8. Wangle

1K 40 0
                                    

By Your Side - Jonas Blue, RAYE 🎶

> Wangle = Sangat beruntung.

°•○●♤●○•°

Beberapa menit kemudian mereka sampai di pelataran parkir sekolah. Adelard melepas genggamannya pada tangan mungil Lorain.

Sebelum mereka keluar dari mobil, terlebih dahulu merapikan penampilan. Setelahnya baru membuka pintu mobil dan keluar.

Lorain menunggu Adelard yang memutari mobil di sisi pintu penumpang. Adelard mengusap sekilas kepala Lorain sampai pertengahan punggung. Kemudian menyatukan tangan mereka kembali.

Adelard mengantar Lorain sampai depan kelas, Lorain hanya menurut saja. Seluruh murid yang sudah sampai di kelas memerhatikan mereka, karena Lorain tidak pernah diantar cowok lain selain Kakaknya.

"Gue ke kelas." ucap Adelard setelah melepas tautan tangan mereka.

Lorain hanya mengangguk dan tersenyum ceria. Adelard yang melihat itu mengusak ringan rambut Lorain membuat tatanan rambutnya sedikit berantakan.

"Ish, Kak!" Lorain cemberut dibuatnya.

Adelard hanya terkekeh singkat dan menarik belakang kepala Lorain pelan. Mengecup kening Lorain satu detik. Kemudian berjalan pergi meninggalkan Lorain yang diam melihat punggung kokoh itu menjauh, juga tangan di saku celana sekolah.

Lorain memutar tubuh untuk masuk kelas. Semua mata mengarah padanya. Sekali lagi, Lorain tak pernah dekat bahkan diantar cowok sebelumnya. Dan apa tadi? Lorain yang polos dan ceria di kecup keningnya oleh seorang cowok yang mereka tak kenal. Sepertinya murid baru.

Lorain mendudukkan dirinya di bangku, Lillya juga sudah di bangkunya pagi ini.

"Udah kecup kening aja nih," ucap Lillya menengok ke Lorain sambil menaik turunkan alis, menggoda sahabatnya itu.

Lorain mendengus, "Apa deh," tak ayal ia tersipu juga.

Lillya tertawa lumayan keras, mungkin seisi kelas bisa mendengar tawanya.

"Berangkat sama dia tadi?" tanyanya kemudian.

Lorain mengangguk ringan saat melihat Lillya.

"Papa lo ngijinin?" kernyitnya. Ingat, Lorain ini sangat dijaga oleh keluarganya!

"Iya, dibolehin kok sama Papa tadi." ucapnya ke Lillya dengan tatapan polos seperti biasa.

"Hah? Kok bisa sih? Tumben banget." Lillya sepertinya agak heran sekaligus tidak percaya. Ia sangat tahu kalau Papa Lorain itu benar-benar jarang memperbolehkan anak gadisnya keluar bersama cowok. Bahkan tidak pernah keluar bersama cowok selain Lean, Kakaknya itu.

Lorain mengedikkan bahu singkat, "Aku juga gak tau Lilly." ia menjawab sambil merogoh saku ranselnya, mengambil kotak susu ultramilk stroberi.

Hampir menusukkan sedotan ke aluminium, guru datang dan memulai pelajaran.

Lorain mendengus dan meletakkan susu di laci meja. Lillya yang melihat itu terkekeh,

"Nanti aja kali. Kan biasanya pagi juga udah minum." ucapnya.

Lorain mengangguk ringan, tapi bibirnya mencebik sepanjang menyiapkan buku juga alat tulis ke atas meja.

Hari ini mata pelajaran Sejarah di jam pertama sampai ketiga. Bisa pusing tujuh keliling ia pagi ini!

Saat masuk jam kedua Lorain merogoh lacinya, mengambil susu ultramilk kemudian miminumnya. Guru Sejarahnya ini untung sabar. Lihat, Lillya bahkan sudah bermain ponsel di balik buku paketnya.

LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang