Bagian 4: Bangun Pagi

317 81 6
                                    

Ah... sepertinya Joohyun datang terlalu awal lagi. Terbukti dengan betapa sepinya kelas yang akan menjadi tempatnya belajar. Tak ada siapapun kecuali Joohyun yang berada di ambang pintu.

Kakinya ia langkahkan menuju meja miliknya. Setelah duduk, matanya menangkap jam dinding di kelas yang menunjukkan pukul 07.15 pagi.

Sudah menjadi kebiasaan Joohyun untuk berangkat pagi-pagi ke sekolahnya. Padahal jelas-jelas sekolahnya dimulai jam 08.00. Setidaknya, dengan hal ini ia bisa sedikit mengulas apa yang akan dipelajari hari ini.

Kenapa ia tak melakukannya di rumah saja? Jawabannya adalah, Joohyun tidak mau dirinya diganggu dengan rasa panik. Rasa panik bahwa jam sekolah sebentar lagi tiba.

Jika ia melakukan hal itu di sekolah seperti ini, Joohyun tak perlu merasa panik lagi. Ditambah ia bisa menghabiskan waktunya menunggu bel menjadi bermanfaat.

Waktu berlalu. Kelas yang semula sepi, mulai terisi dengan kedatangan para murid. Kendati begitu, Joohyun tidak merasa terganggu.

"Hei, hari ini aku memecah rekor bangun pagiku!"

"Oh, ya?"

"Heem. Jika biasanya aku bangun jam 07.00, hari ini aku bangun jam 06.45! Bukankah itu keren?"

"Keren apanya? Aku bisa bangun lebih pagi dari jam itu!"

"Ah, aku tidak percaya!"

Indra pendengaran Joohyun menangkap jelas obrolan Kang Seulgi dengan teman-temannya. Bukan rasa iri lagi yang muncul di hati Joohyun. Melainkan rasa meremehkan karena Joohyun selalu bangun jam 05.00 pagi tanpa menggunakan alarm apapun.

Bagaimana bisa? Mudah saja. Joohyun hanya perlu mengatur jadwal tidurnya dengan baik dan membiasakan dirinya untuk bangun pada pukul 05.00 pagi. Walau, matanya menolak untuk melakukan hal tersebut.

Selain dapat bangun lebih awal, Joohyun bisa membantu orang tuanya melakukan pekerjaan rumah. Juga, ia bisa mengecek kembali apa-apa saja yang akan dibawanya ke sekolah.

Terdengar mustahil. Tapi Joohyun bisa melakukan semuanya.

"Kalau begitu, aku menantangmu untuk datang lebih awal ke sekolah ini!" ujar salah satu teman Seulgi.

"Ayo! Siapa takut?" balas Seulgi semangat.

Joohyun yang sedari tadi hanya diam saja di kursinya, jadi penasaran dengan 'pertandingan' Kang Seulgi dan temannya. Kira-kira, apa Kang Seulgi sanggup untuk memenuhi tantangan temannya itu? Entahlah, Joohyun hanya bisa menimbang-nimbang kemungkinan tersebut.

 Kira-kira, apa Kang Seulgi sanggup untuk memenuhi tantangan temannya itu? Entahlah, Joohyun hanya bisa menimbang-nimbang kemungkinan tersebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Esoknya, Joohyun kembali datang lebih awal ke sekolahnya. Tak seperti kemarin, ia mendapatkan seorang siswi yang tengah duduk di kursinya sambil menopang dagu.

Rupanya Kang Seulgi sanggup memenuhi tantangan temannya. Entah mengapa, pemandangan yang tersuguh membuat Joohyun terkikik geli.

"Hm, Joohyun?" ucap Seulgi. Tersirat nada bingung dari gadis yang menjadi teman sebangkunya.

"Ya?" balas Joohyun santai seraya mendaratkan bokongnya di kursi.

"Kenapa kau datang ke sekolah sepagi ini?" tanyanya bingung.

Joohyun tersenyum. "Aku memang biasa datang sepagi ini." Balasan enteng Joohyun mampu membuat si gadis pemilik mata monoloid menganga tak percaya.

"Akh, sial! Aku merasa dikalahkan!" Monolog Seulgi membuat Joohyun terkekeh.

Tak ada obrolan lagi di antara keduanya. Joohyun sedang sibuk berkutat dengan buku pelajarannya dan Seulgi yang berusaha sekuat tenaga menahan dirinya supaya tidak terlelap.

"Hoaam, aku mengantuk!" keluh Seulgi yang pada akhirnya tumbang. Ia meletakkan kepalanya di mejanya.

"Lalu, kenapa kau menerima tantangan temanmu?" tanya Joohyun. Untuk sejenak, ia mengalihkan perhatiannya ke arah Kang Seulgi.

"Eng? Kau tahu dari mana aku bermain tantangan dengan temanku?" Sial. Joohyun keceplosan.

"Uhm, maaf... aku tidak sengaja mendengarkan obrolan kalian." Seulgi menganggukkan kepalanya pelan tanda mengerti. Berbeda jauh dengan prasangka Joohyun yang mengira Seulgi akan marah atau semacamnya.

"Kau tidak marah?" tanyanya hati-hati.

"Untuk apa?" Bukannya menjawab, justru si pemilik mata monoloid itu balik bertanya. Sontak Joohyun merasa bodoh.

Kala dirinya hendak kembali berkutat dengan buku, gendang telinga Joohyun menangkap suara dengkuran halus. Gadis itu pun menoleh ke arah sumber suara dan menemukan Kang Seulgi yang terlelap di mejanya.

Tak bisa dipungkiri, Kang Seulgi terlihat menggemaskan ketika dirinya tidur. Pipi gembil itu seolah menghipnotis Joohyun untuk mencubitnya dengan gemas. Tapi, ia harus menahan perasaan itu jika tidak mau Seulgi merasa terusik. Jadi, ia pun membiarkan Kang Seulgi terlelap dengan tenang.

Kang Seulgi dan Bae Joohyun itu berbeda. Seulgi adalah gadis yang tak biasa bangun pagi. Sementara Joohyun, dirinya dapat bangun pagi tanpa menggunakan alarm apapun.

Bersambung...

Vote dan komen kalau kalian suka bab ini:>

Share atau tambahin cerita ini ke reading list kalian. Kasih tahu temen-temen kalian ada cerita tambahan buat library mereka:D

Terimakasih!!

𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang