6. Falling

1.1K 47 0
                                    

Sambil dengerin yang di atas ya. 🎶

°•○●♤●○•°

Beberapa menit kemudian mereka sampai di depan gerbang rumah Lorain.

Lorain sendiri sudah bersiap turun dan mengambil ranselnya yang ada di jok belakang. Sampai Adelard menyeletuk,

"Gue boleh peluk lo?"

"Hah?"

Lorain memusatkan perhatian penuh ke Adelard yang menatap lurus ke depan. Satu tangan di setir mobil dan satu lagi di persneling.

Apa Adelard sadar dia itu keren?

Adelard menoleh pelan, menatap dalam mata coklat gelap Lorain.

"Boleh?" ulangnya.

Lorain bergeming. Kenapa Adelard ini?

Sekejap Adelard sudah menarik Lorain masuk ke dekapan hangatnya sore itu. Dengan tangan di pinggang ramping dan satunya lagi mengelus kepala Lorain pelan. Menyerukkan kepalanya ke ceruk leher Lorain, meresapi harum Lorain. Ia masih tetap wangi walau sudah sekolah bahkan hari sudah sore juga.

Harum Lorain menenangkan bagi Adelard. Cukup lama dalam posisi itu sampai Lorain menyeletuk yang dari tadi hanya diam tak membalas pelukan Adelard. Ia cukup kaget.

"Kak?"

"Hm?" gumam Adelard dengan posisi yang sama, kepala di ceruk leher Lorain.

"Kenapa?" tanya Lorain.

Dengan berat hati Adelard mengurai pelukan sepihaknya. Ia cukup sadar saat tak mendapat balasan. Menatap Lorain lembut, satu tangannya menyelipkan anak rambut Lorain ke belakang telinga.

Kemudian ia melepas lengannya dari pinggang Lorain. Di ikuti elusan ringan. Dengan posisi mereka yang miring bisa membuat pinggang dan punggung sakit nantinya kalau terlalu lama.

"Lo boleh masuk." ia tak menjawab pertanyaan Lorain. Karena dia juga tidak tahu kenapa ia begitu. Ia seperti mempunyai dorongan untuk melakukan hal tersebut.

Lorain mengangguk setelah cukup lama diam dan mengamati Adelard dengan seksama. Berpikir sebenarnya laki-laki di depannya ini kenapa? Tiba-tiba saja memeluknya begitu. Lorain agak aneh memikirkannya.

"Aku duluan ya Kak, hati-hati di jalan. Jangan ngebut!" pesan Lorain di akhir.

Melihat Adelard mengangguk, Lorain mengambil barang-barangnya dan berjalan masuk rumah.

Adelard masih melihat punggung kecil Lorain sampai hilang dari pandangannya baru melajukan mobilnya menjauh dari kawasan rumah Lorain.

>>>•<<<

"Aku pulang!"

Lean melihat asal suara yang ternyata Lorain,

"Ngapain aja tadi?" tanyanya.

Lorain tampak berpikir, "Eung.. cuma jalan-jalan di taman terus minum susu."

Lean mengangguk.

"Cepet mandi, udah sore." ujarnya pada Lorain.

Lorain mengangguk dan memperagakan tangannya seperti hormat. Kemudian melangkah naik ke kamarnya untuk mandi, sesuai perintah Lean tadi.

Saat sampai di kamar, ia langsung meletakkan ranselnya di kursi belajar. Juga meletakkan sisa camilan di kasur, ia akan memakannya lagi nanti.

Beberapa menit kemudian ia keluar dari kamar mandi dengan setelan santai. Kaos presbody dan rok knit diatas lutut.

Mencepol rambutnya asal, dan memutuskan untuk mengecek camilan yang ada di kresek. Ia ingat kalau ada buah disana, ia akan menaruhnya di kulkas.

LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang