19. Where?

804 31 2
                                    

Tandai typo.

°•○●♤●○•°

"Kak ih!"

Lorain kesal sendiri melihat Kakaknya yang dengan tanpa dosa menghabiskan hampir separuh stroberi coklat miliknya.

"Apa sih?" tanya Lean yang fokus menonton televisi. Dan ajaibnya, mulut juga tangannya tak lepas dari stroberi coklat yang manis tersebut.

"Kak Lean ngeselin!"

Lorain berpaling dari Lean sambil bersedekap dada, "Masa aku gak di kasih bagian sih!" ucapnya dengan bibir mengerucut juga alis menukik tajam.

Spontan Lean menunduk, menatap kotak coklat di sampingnya. Benar saja, saat ia melihat hanya tersisa lima stroberi coklat disana.

Lean tentu tak melewatkan makanan manis itu meskipun ia tak maniak seperti Adiknya.

Kemudian ia terkekeh ringan melihat Adiknya yang merajuk. Ia mengambil tisu di meja dan melap jari-jarinya yang kotor.

"Nanti Kakak beliin deh. Gimana?" tanyanya sambil mengelus kepala Lorain ringan.

"Gak mau!" tolak Lorain keras.

"Terus maunya apa?" tanya Lean merubah posisi duduknya menghadap Lorain.

Lorain tak menjawab, hidungnya memerah. Ia ingin menangis saja rasanya.

Dan benar saja, dadanya sesak menahan tangis yang berakhir terisak pelan dengan masih bersedekap dada.

"Lah, kok nangis sih Dek?" Lean beringsut maju memeluk Adiknya ringan.

"Kenapa?" tanyanya lagi dengan mengelus pipi Lorain yang banjir air mata.

Lorain masih terus terisak. Lean jadi bingung sendiri.

Untung saja orang tuanya tidak ada di rumah. Mereka sedang ada acara di luar. Kalau saja ada dan anak gadisnya yang menggemaskan ini menangis, bisa-bisa pengang telinganya karena kemarahan mereka.

"Maaf." ucapnya pelan sambil mengecup pelipis Adiknya sayang. Satu tangannya merangkul Lorain untuk bersandar padanya. Dan satunya lagi untuk mengirim pesan ke seseorang.

Lorain masih saja terisak. Ini hari pertamanya datang bulan, meskipun baru sore tadi. Perasaanya jadi sangat sensitif.

"Udah dong nangisnya, nanti pusing. Kakak minta maaf, ya?" ucapnya sambil mengusap hampir setengah wajah Lorain dengan telapak tangannya yang besar.

Lorain mengangguk dan mengusap sendiri pipinya yang basah. Ia menerima kotak coklat yang isinya tersisa lima dari Lean.

Asik dengan dunia masing-masing, bel rumah berbunyi nyaring.

Lean langsung beranjak dari duduknya. Lorain sendiri masih mengunyah stroberi coklat dengan santai.

Tiba-tiba saja pandangannya tertutup oleh paper bag putih sedang. Ia mendongak, melihat Adelard tersenyum tipis ke arahnya.

"Eh," Lorain mengernyit dengan pipi mengembung karena ada stroberi.

"Kak El disini? Ngapain?" tanya Lorain heran.

"Nganter ini." jawab Adelard sambil menggoyangkan paper bag yang ia bawa. Adelard bisa melihat bekas air mata di sudut mata Lorain.

Lorain mengernyit dan langsung memasukkan sisa potongan stroberi yang ia gigit tadi. Mengambil tisu dan membersihkan jarinya sebentar sebelum mengambil paper bag di tangan Adelard.

Lorain bisa melihat copy paste dari kotak coklat yang ia pangku tadi setelah mengeluarkan isi dari paper bag yang Adelard bawa. Bahkan isi dalam kotak itu sama persis.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang