau harus mencari penyebab aslinya. Aku yakin. Ini bukan hanya ketidak sengajaan saja. Apa kau mengerti?" Ucap namja itu dengan penuh amarah.
"Siap tuan, saya permisi"
"Hah, jisoo-yaa. Kuharap kau baik baik saja" keluhnya.
Klek
Pintu ruangannya terbuka menampilkan yeoja cantik yang selama ini menjadi pendamping dalam hidupnya.
"Ada apa sayang? Aku mendengar teriakanmu dari luar" tanyanya mendekati sang suami.
"Hmm mian mengganggumu. Apa kau tahu? Jisoo mengalami kecelakaan dan kabarnya tengah dalam keadaan kritis." Jawabnya mengelus tangan sang istri yang berada dipundaknya.
"Mwo! Kita harus menjenguknya sayang." Yeoja itu terkejut mendengarkan berita dari suaminya.
"Nee kau benar, kajja kita kesana" ajaknya menarik lengan sang istri.
"Dan itu semua pasti ada hubungannya dengan orang itu sayang" lanjutnya.
Halloo semuaa
I am back yaaaa
Hihihi maaf part nya pendekIni udah mau mendekati puncak konflik dan mungkin akan ada hal hal baru yang akan kalian temukan.
So jadi jangan bosan yaaa
Ikuti terus ceritanya
Anyeoong
This that pink venom
KAMU SEDANG MEMBACA
Triple Mommy (Hiatus)
Short Storymengisahkan Tiga CEO muda berparas cantik nan elegan. memiliki sifat dingin pada orang lain dan juga tegas. namun dibalik sifat dingin nya terbesit kelembutan dan kehangatan didalamnya. sisi itu akan mereka tunjukan pada orang tertentu terutama seo...