she is back

789 104 9
                                    

Sunyi, hal yang dapat dirasakan keluarga ahn. Mereka semua diam tanpa ada yang membuka suara sedikitpun setelah dokter menjelaskan tentang keadaan jisoo 30 menit yang lalu. Mereka semua kalut dalam pikiran masing masing.

Srek

Bunyi seorang beranjak dari bangkunya mengambil atensi semua orang yang berkumpul disana.

"Kau mau kemana seulgi-yaa?" Tanya Irene menatap seulgi.

"Hmm aku hanya ingin mencari pelaku di balik kecelakaan ini aunty, aku tak bisa berdiam diri saja,, jisoo seperti ini pasti ada yang sengaja aunty "
jawab seulgi dengan tenang walau dalam dirinya amarah menggebu ingin ia lampiaskan pada seorang yang telah menyelakai sahabatnya itu.

"Haaahhh, sebenarnya aunty tak ingin kau terlibat dalam urusan ini Seul, tapi melihatmu yang begitu sayang kepada jisoo, maka aunty serahkan urusan ini padamu dan jin"
ujar Irene menggenggam penuh kasih sayang jari-jemari seulgi. Dari dulu seulgi lah yang selalu membantu keluarga putrinya, ia selalu melihat sisi tulus seulgi dalam membantu atau bahkan berkorban demi jisoo.

"Tenang saja aunty, aku akan segera menghubungi kalian nanti. Tolong jaga jisoo nee? Aku pamit"
seulgipun perlahan pergi meninggalkan mereka, namun langkahnya terhenti tak kala seorang memanggilnya.

"Seulgi unnie!"

"Nee? Ada apa Jennie?" Tanya seulgi mengerutkan dahinya.

"Aku ikut dengan mu nee?" Pintanya penuh harap.

"Eoh tapii jen-" belum selesai berucap, Jennie memotongnya

"Kumohon unnie, aku ingin tau secara langsung siapa pelakunya.. jebal izinkan aku" ucap Jennie lagi memohon, dan diikuti dengan puppy eyesnya yang membuat siapapun tak bisa menolaknya termasuk seulgi.

"E eoh, baiklah kajja.." seulgipun hanya bisa pasrah menerimanya.

"Kalian berhati hatilah, jaga diri kalian" ucap tuan Park.

"Nee appa" jawab mereka.

Mengenai keadaan jisoo beberapa waktu lalu , dokter telah menjelaskan keadaanya yang cukup membuat keluarga tersebut senang dan sedih secara bersamaan.

Flashback

"Maaf kami telah berusaha semaksimal mungkin dan pasien sempat henti jantung dan dinyatakan koma lebih tepatnya tidak bisa kami tolong" dokter itu sedikit menarik nafas sangat dalam dan membuangnya dengan perlahan.

Mendengar hal itu,  mereka semua seakan tak percaya mendengarnya. Tubuh mereka lemas bak tak bertulang. Ingin berteriak namun tak mampu.

Jisoo mereka tiada? Tidak itu tidak mungkin.

"Hiks andwe! Itu tidak mungkin dok! Hiks" pecah sudah tangisan rose yang selama ini ia bendung.

"Hiks tolong eomma! Tolong jisoo unnie! Jebal hiks" ucapnya lagi, tubuhnya meringsut kelantai tak mampu menahan tubuhnya yang lemah.

"Hiks dok, jangan membohongi kami dok. Kami tau jisoo kami orang yang kuat dok!" Ucap Jennie yang seakan tak percaya akan perkataan dokter tersebut.

"Kalian harap tenang, saya belum selesai menjelaskan keadaan pasien. Memang benar kami sempat kehilangan pasien. Tapi Tuhan berkehendak lain. pasien kembali kepada kita, bahkan keadaannya membaik dan telah melewati massa kritisnya. Pasien memang kuat, ia berjuang demi putri dan keluarganya. Oleh karna itu sebentar lagi perawat kami akan memindahkan pasien keruang rawat inap" dokter melanjutkan penjelasannya yang belum terselesaikan

"Hiks benarkah itu dok?" Kata rose seakan tak percaya.

"Nee nona, kalian boleh menjenguknya nanti" jawab dokter itu tersenyum

Mereka semua bersyukur mendengarnya. Bahan senyum bahagia tak sedikitpun luntur diwajah keluarga ahn. Jennie memeluk tubuh mungil putrinya dengan erat dan penuh kehangata.

"Aku tau kau kuat unnie" gimana Jennie menghapus air mata harusnya.

"Kalau begitu saya permisi"

"Terimakasih dok" ucap Irene Yang sedari tadi diam karna tak tahu harus berkata apa tentang keadaan yang terjadi tadi.

"Nee"..

* * *

Disisi lain, didalam gedung pencakar langit menjulang tinggi, seorang tengah menunggu rekannya yang sedari tadi tak menunjukan batang hidungnya.

"Aish, kemana dia" gerutunya melihat-lihat sekitar dimana banyak karyawan gedung tersebut berlalu lalang karna pada dasarnya kini adalah jam kerja.

"Oppa!" Panggil orang itu mendekatinya.

"Yak! Kemana saja kau?" Ucapnya kesal.

"Hehe mian, tadi sedikit macet" jawabnya menggaruk lehernya yang tak gatal, hal biasa yang dia lakukan ketika merasa bersalah.

"Hah sudahlah tak apa, eoh dia ikut?"

"Nee dia ikut, kasihan dia memelas padaku oppa" ucapnya sedikit mengejek.

"Yak unnie!" Ujar orang yang ikut andil itu tak terima.

"Hahaha bercanda Jennie yaa"

"Haish kalian ini, yasudah ayo ikut aku. Aku sudah menyiapkan semuanya" ucap jin melangkah lebih dahulu diikuti keduanya.

*

"Kalian sudah siap?" Tanya pria itu menatap dua orang didepannya.

"Siap oppa" jawab keduanya serempak.

"Oppa, sebenarnya aku risih memakainya, huaa ini terlalu ketat" rengek Jennie yang kini tengah memakai dres mini nan ketat bewarna merah disana.

"Mian Jennie tapi kau harus melakukannya, karna yang ku tau orang itu sangat menyukai wanita seksi, dan mian menjadikanmu pancingan" jelas jin sedikit merasa tak enak.

"Huh, aniyo tak apa oppa. Semua kulakukan demi jisoo unnie" jawab Jennie tersenyum manis.

"Ya! Kau masih mending terlihat cantik Jen, kah tak lihat aku yang harus memakai pakaian culun ini hanya untuk menjadi asistenmu huh?" Seulgi memasang muka datar disana.

"Hehe kau tetap cantik unnie" puji Jennie apa adanya.

"Mian sayang, tapi ini untuk kebaikan kita. Dan kau tetap cantik" jin mengelus Surai rambut seulgi penuh sayang.

"Yak! Jangan bermesraaan di depanku. Aku tak akan iri" ketus Jennie.

"Hahaha sudahlah kajja kita beraksi"

"Kajjaa!!"








Nyeoblngan yeorobuuun,

Hehe maaf ngegantung yaaa?
Akhirnya bisa up lagi ditengah kesibukan dan tugas yang menumpuk wkwk.

Gimana? Makin tidak jelas bukan?

Kuy jangan lupa vote, komen, dan follow ya... Kalau ngga aku ga lanjut nih yaa

Salam hangat dari lalaa buat kalian tersayang 🙌🙌

Triple Mommy (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang