hiding sadness

764 110 6
                                    

Sebelum membaca lebih baik vote komen dan follorlf terlebih dahulu



Happy reading








Saat ini jisoo telah dipindahkan didalam ruang rawat inap vvipnya. Sesuai perintah dokter, hanya satu orang saja yang boleh menjenguk karna kondisi jisoo masih belum cukup stabil.

Sejak 2 jam terakhir, baby lily terus menerus memanggil mommynya sampai menangis. Hingga dimana Irene memiliki ide gemilang untuk menenangkan sang cucu.

Ice crem, hanya dengan mengajak bayi itu pergi membeli ice cream membuatnya luluh dan diam. Namun apakah hal itu akan bertahan lama? Oh tentu saja tidak. Baby lily kembali menanyakan mommynya bahkan ingin meminta uyyu rengeknya dalam gendongan Irene kini.

Jennie juga tidak tega melihat putrinya sedari tadi. Pikirannya terbagi dua, sedikit ada hal yang mengganjal akan kejadian kali ini. Tangan Jennie mengelus lembut Surai hitam jisoo yang kini terbaring lemah diatas ranjang king size rumah sakit itu.

Setelah rose keluar jennielah yang terakhir menjenguk jisoo. Tubuh Jennie lemas saat pertama kali memasuki ruangan itu. Air matanya seketika lolos tak kala perban dikepala yeoja cantik itu terlihat bercak darah yang tembus dari kain perban putih yang melekat disana.

Luka gores tercetak dimana mana, hal itu membuat Jennie semakin tak kuat menanahan tangis hingga saat ini dirinya berani mengelus rambut jisoo dengan lembut.

"Hiks unnie? Cepatlah sadar. Apa kau ingin membuat baby lily terus menangis hmm?" Lirih Jennie dengan lembutnya. Pertanyaannya tentu hanya dibalas suara alat sialan yang menunjukan skala detak jantung jisoo saat ini.

"Unnie, aku akan mencari tau penyebab terjadinya kecelakaan ini nee? Jangan cegah aku. Cepat sembuh unnie. Aku menyayangimu" Jennie lantas mencium pipi jisoo penuh kasih sayang lalu meninggalkannya.




"Eomma?" Panggil Jennie yang kini telah berada diluar.

"Nee sayang?" Balas Irene menatap haru putrinya .

"Mom niii mom" baby lily yang erada digendongan Irene lantas memberontak ingin digendong mommynya.

"Aigoo putri mommy habis makan ice cream iya?" Tanya Jennie mengambil alih tubuh mungil itu.

"Eng, mom isoo my mom issoooo" jawabnya yang terlihat sedih. Mungkin bayi itu bisa merasakan hal aneh dalam dirinya karna ikatan darah ibu dan anak itu sangat besar keterkaitannya.

"Ajak dia menemui jisoo sayang" ucap Irene.

"Tapi eomma" Jennie ragu dengan itu.

"Tidak apa, jjaa ajak dia masuk" Irene berusaha meyakinkan Jennie. Irene tau jika Jennie tidak akan tega jika melihat ekspresi baby lily nantinya.

"Hufft nee" Jennie pun pasrah, bagaimana pun baby lily harus bertemu dengan mommy jisoonya itu.

.

Mata mungil nan indah itu memandang asing seorang perempuan yang terbaring lemah diatas ranjang besar itu. Matanya mengedip lucu namun pancaran keharuan dan juga kerinduan tercetak dengan jelas disana.

"Mom isoo?" Panggilnya setelah Jennie mendekatkannya disamping ranjang jisoo.

"Nee, mommy jisoo sednag sakit sayang. Jadi baby lily tidak bisa bermain dengan mommy nee?" Jelas Jennie yang berharap baby lilynya mengerti.

Entah kenapa baby lily hanya diam tanpa suara. Bukan, bukan ini yang Jennie bayangkan. Baby lily tidak menangis? Mengamuk bahkan? Tidak ini justru lebih sakit. Bayi itu diam namun tak lama tangan mungilnya ingin menyentuh jemari jisoo dan dengan cepat Jennie mendekatkannya.

Tatapan hangat dan sendu di pancarkan baby lily yang kini mengarah pada wajah pucat jisoo. Tangan mungil itu terus mengelus lembut pada jari jisoo sampai ia berhenti dengan aktivitasnya.

"Mom ni?" Baby lily lantas menatap mata Jennie sangat dalam. Tidak baby lily masih anak kecil. Tidak mungkin bayi seumurannya dapat menyembunyikan rasa sedihnya ini hanya dengan tatapan hangat dan diamnya?. Sungguh bukan ini yang Jennie mau.

"Hmm ada apa sayang?" Tanya Jennie yang tak kuat menatap mata mungil itu.

Grep, tiba tiba baby lily mengalungkan tangannya pada leher Jennie dan menenggelamkan wajah mungilnya dalam ceruk lehernya.

"Mom" lirihnya.

Mendengar lirihan itu Jennie seakan ingin lenyap dari dunia ini. Sakit, sungguh hal paling menyakitkan baginya mendengar lirihan sendu sang bayi yang saat ini dapat ia rasakan tubuh baby lily yang melemas.

"Sst kita keluar nee?" Dengan sekuat tenaga Jennie membawa baby lily keluar dari ruangan itu dengan posisi yang masih sama, bayi itu setia menenggelamkan wajahnya dalam ceriluk leher Jennie.

"Hiks Tuhan, hati ku sakit melihat putriku lemah seperti ini.
Aku berjanji padamu baby, mommy akan menemukan seorang yang telah membuat mommymu sampai seperti ini." Batin jennie

~ ~

Disisi lain, seorang namja bersama pasnganya kini tengah berjalan sangat tergesa menelusuri lorong rumah sakit.

Namun perjalanan mereka terhenti tak kala sang yeoja melihat siluet seseorang yang sedikit ia kenal karna penampilannya yang sangat tertutup.

"Ada apa sayang?" Tanya namja itu.

"Aku melihatnya" jawabnya dengan mata monoloidnya yang  tajam menyorot pada satu titik disudut rumah sakit yang mereka pijakan.

"Jinja? Dimana?"

"Disana, hmm sepertinya ini akan menarik sayang" jawab yeoja itu menunjuk objek yang dilihatnya.

"Haha kau memang terbaik. Baiklah aku mengerti. Aku tidak menyangka mereka juga bersekongkol atau bahkan mereka dalangnya" ujar namja itu tersenyum penuh arti.

"Jisoo yaa , terkadang kau harus menjadi jahat pada orang terdekatmu"






Anyeooong yeorobuuun

Hehe giman akabarnyaaa?
Maaf lala ga bisa up beberapa Minggu ini karna tugas Lala banyak pol.

Kangen Lala gak nich?

Maaf chapternya pendek jugaa karna ini nyempetin banget waktunya.

Oke makasih for your support guys

Oh iya BP udah mau CB aja nih. Yok fokus only BP ajaaa.

Buat yang tau rumor dating mba Jennie skip aja jangan ditanggepin. Selagi bukan dispact yang nyebarin Ojo percaya. Tapi kadang dispact juga ga bisa dipercaya.

Wkwk enjoy guys

Triple Mommy (Hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang