Musim dingin telah tiba. Begitu pula dengan liburan sekolah. Berbeda dengan liburan musim panas sebelumnya, Joohyun memutuskan untuk berdiam diri saja di rumahnya.
Dan untuk pertama kali dalam hidupnya, Joohyun merasa bosan dan kesepian. Ada sesuatu yang kosong di hatinya. Ia sendiri cukup bertanya-tanya apa yang membuat hatinya itu kosong.
Hingga Joohyun sadar, dalam satu pekan liburan pertama di musim dingin ini, Seulgi sama sekali tak mengunjunginya. Sekadar mengirimkan pesan teks yang menanyakan kabar saja tidak. Rupanya... Joohyun merindukan sosok si gadis Kang itu.
'Hai, Seulgi, sudah lama tidak bertemu. Bagaimana kabarmu? Apa besok kau ada di rumah? Aku ingin datang berkunjung.'
Setelah mengetikan pesan singkat tersebut, Joohyun mengirimkannya pada kontak Seulgi. Berharap Seulgi akan membalas pesannya dengan cepat.
Sayangnya... 3 hari sudah Joohyun menunggu dan Seulgi tak kunjung membalas pesan teksnya. Bahkan si gadis Kang Seolah enggan membaca pesan teks darinya itu.
Joohyun tiba-tiba saja merasa sangat putus asa dan cemas. Pada akhirnya, hal yang ia takuti terjadi. Kang Seulgi meninggalkannya tanpa pemberitahuan apa pun.
Sia-sia saja Joohyun menelepon Seulgi. Nomor gadis itu sama sekali tidak aktif.
Berbagai terkaan muncul di benaknya. Semakin dirinya menerka apa yang sebenarnya terjadi, perkiraan-perkiraan yang tak menyenangkan semakin muncul di otaknya. Bagaimana jika terjadi sesuatu pada Seulgi yang mengakibatkan ia tak akan bertemu dengan si gadis Kang selamanya? Sialan. Ia tak ingin sampai hal itu benar-benar terjadi.
"Haaahh...!" Helaan napas kasar keluar untuk sekian kalinya. Joohyun menatap ke arah luar jendela kamarnya. Di luar sana salju turun cukup lebat. Yah, mau bagaimanapun ini sudah malam hari. Mungkin di esok hari Joohyun akan pergi ke rumah Seulgi untuk mengecek secara langsung keadaan gadis itu.
Dibalut mantel musim dinginnya yang hangat, Joohyun kini telah berdiri di hadapan rumah Kang Seulgi. Alisnya dibuat bertaut saat sadar betapa sepinya rumah di hadapannya itu. Seulgi memang hanya tinggal bersama sang ayah, hanya saja, kali ini rumah itu benar-benar tak memiliki tanda-tanda kehidupan.
Jantung Joohyun berdegup kencang. Perkiraan-perkiraan yang tak menyenangkan kembali mencuat di benak si gadis Bae.
Tenanglah, Bae Joohyun! batin Joohyun seraya mulai mengatur napasnya.
Langkahnya terhenti ketika sebuah suara menyapa gendang telinganya. "Ah, pasti kau Bae Joohyun, ya?" Cepat-cepat Joohyun menoleh dan mendapati seorang wanita paruh baya tengah tersenyum padanya.
Haah. Apa yang sebenarnya ia harapkan? Ia tahu bahwa suara tadi berbeda dengan suara milik Seulgi. Kenapa ia harus kecewa saat mendapati seorang wanita paruh baya?
"U-uhm, iya benar. Bagaimana nenek bisa tahu?" tanya Joohyun dengan sopan kepada wanita paruh baya yang menyapanya tadi.
"Aku pernah melihatmu beberapa kali berkunjung ke rumah Seulgi," jawabnya, "ah, omong-omong, Seulgi menitipkan sesuatu padaku. Katanya, jika kau mencarinya ke rumah, Seulgi tak akan berada di rumahnya selama liburan musim dingin ini."
KAMU SEDANG MEMBACA
𝙳𝚒𝚏𝚏𝚎𝚛𝚎𝚗𝚝 || 𝚂𝚎𝚞𝚕𝚁𝚎𝚗𝚎
Fanfictionᴋᴀɴɢ sᴇᴜʟɢɪ ᴅᴀɴ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ ɪᴛᴜ ʙᴇʀʙᴇᴅᴀ. ᴋᴀɴɢ sᴇᴜʟɢɪ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪᴘᴇ ɢᴀᴅɪs sᴜᴘᴇʟ ᴀᴛʟᴇᴛɪᴋ ʏᴀɴɢ sᴇʟᴀʟᴜ ʙᴇʀsᴇᴍᴀɴɢᴀᴛ. sᴇᴍᴇɴᴛᴀʀᴀ ʙᴀᴇ ᴊᴏᴏʜʏᴜɴ ᴀᴅᴀʟᴀʜ ᴛɪᴘᴇ ɢᴀᴅɪs ᴘᴇᴍᴀʟᴜ ᴄᴇʀᴅᴀs ʏᴀɴɢ sᴀɴᴛᴀɪ. ᴋᴇɴᴅᴀᴛɪ ʙᴇɢɪᴛᴜ, sᴇᴍᴇsᴛᴀ ᴊᴜsᴛʀᴜ ᴍᴇɴʏᴀᴛᴜᴋᴀɴ ᴋᴇᴅᴜᴀɴʏᴀ. ɢɪʀʟs ʟᴏᴠᴇ (ɢ×ɢ) ᴛɪᴅ...