Bagian 15: Sepeda

193 46 4
                                    

Kring, kring!

Joohyun yang tengah bersantai di pekarang rumah seraya mengipasi dirinya, dibuat terkejut akan sosok Kang Seulgi yang berada di hadapannya dengan sebuah sepeda.

"Ayo temani aku bersepeda di sekitar, Joohyun," ajak Seulgi.

"Sepeda itu milik siapa?" tanya Joohyun seraya bangkit untuk menghampiri Seulgi.

"Tadi aku bertemu beberapa anak SMP di depan toko Pak Hwang. Setelah berbicara dengan mereka sebentar, aku pun meminjam sepeda dari salah satu mereka," jawab Seulgi.

"Kau tidak melakukan hal-hal yang aneh, kan, Seulgi?" tanya Joohyun lagi.

"Tidak~ tenang saja."

"Ayo, aku sudah tidak sabar untuk bersepeda~"

"Baiklah."

Joohyun pertama-tama pergi menghampiri neneknya untuk meminta izin pergi menemani si gadis Kang bersepeda, lalu kembali menemui Seulgi dan duduk di kursi penumpang sepeda tersebut.

"Siap?" Seulgi bertanya memastikan kepada Joohyun.

"Siap." Joohyun menyahuti pertanyaan Seulgi.

Dengan begitu, kaki Seulgi pun mengayuh sepedanya. Membawanya juga Joohyun untuk berkeliling di sekitar daerah tersebut.

Angin sepoi-sepoi musim panas menerpa wajah Joohyun. Walau hari ini lebih panas dibanding hari-hari sebelumnya, tak mengurangi sedikit pun asyiknya berbonceng sepeda bersama Seulgi.

Manik mata indah Joohyun tanpa sadar terpaku pada sosok yang tengah memboncengnya. Kang Seulgi. Gadis yang sedikit lebih tinggi itu memblokir pancaran sinar matahari darinya.

Rambutnya yang panjang dan bahunya yang tak lebar namun tampak kokoh. Gadis yang Joohyun pikir tak mungkin dapat didekati oleh sosok sepertinya, sekarang justru berteman bersamanya. Pergi bermain bersama Joohyun, mengajaknya mencoba hal-hal baru hingga sekarang menemaninya liburan musim panas di rumah neneknya.

Selayaknya matahari, Seulgi datang menyinari hari-harinya. Membuat harinya yang terasa biasa menjadi menyenangkan.

Dan sepertinya... Joohyun sudah terlanjur nyaman berada di sisi Seulgi. Ia jadi khawatir membayangkan Seulgi yang mungkin saja meninggalkannya. Tiba-tiba, terlintas percakapannya tempo lalu soal Seulgi yang bertanya-tanya, apakah mereka akan tetap bertemu setelah lulus SMA?

"Joohyun." Suara panggilan lembut yang keluar dari mulut Seulgi sukses membuyarkan lamunan Joohyun.

"Ah, ya?" Joohyun menjawab panggilan si gadis Kang.

"Ayo kita berteduh di bawah pohon itu sebentar," ajak Seulgi sambil menunjuk sebuah pohon rindang yang tak jauh dari posisi mereka.

"Oh, baiklah."

Dengan begitu, kedua gadis tersebut pun duduk bersama di bawah pohon rindang yang ditunjuk Seulgi tadi. Mereka berdua sama-sama terdiam, tidak tertarik sama sekali untuk memulai pembicaraan.

Anehnya, biasanya di saat-saat seperti ini, Joohyun akan merasa canggung dan tak nyaman. Hal itu mengharuskan otaknya berputar untuk mencari topik supaya dirinya dan sang lawan bicara tak merasa canggung. Tapi kali ini, ia justru merasa nyaman dengan kesunyian tersebut.

"Sepeda mengingatkanku dengan ibuku," ujar Seulgi memutus suasana hening di antara mereka.

"Ah, apa ibumu senang bersepeda?" tanya Joohyun.

"Ya. Ibuku juga adalah sosok yang atletis, dia sosok yang menginspirasiku untuk menyukai hal-hal berbau olahraga," jelas si gadis Kang.

"Ibuku ahli dalam segala bidang olahraga dan anugerahnya itu mengalir ke dalam diriku. Di antara banyaknya bidang olahraga di luar sana, ibuku sangat menyukai sekali bersepeda. Setiap akhir pekan, pasti ibuku akan mengajakku bersepeda. Kadang-kadang ayahku juga akan ikut bersepeda bersama kami."

𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang