Bagian 5: Ramalan Cuaca

296 81 6
                                    

Zrasshh!

Hujan datang mengguyur ibu kota milik Korea tersebut. Tampak siswa dan siswi yang tak membawa payung ataupun jas hujan terjebak di sekolah. Mereka pun terpaksa menunggu hingga hujan reda.

Joohyun tidak termasuk dalam kategori siswa-siswi tersebut. Itu karena dirinya sudah bersiap-siap membawa payung. Ramalan cuaca yang biasa ia tonton ketika sarapan sudah memperingatinya untuk membawa payung.

Walau terkesan remeh, tapi Joohyun yakin ia tak akan sia-sia memberikan seluruh atensinya pada acara tersebut. Dan semuanya terbukti sekarang.

Manik mata indah Joohyun menangkap seorang gadis berperawakan tidak terlalu jangkung tengah menggerutu kesal. Itu Kang Seulgi. Dan sepertinya ia tak membawa payung maupun jas hujan.

Bukan urusannya jika Seulgi tak membawa payung ataupun jas hujan. Namun, pikiran itu segera lenyap ketika ia mendapatkan Seulgi hendak berlari menembus derasnya hujan.

Panik, Joohyun tak sadar bahwa dirinya mencengkram erat tas Seulgi. Menyebabkan sang empu juga dirinya terjatuh ke belakang.

"Joohyun?" gumam Seulgi. Sadar ia menimpa tubuh mungil Joohyun, Seulgi segera bangkit. Tak lupa ia juga membantu Joohyun untuk berdiri.

"Kau tak apa?" tanya Seulgi khawatir.

"Uhm, i-iya," jawab Joohyun. Gadis itu merasa malu karena telah melakukan aksi bodoh.

"Maaf tadi aku menarikmu tiba-tiba," ucap Joohyun.

"Tenanglah~" balas Seulgi dengan senyuman khasnya.

"Omong-omong, ada apa kau menarikku?"

"Engg... aku panik karena kau akan berlari tanpa payung atau jas hujan." Seulgi mengerjap-ngerjapkan matanya tak percaya. Hanya itu? Ia pikir ada hal gawat yang membuat Joohyun menariknya.

"Jangan begitu... kau mau terkena demam?" kata Joohyun pelan. Seulgi pun menghela napasnya frustasi.

"Aku tidak bisa jika harus berdiam menunggu. Hari ini aku ada jadwal les. Ayahku akan murka jika tahu aku membolos," ungkapnya. Mata monoloid yang terkesan mengintimidasi itu kini menatap lesu ke arah Joohyun.

"Ayo, kuantar kau," ajak Joohyun. Ia lantas membuka payungnya.

Seulgi menggeleng. Gadis itu tak ingin merepotkan Joohyun.

Tatapan lembut dilemparkan oleh Joohyun kepada si gadis Kang. Tangannya sudah terulur meminta Seulgi untuk menerimanya. Tidak lupa, senyuman cantik terpatri di wajah Joohyun.

Tidak bisa menolak, Seulgi pada akhirnya menerima tawaran Joohyun. Mereka pun segera pergi menuju tempat les Seulgi.

"Wah, sial! Kenapa hujan lagi?" Seulgi menggeram kesal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wah, sial! Kenapa hujan lagi?" Seulgi menggeram kesal. Pasalnya, di pagi hari hingga siang tadi langit sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan hujan.

Ketika tengah sibuk menggerutu dengan cuaca yang terjadi, seorang gadis membuka payungnya di depan mata Seulgi. Ingin melayangkan protes, tapi segera ia urungkan niat itu kala mengetahui siapa sosok gadis itu. Rupanya Bae Joohyun.

"Mau pulang bersamaku lagi?" tawar Joohyun. Lagi, tangannya terulur meminta Seulgi untuk menerimanya.

Seulgi tampak berpikir sebentar. Yah, apa salahnya menerima tawaran Joohyun? Jadilah Seulgi menerima uluran tangan gadis mungil itu dan pulang bersamanya.

Walaupun perbedaan tinggi badan keduanya tidak terlalu jauh, Seulgi menawarkan dirinya untuk memegang gagang payung milik Joohyun. Sempat menolak, akhirnya Joohyun membiarkan si gadis Kang memegang gagang payungnya.

Suasana hening menyelimuti perjalanan keduanya. Pada saat seperti ini Joohyun memutar keras otaknya mencari topik pembicaraan. Otaknya bahkan berkerja lebih keras dibanding ketika ia mencoba memecahkan sebuah soal.

"Ayo menepi di sana." Seulgi bersuara membunyarkan kegiatan mencari topik milik Joohyun. Indra pandangannya mengikuti sesuai arahan yang ditunjukkan oleh Seulgi. Sebuah minimarket.

Setelah sepakat, mereka pun menepi dan duduk di sebuah bangku depan minimarket.

"Hei, bagaimana bisa kau membawa payung di pagi yang cerah tadi?" tanya Seulgi membuka topik di antara keduanya.

"Aku menonton acara ramalan cuaca," jawab Joohyun.

"Serius kau menonton acara itu?" Seulgi kembali bertanya. Kali ini Joohyun menganggukan kepalanya sebagai jawaban.

"Ayahku bilang, walaupun remeh, acara itu akan sangat membantuku. Dan ia benar," kata Joohyun.

"Awalnya aku tak percaya. Hingga aku mulai mencoba untuk menonton acara itu dan mengikuti instruksi yang diberikan mereka. Setidaknya aku bisa menjadi lebih berhati-hati."

"Uukhh! Kalau begitu aku juga akan mulai menonton acara ramalan cuaca!" seru Seulgi bersemangat. Joohyun terkekeh melihat tingkah gadis di sampingnya itu.

"Tapi kau harus bangun lebih pagi jika ingin menonton acaranya." Seketika semangat membara Seulgi lenyap mendengar penuturan tersebut.

"Ah, kalau begitu aku menyerah."

"Jangan begitu. Kau, kan, bisa mencobanya secara perlahan." Joohyun berusaha menyemangati Seulgi.

"Aku akan mempertimbangkannya."

Tanpa disadari, obrolan keduanya terus mengalir. Dinginnya cuaca hujan seolah pergi karena pembicaraan mengasyikkan keduanya. Entah ada apa dengan perasaannya. Yang jelas, Joohyun merasa hangat bisa mengobrol bersama Kang Seulgi.

"Bae Joohyuuunn!!" Seperti yang sudah menjadi keharusannya, Joohyun mencari tahu dari mana sumber panggilan itu berasal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bae Joohyuuunn!!" Seperti yang sudah menjadi keharusannya, Joohyun mencari tahu dari mana sumber panggilan itu berasal. Rupanya suara itu berasal dari lapangan sekolah. Kebetulan ia sedang berada di lantai 2 sekolah, jadi ia harus menunduk ke bawah. Ditemukannya sosok Kang Seulgi yang tampak melambai-lambaikan telapak tangannya.

Joohyun balas melambaikan tangannya sebelum berlari menyusul gadis yang entah sejak kapan menjadi temannya. Sesampainya di sana, pemandangan yang ia temukan adalah sosok Kang Seulgi tengah tersenyum hingga menenggelamkan matanya.

"Hari ini kau bawa payung, ya?" ujar Joohyun dibalas anggukan semangat Seulgi.

"Iya! Aku mengikuti saranmu. Sekarang aku tidak perlu merepotkanmu lagi, hehehe," ucap Seulgi.

Seraya berbincang, kedua gadis itu mulai melangkahkan kakinya menuju area luar sekolah. Perjalanan pulang menjadi terasa menyenangkan dengan hadirnya Seulgi.

Kang Seulgi dan Bae Joohyun itu berbeda. Seulgi bukanlah gadis yang biasa menonton acara ramalan cuaca. Sementara Joohyun, ia selalu melakukannya di kala sarapan paginya. Dengan begitu, ia tak perlu bingung untuk membawa payungnya atau tidak.

Bersambung...

Vote dan komen kalau kalian suka bab ini:>

Share atau tambahin cerita ini ke reading list kalian. Kasih tahu temen-temen kalian ada cerita tambahan buat library mereka:D

Terimakasih!!

𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang