Mengandung kata-kata kasar. ⚠
Tandai typo ya.
°•○●♤●○•°
Senin pagi, kediaman Sandyja hangat seperti biasa.
Tama, Angel, Lean juga Lorain tengah makan pagi.
"Kak, bareng ya?" celetuk Lorain setelah meletakkan garpu di piring. Sarapannya pagi ini pancake stroberi buatan Mamanya.
Lean menoleh, "Gak bareng El?" tanya Lean.
"Enggak. Kak El katanya izin hari ini." Adelard tadi malam mengiriminya pesan kalau tidak bisa menjemputnya. Ia ada suatu kepentingan pribadi katanya.
Lean ber-Oh panjang.
"Oke deh." putus Lean akhirnya.
Beberapa menit kemudian Lean dan Lorain sudah berada di jalan menuju sekolah.
Lorain duduk diam di kursinya, susu ultramilk sudah ia bawa. Jadi ia tak cranky pagi ini.
Tak membutuhkan waktu yang lama, mereka sudah sampai di pelataran parkir sekolah. Belum terlalu ramai, karena masih pagi.
Lean dan Lorain ke luar dari mobil setelah merapikan penampilan mereka dan mengecek barang-barang. Siapa tahu ada yang tertinggal di mobil. Akan terlalu memakan waktu kalau harus kembali lagi untuk mengambilnya.
Lean merangkul pundak Lorain dan menuntunnya menuju kelas gadis itu. Saat sampai di tengah lapangan menuju tangga, bahu kiri Lorain mendapat dorongan cukup keras.
Lorain sampai hampir terhuyung dan jatuh kalau saja Lean tak melingkarkan lengannya di leher Lorain.
"Aduh, maaf. Gue gak sengaja." ucap seorang siswi yang menabrak Lorain.
"Iya gak apa-apa." jawab Lorain pelan dengan senyuman kecil.
"Hati-hati Ryn. Adek gue bisa jatuh tadi kalo gak gue pegangin." Lean menegur siswi itu.
Caryn namanya. Ia satu kelas dengan Lean. Gadis pendiam dan tak banyak berinteraksi dengan murid lainnya. Ia selalu menyendiri dan terlihat seperti anti sosial.
"Iya maaf. Gue duluan." ucap Caryn menyesal dan langsung melenggang pergi dari depan Lean juga Lorain.
Lean dan Lorain melanjutkan jalannya menuju kelas.
"Kenal Kak?" tanya Lorain penasaran.
"Kenal. Satu kelas. Tapi jarang ke luar kelas dia." balas Lean seadanya sesuai fakta.
Lorain mengernyit, "Tapi kayaknya yang baksonya jatuh tempo hari di kantin juga dia deh Kak."
Lean menunduk melihat ke Lorain.
"Masa sih?" tumben sekali pikir Lean. Karena seorang Caryn sangat-sangat jarang ke luar kelas. Apa lagi pergi ke kantin. Ia sudah dua tahun satu kelas dengannya, dan hampir tiga tahun ini. Tapi ia sama sekali tak pernah melihatnya ke kantin.
"Iya Kak. Aku inget kok. Kalo gak percaya tanya Kak El deh." balas Lorain.
Lean mengedikkan bahu. Tak merasa aneh atau apapun itu. Mungkin Caryn ingin menikmati tahun terakhirnya di masa SMA sebelum lulus. Bisa jadi.
Tak lama mereka sampai di depan kelas Lorain yang masih sepi.
"Jangan tidur di kelas." ujar Lean dengan kekehan di akhir.
"Yeee, itu mah si Lilly Kak." Lorain cemberut mendengar ejekan Kakaknya.
Lean terbahak, "Iya-iya enggak. Udah sana masuk."
KAMU SEDANG MEMBACA
Lover
Short Story[ON GOING] Revisi setelah selesai. . . . . Hitam yang sunyi bertemu dengan colorful penuh cerita. Adelard itu hitam, dan Lorain mejikuhibiniu alias penuh warna. Kedua warna yang sangat jomplang, dimana hitam selalu dominan dan akan selalu menang me...