9. Park & Jacket

945 42 0
                                    

Tandai typo.

°•○●♤●○•°

"Udah ayo masuk, udah bel." ucapan Yonathan menginterupsi percakapan antara Adelard, Lorain dan Lean. Lillya sendiri cuma mengangguk, menyetujui ucapan Yonathan.

Akhirnya mereka berlima kembali ke kelas masing-masing. Melanjutkan pembelajaran jam ke empat sampai istirahat kedua nanti.

"Dahh bocil!" ucap Yonathan keras dan langsung berlari menjauh sambil tertawa saat melihat Adik dari Lean itu sudah mengangkat kepalan tangan ke atas.

"Ih, awas aja ya, Kak Yona!" Lorain sedikit berteriak dan menghentakkan kaki. Kesal. Ia tidak bocil tahu!

Lean menggeleng melihatnya, setelah itu pamit ke Lorain dan Lillya karena ia dan Adelard harus belok ke arah lorong kelas 12.

Lorain masih mengerucutkan bibir saat Adelard mengelus kepalanya ringan, "Lo emang bocil." ucapnya.

Lorain melotot. Apa katanya tadi? Itu artinya ia ada di pihak Yonathan kampret!

"Kak El nyebelin!" Lorain melengos dan berlalu pergi. Lean yang pamit duluan malah ditinggal Adiknya. Hadeh.

"Eh Ra! Tungguin woi! Duluan Kak." Lillya mengejar Lorain yang berjalan tergesa menuju kelas.

"Lah, ngamuk? Emang bocil juga." Lean heran, menurutnya Lorain itu bocil. Bocah kecil. Dan akan selamanya begitu, Adiknya, bocil kesayangannya.

Adelard terkekeh ringan melihat punggung Lorain mengecil, "Udah ayo." dan berjalan ke kelas bersampingan dengan Lean.

Karena memang beberapa kelas belum kedatangan guru pengajar di jam ke empat, jadilah Lean dan Adelard menjadi pusat perhatian sebagian murid.

Bagaimana tidak? Lean yang memang sudah famous karena tampan, ramah dan baik berjalan dengan memasukkan kedua tangan ke saku celana. Tatapannya meneduhkan dan tenang.

Berjalan dengan Adelard yang covernya saja membuat mereka takut. Cincin hitam di jempol, telunjuk dan jari tengah. Juga dua gelang warna hitam di pergelangan tangan kanan. Sedangkan tangan kirinya melingkar jam tangan mahal sedang masuk ke saku celana.

Ya walaupun terkesan sangat bad, Adelard tetaplah menjadi pusat perhatian karena ketampanannya.

Mereka berdua berjalan santai sampai kelas. Adelard duduk di barisan belakang Yonathan. Lean berada di samping kanannya.

Dari Adelard dan Lean masuk kelas, ada satu murid yang menatap Adelard lekat. Bahkan melihat Adelard sampai duduk di bangku dan melihat sisi kiri. Taman sekolah.

Setelahnya ia memutus pandangan dari Adelard saat guru masuk kelas.

>>>●<<<

Lillya melihat Lorain yang masih saja cemberut dengan mata malas menatap papan tulis sesekali.

"Udah kali Ra, ngambeknya." interupsi Lillya.

Lorain menoleh, "Aku gak bocil, Lilly." ucapnya dengan mata menajam singkat ke Lillya.

"Iya iya gak bocil," Lorain sumringah mendengarnya.

"Tapi little kan?" lanjut Lillya yang mana membuat raut Lorain berubah seperti akan menangis.

Lillya terbahak melihatnya. Ia sangat senang menjahili Lorain. Apalagi sampai menangis.

"Hahaha, enggak enggak. Lo gak bocil. Kak Yona sama Kak Adelard cuma bercanda tadi." ucap Lillya menenangkan Lorain yang siap menumpahkan air mata karena di ejek.

LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang