Terhitung, sudah empat hari Kang Seulgi menemani Joohyun berlibur di rumah neneknya. Selama itu, Seulgi merasa sedang melakukan pelatihan militer.
Kendati kini ia tengah berlibur, namun dengan aturan yang sudah disiapkan oleh Nenek Bae, membuatnya merasa tengah mengikuti kelas tambahan kemiliteran.
Bagaimana tidak? Seulgi yang terbiasa bangun pukul 08.00 pagi di hari liburnya harus bangun pukul 06.00 pagi sekarang.
Setelah bangun pagi, Seulgi akan pergi mandi dan sarapan sebelum membantu Joohyun dan Nenek Bae mengerjakan pekerjaan rumah. Seulgi tidak masalah jika diminta untuk mengerjakan pekerjaan rumah, hanya saja matanya terkadang tak ingin terbuka lebar karena waktu tidurnya berkurang.
Setelah makan siang, Joohyun dan Seulgi diperbolehkan melakukan apa pun yang mereka inginkan. Tapi, setelah pukul 16.00 sore, mereka perlu membantu Nenek Bae mengurus kebunnya.
Malam hari adalah waktu favorit Seulgi. Sebab, Nenek Bae akan memperbolehkan mereka melakukan apa pun seusai makan malam dengan syarat mereka harus pergi tidur sebelum pukul 00.00 malam.
Waktu tersebut akan Seulgi manfaatkan untuk mengisi ulang baterai sosialnya dengan melakukan kegiatan apa pun dengan Joohyun. Entah itu mengobrol atau pun bermain permainan acak.
Berbanding terbalik dengan Seulgi yang tak terbiasa dengan aturan Nenek Bae, Joohyun dapat melaksanakan aturan tersebut dengan mudah. Mungkin itu pengaruh telah berlibur di rumah neneknya selama liburan musim panas.
Kadang kala, Joohyun hanya bisa terkekeh kecil melihat Seulgi yang mengeluh atas peraturan sang nenek. Seperti sekarang, mereka tengah duduk di pekarang rumah Nenek Bae seraya memakan es krim semangka. Terdengar celotehan si gadis Kang yang membahas soal peraturan milik nenek Joohyun.
"Ya, kau, tahu? Rasanya aku seperti mengikuti kelas tambahan kemiliteran!" ujar Seulgi sebelum melahap habis sisa es krim semangkanya.
"Dan kau curang sekali karena merasa tak keberatan dengan hal itu~" sambung Seulgi.
Joohyun menggelengkan kepalanya pelan, membantah asumsi milik si gadis Kang. "Aku merasa tak keberatan dikarenakan telah terbiasa. Kau perlu tahu, pada awalnya pun aku merasa putus asa," katanya.
Seulgi mengulas sebuah senyum lebar di wajahnya. Ia bilang, "Aku salut denganmu, Joohyun. Kau dapat mudah beradaptasi dalam situasi seperti ini, tidak sepertiku yang mudah mengeluh."
"Kau juga hebat, Seulgi. Kau pandai beradaptasi dalam keadaan sosial mana pun. Bahkan orang-orang dengan mudah bisa menyukaimu," balas Joohyun.
"Kalau begitu, kita sama-sama hebat!"
Joohyun terkekeh pelan. "Iya."
Di saat asyik berbincang ria, suara langkah kaki berhasil menarik atensi keduanya. Tampak dengan dua mata mereka sosok Nenek Bae.
"Sore nanti kita tidak akan pergi ke kebun. Sebelum berangkat, jangan lupa menggunakan sepatu boots. Aku sudah menyiapkannya, jadi kalian hanya perlu memakainya saja," ucap Nenek Bae. Tanpa menunggu balasan apa pun dari dua gadis muda di hadapannya, wanita paruh baya itu melenggang kembali ke rumahnya.
Joohyun dan Seulgi saling bertukar pandang. Seulgi memberi sinyal yang menanyakan, 'tempat apa yang akan kita kunjungi nanti?' Dan Joohyun hanya mengedikkan bahunya tanda tak tahu.
-🐰-
"Woah! Sungai!!" seru Seulgi dengan matanya yang berbinar-binar. Rasnya senang sekali bisa melihat jernihnya aliran sungai. Ditambah lagi, ikan-ikan tampak meliuk-liuk di sana.
"Oh, apa kita akan menangkap ikan, nenek?" tanya Joohyun kepada sang nenek.
"Ya, benar. Kebetulan temanmu itu bagus sekali nafsu makannya, jadi aku berniat memasakkan ikan yang baik untuk asupan nutrisinya." Nenek Bae menjawab pertanyaan cucunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎
Fanfictionᴋᴀɴɢ sᴇᴜʟɢɪ ᴅᴀɴ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ ɪᴛᴜ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ. ᴋᴀɴɢ sᴇᴜʟɢɪ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪᴘᴇ ɢᴀᴅɪs sᴜᴘᴇʟ ᴀᴛʟᴇᴛɪᴋ ʏᴀɴɢ sᴇʟᴀʟᴜ ʙᴇʀsᴇᴍᴀɴɢᴀᴛ. sᴇᴍᴇɴᴛᴀʀᴀ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪᴘᴇ ɢᴀᴅɪs ᴘᴇᴍᴀʟᴜ ᴄᴇʀᴅᴀs ʏᴀɴɢ sᴀɴᴛᴀɪ. ᴋᴇɴᴅᴀᴛɪ ʙᴇɢɪᴛᴜ, sᴇᴍᴇsᴛᴀ ᴊᴜsᴛʀᴜ ᴍᴇɴʏᴀᴛᴜᴋᴀɴ ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ. ɢɪʀʟs ʟᴏᴠᴇ (ɢ×ɢ) ᴛɪᴅ...