Tandai typo yah. 🍓
°•○●♤●○•°
Pelajaran terakhir sudah selesai, jam menunjukkan pukul 03.00 PM. Fullday school.
Semua murid kelas 11 Ipa 3 membereskan alat tulis juga buku mereka, memasukkannya ke dalam tas setelah itu.
"Selamat sore anak-anak. Langsung pulang, jangan keluyuran." pesan guru di kelas Lorain sebelum melangkah pergi.
"IYA BUU." kompak murid kelas Lorain, termasuk Lorain.
Lorain sendiri sedang merapikan buku dalam ranselnya. Setelah selesai, memakai sweater lembut untuk menutupi seragam atasnya.
Tiba-tiba ada salah satu temannya datang, "Ra, ada yang nyariin di depan." ucapnya ke Lorain.
"Siapa?" tanya Lorain bingung.
Temannya menggeleng pelan dan berlalu keluar kelas, pulang.
Lorain menoleh ke Lillya menunjukkan raut tanya, tapi Lillya sendiri juga tak tahu. Akhirnya Lorain dan Lillya memutuskan keluar, guna melihat siapa yang mencarinya.
Dan ternyata Adelard.
Adelard yang sadar kehadiran Lorain menatapnya datar, tapi ada kelembutan di tatapannya.
"Pulang sama gue. Lupa?" tanya Adelard saat melihat Lorain agak kaget melihatnya di depan kelas gadis itu.
Lorain menepuk keningnya pelan, "Aduh, lupa Kak." ujarnya diikuti ringisan pelan.
"Yaudah gue pulang dulu ya Ra." pamit Lillya pada sahabatnya itu.
Lorain mengangguk cepat, "Iya, hati-hati di jalan Lilly!" riangnya sambil menatap sahabatnya pulang.
Lorain berganti menatap Adelard yang berdiri menjulang di depannya. Yang ditatap hanya menaikkan satu alisnya sekilas, kemudian berniat segera mengajak Lorain pulang sebelum si gadis memekik pelan.
"Kak!"
"Stroberi!"
Ia melupakan kantung kresek berharganya di kelas. Stroberinya. Stroberi yang ia dapat gratis dari Lean juga Adelard.
"Jangan lari." ucap Adelard saat tahu Lorain akan lari masuk ke kelas lagi, mengambil camilannya yang tertinggal.
"Iyaaa."
Lorain mengiyakan tapi tanpa sadar berlari. Lorain ini sungguh-sungguh. Adelard hanya menunduk menghela napas, susah memberi tahu gadis hiperaktif seperti Lorain.
Selama Lorain mengambil barangnya yang tertinggal, Adelard menunggu di depan kelas. Dengan style serba hitam, tidak membawa tas pula. Macam penculik yang menargetkan gadis mungil, yaitu Lorain.
Lorain menghampiri Adelard dengan satu tangan memegang kantung kresek. Mengangkatnya setinggi pundak, "Udah, ayo Kak." beri tahunya pada Adelard kalau urusannya sudah selesai, dan bisa pulang.
Adelard mengelus kepala Lorain pelan, Lorain sendiri sudah mulai bersemu dan berdebar. Kenapa Adelard selalu melakukan itu? Lorain kan jadi salting. Ia memang sering mendapat elusan juga kecupan sayang, tapi itu hanya dari keluarganya saja. Sedangkan Adelard baru bertemu dengannya beberapa hari lalu.
Lorain memang tidak menyangkal kalau ia tidak terganggu atau risi dengan sikap Adelard. Tapi otaknya terus bertanya, kenapa Adelard suka sekali mengelus kepalanya?
Lorain menggeleng pelan, mengenyahkan pertanyaan yang beberapa saat lalu muncul ketika Adelard menggandeng tangannya lembut. Penuh kehati-hatian. Menuntunnya menuju parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover
Short Story[ON GOING] Revisi setelah selesai. . . . . Hitam yang sunyi bertemu dengan colorful penuh cerita. Adelard itu hitam, dan Lorain mejikuhibiniu alias penuh warna. Kedua warna yang sangat jomplang, dimana hitam selalu dominan dan akan selalu menang me...