Bagian 1: Supel

1K 100 14
                                    

Tahun ajaran baru telah tiba. Udara hangat musim semi mulai menyapa negeri gingseng itu.

Terlihat para siswa dan siswi yang mengenakan seragam rapi dibalut jaket berjalan beriringan menuju sekolah. Dan dari sekian banyaknya kerumunan siswa-siswi, ada seorang gadis yang berjalan sendirian.

Di dalam hati sang gadis, ia bertanya-tanya, kelas manakah yang akan ia tempati? Akankah teman-teman di tahun ajaran pertamanya di kelas yang sama? Sayang, sang gadis hanya dapat berharap-harap cemas.

Kakinya sudah menapak di depan papan pengumuman sekolah. Terdapat kerumunan para siswa dan siswi yang mencari namanya di sana. Dengan sedikit usaha, akhirnya sang gadis berhasil menemukan namanya.

Nama 'Bae Joohyun' jelas tertera di rentetan baris nama siswa dan siswi kelas 11-2. Sekarang, waktunya mencari nama teman-temannya.

"Ah, sayang kita tidak sekelas ya, Joohyun." Sebuah suara mengalihkan perhatian sang gadis dari acara mencari nama teman-temannya tersebut. Cepat-cepat ia menoleh dan menemukan sosok gadis dengan mata kucing.

"Sial. Mengapa sekolah sangat menyukai mengacak-acak nama kita?" lanjut sang gadis pemilik mata kucing.

"Ya, walaupun begitu. Kita tetap bisa bertemu, kan, di jam istirahat?"

"Iya, benar."

"Mau pergi bersama ke kelas?"

"Ayo."

Menerima tawaran dari temannya, Joohyun dengan temannya itu berjalan bersama menuju kelas. Setidaknya, mereka bisa memanfaatkan waktu tersebut sebelum berpisah menuju kelas masing-masing.

Obrolan seru membuat perjalanan keduanya tak terasa. Sekarang adalah waktunya berpisah. Setelah melambai kecil ke arah temannya, Joohyun melangkah masuk ke dalam kelas.

Sepertinya ia datang terlalu awal. Hanya tampak dua orang siswi saja yang tengah berbicara di kursi pojok ruang kelas. Tapi Joohyun sudah biasa dengan suasana itu. Jadi, ia pun berjalan mencari kursi yang menurutnya strategis untuk ditempati.

"Aku rasa ini bagus." Joohyun bermonolog sendiri. Gadis itu memilih untuk duduk di barisan kursi ketiga dari dua rentetan bangku sebelah kiri. Selain mendapatkan cahaya yang bagus, ia dapat melihat papan tulis dengan jelas.

Dan untuk sekarang, Joohyun hanya perlu menunggu sampai jam pelajaran pertama berbunyi.

Menit demi menit berlalu. Joohyun hanya berdiam duduk memerhatikan orang-orang mulai saling bercengkerama. Bahkan kursi di sebelahnya saja seolah enggan ditempati oleh siswa dan siswi di kelasnya. Joohyun pasrah.

Pada titik ini, ia selalu membenci sistem pertukaran kelas yang dilakukan tiap sekolah di mana menjadi tempatnya menimba ilmu. Memang bagus ia akan mendapatkan suasana kelas baru ataupun teman baru. Namun, ia bukan ahli dalam membuat teman.

Joohyun menopang dagunya menggunakan kedua telapak tangannya. Manik mata indahnya tertuju pada benda bulat yang terdapat jarum dan angka-angka di dalamnya. Jarum dari benda itu menunjukkan pukul 07.45. Jika ia tetap bersabar, pasti bel nyaring pertanda jam pelajaran pertama akan segera berbunyi.

Kriiingg!!

Akhirnya... bel jam pertama berbunyi. Dengan semangat, gadis Bae itu menegakkan tubuhnya. Kira-kira, orang seperti apa wali kelasnya kali ini?

Terdengar langkah kaki menuju kelas, membuat para siswa dan siswi menghentikan kegiatan bercengkeramanya. Mereka segera kembali ke kursinya masing-masing.

Seorang pria berpakaian rapi melangkah masuk ke kelas. Sudah pasti pria itu adalah wali kelas di tahun ajaran kedua para siswa dan sisiwi yang menempati kelas ini.

𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang